Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Sejumlah nama tokoh muda yang digadang-gadang bakal duduk di Kabinet Kerja Joko “Jokowi” Widodo-Maruf Amin mulai muncul ke publik, dan menjadi pembicaraan di masyarakat.
Mersepons hal tersebut, Ketua Bidang Politik Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Muktamar Umakaapa mengatakan, representasi menteri muda sebaiknya figur millennial yang memiliki riwayat kepemimpinan nasional yang jelas, terutama yang berhubungan langsung dengan anak muda.
Baca Juga: Usulkan Menteri Millennials, Ini Nama yang Dipercaya Golkar
1. Selain muda, perlu figur yang memiliki riwayat kepemimpinan nasional
IDN Times/Humas Dekranasda Jabar Muktamar mengatakan menjadi indikator yang penting untuk dapat menilai kemampuan dasar manajerial dari seorang menteri.
“Menunjuk menteri dari kalangan anak muda menurut saya adalah langkah percepatan terhadap regenerasi kepemimpinan nasional. Periodisasi kepemimpinan dibuat lebih cepat. Hanya saja, alangkah tepatnya jika anak muda tersebut adalah figur yang memiliki riwayat kepemimpinan nasional yang dapat kemudian diukur,” kata dia melalui keterangan tertulisnya, Senin (8/7).
2. Perlu tokoh muda yang gesit, dinamis, dan paling utama memiliki networking yang luas di kalangan anak muda
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Muktamar menjelaskan kemampuan seorang menteri memang tak hanya diukur dari kemampuan teknis maupun skill profesionalisme, melainkan yang paling penting adalah kematangan serta pengalaman kepemimpinan yang dimilikinya, untuk mengelola sebuah lembaga atau kementerian.
“Menteri muda yang dipilih oleh presiden nanti se-bisa mungkin adalah tokoh muda yang gesit, dinamis, dan paling utama memiliki networking yang luas di kalangan anak muda. Komponen seperti ini hemat saya ada pada figur dengan pengalaman kepemimpinan di level nasional. Modal ini juga yang mempertajam kemampuannya agar semakin siap untuk menghadapi rumit nya tantangan kerja saat menjadi menteri,” ujar dia.
3. Menteri millennial bukan dari kalangan politisi
Terakhir menurut dia menteri muda yang akan mengisi kursi menteri kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, sebaiknya tidak berasal dari kalangan elite politik lama di Indonesia. Bukan juga merupakan pemimpin pada komunitas yang lebih dikenal kelompoknya sendiri, baik dalam wujud partai politik, etnik, daerah, maupun agama.
“Kita membutuhkan penyegaran politik dalam kabinet pemerintahan. Di tengah kepemimpinan nasional yang cenderung berada pada kelompok-kelompok itu saja. Kita berharap ada sosok muda yang benar-benar bisa menjadi wakil kita sebagai generasi pemuda” kata Muktamar.
Baca Juga: Diusung Jadi Kandidat Menteri Millennial, Begini Reaksi Dito Ariotedjo