TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kapolri soal Rempang: Ada Sosialisasi Tapi Komunikasi Tak Berjalan

Polisi melepaskan tembakan gas air mata karena massa anarkis

Polda Kepri amankan kericuhan di Kantor BP Batam, Rempang, Senin (11/9/2023). (dok. Humas Polda Kepri)

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit menduga adanya komunikasi yang tidak berjalan dengan baik terkait proses relokasi Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Sigit menjelaskan, sebenarnya relokasi sudah disosialisasikan kepada masyarakat Rempang. Namun demikian, ada masyarakat Rempang yang masih belum memahami sehingga terjadi kericuhan.

“Sebagaimana instruksi Bapak Presiden bahwa ada komunikasi yang mungkin tidak berjalan dengan baik terkait proses rencana relokasi masyarakat yang ada di Pulau Rempang. Kejadian beberapa waktu yang lalu sebenarnya sudah ada sosialisasi, mungkin masyarakat masih belum semuanya memahami,” kata Kapolri di Jakarta Selatan, Kamis (14/9/2023).

Baca Juga: Fakta-Fakta Rempang Eco-City, PSN Jokowi yang Picu Konflik Rempang

1. Polisi terpaksa melepaskan tembakan gas air mata karena massa anarkis

Polda Kepri amankan kericuhan di Kantor BP Batam, Rempang, Senin (11/9/2023). (dok. Humas Polda Kepri)

Akibatnya, kata Kapolri, saat pemasangan patok terjadi penutupan jalan dan terjadilah keributan yang mengakibatkan bentrokan. Bahkan, massa saat itu bertindak anarkis.

“Sehingga kemudian mau tidak mau dilontarkan gas air mata untuk membubarkan. Memang ada beberapa isu di lapangan. Namun saat itu semuanya kemudian bisa kita tindaklanjuti, sehingga kemudian situasi termasuk masyarakat juga kemudian bisa kita atasi dengan baik,” ujar Kapolri.

2. Kapolri sebut masyarakat perlu kejelasan terkait nasib mereka

Ribuan warga berunjuk rasa terkait rencana pengembangan Pulau Rempang dan Galang menjadi kawasan ekonomi baru di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (23/8/2023). (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)

Setelah kejadian itu, massa kembali menggelar unjuk rasa di depan kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin (11/9/2023).

Massa masih menyuarakan penolakan relokasi 16 Kampung Tua Pulau Rempang. Namun, dalam aksi itu kembali terjadi kericuhan dengan aparat. Alhasil, massa pun mengamuk dan mencoba merusak gedung BP Batam.

"Namun kemudian, karena memang ada beberapa hal yang mungkin masih perlu ada kejelasan. Kemudian tentunya ini memerlukan keputusan-keputusan yang lebih komprehensif," kata Sigit.

"Ada peristiwa pada saat keluar penyerangan terhadap BP Batam perkantoran," tambahnya.

Baca Juga: Sepak Terjang Tomy Winata di Proyek Rempang Eco-City

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya