TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dapat Bocoran Sidak, Tahanan Bayar Rp1,5 Juta ke Petugas Rutan KPK

Petugas Rutan sebut kode 'banjir'

Empat dari 15 terdakwa bersiap mengeanakan baju tahanan usai menjalani sidang perdana perkara dugaan pungutan liar (Pungli) dalam lingkungan Rumah Tahanan (Rutan) KPK di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (1/8/2024). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Intinya Sih...

  • Mantan tahanan KPK FIrjan Taufa mengaku mendapatkan bocoran dari petugas rutan saat ada pemeriksaan mendadak dengan kode 'banjir'.
  • Tahanan Rutan KPK bergerak cepat menyembunyikan barang-barang yang dilarang dibawa masuk ke Rutan setelah mendapatkan bocoran tersebut.
  • Petugas meminta uang sebesar Rp1 juta sampai Rp1,5 juta setiap info sidak dibocorkan. Totalnya mencapai Rp6,3 miliar dari 15 eks pegawai KPK.

Jakarta, IDN Times - Mantan tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) FIrjan Taufa dihadirkan sebagai saksi dugaan korupsi pungutan liar di Rumah Tahanan (Rutan) KPK. Dalam kesaksiannya, ia mengaku kerap mendapatkan bocoran dari petugas rutan ketika ada pemeriksaan mendadak.

"Ada (yang membocorkan). Teman-teman petugas (Rutan KPK)," ujarnya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2024).

Biasanya bocoran sidak diberitahu sehari sebelum pelaksanaan. Lalu, Jaksa menanyakan bagaimana petugas Rutan membocorkan info sidak tersebut.

"(kodenya) 'Banjir' gitu," ujar saksi.

Baca Juga: 107 Calon Kepala Daerah Belum Lengkapi Laporan Harta ke KPK

1. Tahanan KPK gerak cepat sembunyikan barang

Sidang Pungli Rutan KPK (IDN Times/Aryodamar)

Setelah mendapatkan bocoran, biasanya tahanan Rutan KPK bergerak cepat menyembunyikan barang-barang yang dilarang dibawa masuk ke Rutan. Saksi mengaku menyembunyikan ponselnya di sekitar Masjid Rutan Guntur.

"Kalau di Rutan Guntur di area luarnya luas, di sekitaran masjid," ujarnya.

Baca Juga: KPK Batal Klarifikasi Bobby Nasution soal Private Jet

2. Info sidak tidak gratis

Sidang Pungli Rutan KPK (IDN Times/Aryodamar)

Info sidak yang dibocorkan petugas tidak gratis. Saksi menyebut harus mengeluarkan uang sampai Rp1,5 juta setiap info sidak dibocorkan.

"Kasih Rp1 juta sampai Rp1,5 juta setiap 'banjir', ujarnya.

Baca Juga: Dapat Sanksi Etik, Nurul Ghufron Pasrah soal Seleksi Capim KPK

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya