TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wanda Hamidah: Jika Hanya Satu Pilihan, Monyet Juga Jadi

Jadi fenomena buruk bagi demokrasi di Indonesia

Perwakilan Forum Guru Besar, Akademisi, Pro Demokrasi, masyarakat sipil dan aktivis '98, Wanda Hamidah (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Intinya Sih...

  • Mantan politikus Partai Golkar, Wanda Hamidah menilai revisi UU Pilkada setelah putusan MK akan merugikan demokrasi.
  • DPR dinilai menggerus harapan dengan memunculkan calon lain sebagai lawan calon yang diusung partai pendukung pemerintah.

Jakarta, IDN Times - Mantan politikus Partai Golkar, Wanda Hamidah mengungkapkan upaya DPR merevisi Undang-Undang Pilkada setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal ambang batas pilkada akan jadi preseden buruk di Indonesia

Wanda mengatakan, jika DPR menggerus harapan untuk memunculkan calon lain sebagai lawan calon yang diusung partai pendukung pemerintah maka sebaiknya tidak perlu ada pilkada.

"Kalau hanya satu pasangan kan tidak memberikan pilihan. Dan kalau pasang monyet di situ pasti jadi, kasarnya seperti itu ya," ujar Wanda di Gedung MK, Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Dia meminta agar rakyat memboikot pilkada jika hanya muncul satu pasangan yang merupakan pilihan para elit. Menurutnya, hal ini jadi fenomena buruk bagi demokrasi di Indonesia.

"Jadi enggak perlu orang baik, gak perlu orang pintar, gak perlu orang disukai rakyat, enggak ada kompetisi, kau pasang monyet juga jadi kalau cuma sepasang," kata Wanda.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya