TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warning! Kemenkes Laporkan 316 Kematian DBD Awal 2024  

Kasus DBD tertinggi di Jabar

Ilustrasi pasien DBD. (IDN Times/Riyanto)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan 38.462 kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga Februari 2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 316 berujung kematian.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pada 2023 ada 80 negara yang melaporkan kasus dengue dengan lebih dari 5 juta kasus dan 5 ribu kematian.

“Jumlah kasus kabupaten/kota terjangkit dengue di tahun 2023 memang agak sedikit meningkat. Untuk 2024 kami prediksi juga meningkat karena perubahan curah hujan dan El Nino yang semakin lama semakin sulit diprediksi berdasarkan laporan BMKG," kata Dante dalam rapat kerja dengan Komisi IX dipantau YouTube Komisi IX DPR RI, Rabu (27/3/2024).

1. Lima provinsi dan kota penyumbang kematian DBD tertinggi

Wamenkes Dante Saksono Harbuwono usai rakor penanganan banjir di gedung Kemenko PMK, Rabu (13/3/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dalam paparannya, Dante menyebut total kasus kematian akibat DBD sampai Februari 2024 capai 316 orang. Sebaran tertinggi kasus kematian DBD Indonesia terjadi di Jawa Barat sebanyak 94, Jawa Tengah ada 77, Jawa Timur 37, Kalimantan Tengah sebanyak 13, dan Sumatra Selatan ada 13.

Adapun lima kota dengan kasus kematian DBD tertinggi, yaitu Jepara dengan 17 kematian, lalu Bandung 14 kematian, kemudian Subang ada 13 kematian, Kendal sebanyak 13 kematian, dan Blora ada 9 kematian.

"Sebaran kematian di Indonesia secara kumulatif 2023 totalnya adalah 894 orang dan sebaran kematian dengue kumulatif di Indonesia sampai Februari 2024 sudah 316 kematian," ungkap Dante.

 

Baca Juga: 3 Ciri-ciri DBD Sudah Menuju Sembuh, Perhatikan Ini!

2. Kasus DBD tertinggi di Jabar

Petugas lakukan foging di lokasi temuan kasus DB. IDN Times/ istimewa

Sementara Provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi adalah Jawa Barat ada 10.428 kasus, lalu Jawa Timur ada 3.638, Jawa Tengah sebanyak 3.152 kasus, dan Sulawesi Utara 2.763 kasus, dan Kalimantan Tengah ada 2.309 kasus.

"Siklus endemik ini kalau dulu berjalan 10 tahunan sekali, sekarang justru makin sempit, makin dekat 3 tahunan, sekali dimulai kira-kira tahun 2010-2005 itu puncaknya selalu terjadi tiap 3 tahunan,"katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya