TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 3 Faktor Pemicu Anak Marak Terlibat Kriminalitas 

Kasus kriminalitas dengan pelaku anak marak terjadi

Remaja terlibat tawuran diamankan Polres Metro Depok yang menyebabkan satu orang meninggal dunia. (IDNTimes/Dicky)

Jakarta, IDN Times - Kasus kriminalitas dengan korban dan pelaku berusia remaja marak terjadi belakangan ini. Mulai dari pembacokan, begal, hingga narkoba.

Terbaru, ada tiga remaja menjadi pelaku pembacokan pelajar yang ditangkap di Kampung Sindangpalay, Sukabumi, Jawa Barat. Aksi pembacokan ini bahkan dilakukan sambil melakukan siaran langsung di Instagram. Polisi pun menangkap tiga anak yakni DA (14), RA (14), dan ABB (14).

Pemerhati Anak dan Pendidikan, Retno Listyarti, mengungkapkan faktor terjadinya kasus kriminal dengan pelaku anak tersebut. Menurut dia, setidaknya ada tiga faktor mengapa anak melakukan tindak pidana.

"Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan seorang anak melakukan tindak pidana sehingga harus berhadapan dengan hukum atau berkonflik dengan hukum, yaitu faktor internal, eksternal, dan situsional," kata Retno kepada IDN Times, Kamis (30/3/2023).

Baca Juga: AG Kekasih Mario Dandy, Pelaku yang Dilindungi UU Perlindungan Anak

Baca Juga: Polisi Tangkap 3 Remaja yang Bacok Pelajar Sambil Live IG di Sukabumi

1. Pola asuh anak dan cara meniru orang tua

Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Lia Hutasoit)

Minimnya keteladanan dari orang tua atau orang dewasa di sekitar anak yang masih menjalani tumbuh kembang juga bisa menjadi faktor penyebab. Retno mengatakan, perilaku anak 70 persen meniru orang dewasa di sekitarnya.

Ia menjelaskan, faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri dan lingkungan keluarganya atau pengasuhan yang diterima.

"Misalnya, karena salah asuhan, salah didikan dari orang tua sehingga anak menjadi manja, selalu dibela sehingga anak tidak paham konsekuensi dari perbuatannya. Atau bisa juga karena anak diasuh dengan kekerasan oleh orang tuanya sehingga anak bisa berpotensi kuat menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari. Bisa di lingkungan sekolah atau lingkungan pergaulan anak," kata dia.

Baca Juga: Gangster Remaja di Surabaya Berulah Lagi, 1 Orang Kena Bacok

2. Faktor eksternal dari sekolah dan pergaulan hingga media sosial

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mendatangi tersangka tawuran remaja di Polres Metro Depok. (IDNTimes/Dicky)

Faktor eksternal, kata dia, berasal dari luar. Misalnya dari lingkungan sekolah, pergaulan, hingga lingkungan masyarakat. Termasuk pengaruh dari dunia maya yang tanpa aturan atau edukasi dan tidak diawasi orang dewasa.

Anak yang kerap mengakses konten kekerasan, ujar Retno, bisa saja meniru konten tersebut. Misalnya game online yang berisi kekerasan dan film.

"Selain itu, anak bisa juga kecanduan konten pornografi dan kemudian melakukan kekerasan seksual pada teman sepermainan atau sebaya. Dalam sejumlah kasus anak melakukan kejahatan seksual atau malah jadi korban kejahatan seksual, seperti di Mojokerto dan Bogor," ujar Retno.

Baca Juga: 6 Remaja di Palembang Lakukan Begal, Tak Takut Bacok Korban

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya