TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hoaks Pelecehan BEM UNY Diharapkan Tak Bungkam Korban Kekerasan Seksual

Ada mekanisme agar ruang aman korban tidak ditutup

Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani dalam acara puncak perayaan 25 Tahun Komnas Perempuan di Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Dugaan kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) viral di media sosial, namun belakangan kasus itu terungkap sebagai hoaks. Hal ini bisa berimplikasi pada kebenaran kasus kekerasan seksual yang asli, karena kasus kekerasan seksual dijadikan informasi bohong dan berpotensi membuat publik tak percaya dari laporan korban.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengungkapkan sangatlah sulit bagi perempuan korban, khususnya kekerasan seksual untuk menyatakan apa yang dialami.

“Karena itu kami mengimbau agar semua pihak tidak menjadikan ini sebagai preseden yang justru untuk membungkam korban,” kata dia saat ditemui awak media, di Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).

Baca Juga: Ini Motif Pelaku Bikin Hoaks Pelecehan Seksual BEM UNY

1. Ruang aman bagi korban tidak akan ditutup

Andy Yentriyani, Komisioner Komnas Perempuan/ Pimpinan Transisi (Tangkap Layar Facebook/IDN Times)

Dia mengajak agar publik mampu memberi beri ruang yang seluas-luasnya agar korban kasus kekerasan seksual lainnya bisa bersuara dengan aman dan tidak mendapat pembungkaman karena kasus hoaks seperti ini.

“Jika pun ini digunakan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab, ada mekanisme yang bisa kita gunakan untuk memastikan ruang aman bagi korban tidak ditutup,” kata Andy.

Baca Juga: Peran Orang Tua dan Pola Asuh Jadi Kunci Mitigasi Kekerasan pada Anak

2. Untuk korban kekerasan seksual yang ada jangan takut suarakan kasus

Mahasiswa jadi tersangka penyebaran hoaks pelecehan seksual anggota BEM UNY. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Andy mengungkapkan, korban kekerasan seksual bisa menyuarakan kasusnya pada berbagai pihak untuk mendapatkan bantuan. Maka dari itu, dia mengajak agar korban kekerasan seksual diluar sana bisa berani melaporkan kasusnya meski perjuangan tak mudah.

“Banyak lembaga yang punya kepedulian dan dimandatkan untuk memastikan kekerasan seksual dapat ditangani dengan baik. Jangan ragu untuk melaporkan kasusnya, perjuangan memang tidak gampang tapi suara korban adalah kekuatan untuk membuat perubahan,” ujarnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya