TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mendagri Apresiasi Upaya Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk 

Pertanian dan pengendalian inflasi berkaitan erat nih! 

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian (dok. Kementan)

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi perjuangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang berhasil menambah alokasi pupuk subsidi hingga 100 persen. Tambahan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi terutama dari sisi pemenuhan produksi beras dalam negeri.

"Beliau (Mentan) sudah berjuang luar biasa dalam mendapatkan tambahan anggaran dari APBN untuk pupuk subsidi. Dan memang strategi besar kita untuk masalah beras ini adalah berusaha swasembada dengan meningkatkan produksi dalam negeri. Ini juga yang menjadi upaya presiden maupun presiden terpilih untuk menggenjot produksi agar kita mampu memenuhi kebutuhan sendiri bahkan ekspor," ujar Tito dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Mentan Amran, Senin, (15/07).

1. Kaitan erat pengendalian inflasi dan sektor pertanian

Rapat koordinasi pengendalian inflasi. (dok. Kementan)

Tito menjelaskan pengendalian inflasi memiliki kaitan erat dengan sektor pertanian utamanya beras. Pertanian adalah sektor yang sangat vital dan berhubungan langsung dengan perut rakyat.

Mendagri menyebut, inflasi dapat dijaga berkat terkendalinya sejumlah hara komoditas utama. Setidaknya Tito mencatat harga beras mulai menurun sejak awal tahun lalu yang disusul harga daging ayam ras dan juga telur.

"Inflasi ini berhungan dengan harga barang dan jasa. Tapi paling penting sekali adalah pangan, paling penting karena ini berhubungan langsung dengan perut rakyat. Nah kita lihat secara spesifik harga beras yang tadinya tinggi sekarang di awal tahun sudah mulai terkendali seiring produksi beras membaik dan puncak panen bulan Mei, Juni masih terus berlangsung," katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Mentan Amran Tinjau Pompanisasi di Bantaeng 

2. Siaga musim kering panjang tiba

Upaya pencegahan musim kering panjang. (dok. Kementan)

Meski demikian, Tito mengingatkan akan terjadinya musim kering panjang yang terjadi di Bulan Juli, Agustus dan September mendatang sesuai data yang disampaikan BMKG. Ia berpesan agar harga beras di 113 kabupaten dan kota yang sudah mulai naik ini merambat ke kabupaten lain di 514 kota/kabupaten.

"Sebab di minggu kedua bulan Juli beras mulai naik di 113 kabupaten kota dari 514 kabupaten kota meskipun mayoritas masih terkendali," katanya.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi nasional masih terkendali dengan baik dan berada di angka 5,11 persen atau naik dari sebelumnya yang hanya 5,04 persen. Sedangkan di negara lain, pertumbuhan ekonominya cendrung melambat bahkan menurun drastis.

"Ekonomi kita  bagus di  angka 5,11 persen, pertumbuhan  naik dari sebelumnya 5,04 persen. Jepang mengalami resesi, Eropa lamban, Amerika juga turun. Di negara G20 juga pertumbuhan kita  nomor 5. Inflasi kita terjaga dengan sangat baik bahkan menurun 2,84 persen (YoY) sekarang terjaga di 2,51 persen," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya