Hoaks Pelecehan BEM UNY Diharapkan Tak Bungkam Korban Kekerasan Seksual
Ada mekanisme agar ruang aman korban tidak ditutup
Jakarta, IDN Times - Dugaan kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) viral di media sosial, namun belakangan kasus itu terungkap sebagai hoaks. Hal ini bisa berimplikasi pada kebenaran kasus kekerasan seksual yang asli, karena kasus kekerasan seksual dijadikan informasi bohong dan berpotensi membuat publik tak percaya dari laporan korban.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengungkapkan sangatlah sulit bagi perempuan korban, khususnya kekerasan seksual untuk menyatakan apa yang dialami.
“Karena itu kami mengimbau agar semua pihak tidak menjadikan ini sebagai preseden yang justru untuk membungkam korban,” kata dia saat ditemui awak media, di Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).
Baca Juga: Ini Motif Pelaku Bikin Hoaks Pelecehan Seksual BEM UNY
1. Ruang aman bagi korban tidak akan ditutup
Dia mengajak agar publik mampu memberi beri ruang yang seluas-luasnya agar korban kasus kekerasan seksual lainnya bisa bersuara dengan aman dan tidak mendapat pembungkaman karena kasus hoaks seperti ini.
“Jika pun ini digunakan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab, ada mekanisme yang bisa kita gunakan untuk memastikan ruang aman bagi korban tidak ditutup,” kata Andy.
Baca Juga: Peran Orang Tua dan Pola Asuh Jadi Kunci Mitigasi Kekerasan pada Anak