TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

CEK FAKTA: Gempa Megathrust Buat Takuti Warga agar Mau Pindah ke IKN?

Megathurst sudah dibahas sejak 2004, IKN baru dibangun 2022

ilustrasi gempa (IDN Times/Esti Suryani)

Jakarta, IDN Times - Sebuah narasi di media sosial menyebutkan bahwa gempa megathurst yang belakangan dibahas berbagai pihak, adalah upaya untuk menakut-nakuti masyarakat.

Dalam narasi yang ada, gempa ini adalah modus ketakutan agar masyarakat di pulau Jawa mau pindah ke Kalimantan, berkenaan dengan pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Berikut adalah narasi yang disebarkan di media sosial Threads:

Pulau jawa sedang di isu²kan gempa dahsyat berbarengan dengan pindahnya ibu kota ke Kalimantan. (IKN) Kalo saya malah curiga, warga selatan di takut²in supaya pada pindah dan membeli aset di kalimantan yang katanya disana gak ada gempa.

1. Gempa Megathurst sudah dibahas sejak 2004

Klaim keliru soal gempa megathrust agar warga mau pindah ke IKN (Thread)

Faktanya, pernyataan soal megathrust ini sudah dibahas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak lama. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan persnya 19 Agustus 2024 mengatakan, pembahasan gempa Megathrust sudah lama dibahas, bahkan sebelum gempa dan tsunami Aceh 2004. Sedangkan IKN baru mulai dibangun pada 2022.

"Pembahasan mengenai potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebenarnya bukanlah hal baru, sudah lama, bahkan sudah ada sejak sebelum terjadi Gempa dan Tsunami Aceh 2004," kata dia, dikutip Rabu (28/8/2024).

Daryono menjelaskan munculnya kembali pembahasan ini bukanlah peringatan dini tentang kemungkinan terjadinya gempa besar dalam waktu dekat. Hal ini justru mengingatkan Indonesia akan keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, sebagai zona kekosongan gempa (seismic gap) yang belum mengalami gempa besar selama ratusan tahun.

"Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," katanya.

Baca Juga: 5 Alasan Gempa Megathrust yang Menghantui Indonesia Sulit Diprediksi

2. Gempa di Tunhaman Nakai tak ada kaitan langsung dengan yang bakal terjadi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut

Megathrust Di Indonesia https://www.instagram.com/p/C_ND6_qv6xw/?igsh=MXI2ajdxaG5obDhnbw==

Gempa dengan kekuatan magnitudo 7,1 di Tunjaman Nankai, Jepang, pada 8 Agustus 2024 hingga memicu tsunami kecil, menarik perhatian akan potensi gempa di Megathrust Nankai.

Namun, Daryono mengatakan, hal ini tidak berkaitan langsung dengan potensi gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. Tetapi, peristiwa tersebut menegaskan pentingnya mengingat potensi gempa di zona seismic gap di Indonesia.

Sejarah mencatat gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (seismic gap 78 tahun), sedangkan di Selat Sunda terjadi pada 1757 (seismic gap 267 tahun) dan di Mentawai-Siberut pada 1797 (seismic gap 227 tahun). Dengan periodisitas seismic gap yang jauh lebih lama dibandingkan dengan Nankai, kita harus lebih serius dalam upaya mitigasi.

"Sekali lagi, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat," kata dia.

Baca Juga: Daftar Wilayah Berpotensi Gempa Megathrust di Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya