Anak di Tanah Papua Rentan Hadapi Masalah Kesehatan hingga Pendidikan
Program Childhood HOPE untuk anak di Tanah Papua
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wahana Visi Indonesia (WVI) melihat, permasalahan anak-anak yang utama di Tanah Papua ada di sektor kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak.
Tim WVI di Wamena menemukan beberapa masalah dalam hal itu. Sebanyak 25,4 persen kasus stunting dan 47 persen kasus ibu hamil kurang energi kronis.
Pada sektor pendidikan, sebanyak 50,4 persen sekolah tidak punya sumber air yang layak dan cukup, serta 95,96 persen anak tidak pernah mengikuti PAUD. Sementara, pada isu perlindungan anak, 89 persen anak di Jayawijaya tak mempunyai akta lahir dan 18,23 persen sudah menikah di bawah umur. Yang kesulitan membaca dan tidak mengetahui usianya sendiri.
Teflius merupakan satu dari sekian banyak anak di Tanah Papua yang begitu rentan, yang mendorong Wahana Visi Indonesia meluncurkan program Childhood HOPE
“Childhood HOPE merupakan program baru Wahana Visi Indonesia yang ditujukan untuk mendukung anak-anak yang tinggal di tempat terjauh dan tertinggal di Indonesia,” kata Resource Development and Communications Director WVI, Asteria Aritonang, dalam keterangannya, Sabtu (11/4/2023).
Baca Juga: Kelaparan Ekstrem di Yahukimo Papua, 24 Orang Meninggal Dunia
1. Anak di Papua rentan terpapar penyakit hingga kekerasan
Asteria mengatakan, anak-anak ini begitu rentan karena menghadapi kerawanan pangan yang tinggi, kurangnya akses terhadap kebutuhan pokok, dan kesenjangan pendidikan.
Anak-anak di Tanah Papua terpapar dengan kemiskinan, penyakit, kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi, serta sering diguncang bencana alam dan ketidakstabilan.
“Mereka hidup dalam ketidakpastian yang permanen dan tidak memiliki perspektif jangka panjang tentang masa depan yang lebih baik. Saat ini program Childhood HOPE fokus pada Tanah Papua, tapi tidak menutup kemungkinan untuk diperluas ke wilayah lain yang terjauh dan tertinggal di Indonesia,” ujarnya.
Editor’s picks
Baca Juga: Kelaparan Ekstrem di Yahukimo Papua, 24 Orang Meninggal Dunia