Tangis Haru Nur Afni, Rumah Reyot Hampir Ambruk Direnovasi Kemensos
Nur Afni terpilih jadi penerima RST
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sulawesi Selatan, IDN Times - Nur Afni tidak kuasa menahan air mata saat menceritakan kondisi rumahnya yang hampir ambruk. Berkali-kali Afni harus menyeka air mata dengan kerudung coklat, namun dia terus terisak.
Tiap hujan datang, dia tidak pernah tenang. Air hujan pasti akan menembus atap rumah yang bolong di tiap sisi. Alhasil Afni dan lima anaknya tidak tidur tiap hujan turun.
"Kalau hujan air naik dan masuk karena banyak lubang. Ya sudah kalau hujan datang bubar, tidak tidur sampai pagi," ujar Afni saat ditemui IDN Times di Desa Binanga Sombaiya, Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (8/9/2024).
1. Nur Afni bergantung pada bansos
Jangankan memperbaiki rumah kayunya, untuk makan sehari-hari saja, Afni masih bergantung pada bantuan sosial PKH yang diterimanya setiap tiga bulan sekali sebesar Rp1,2 juta.
Sang suami, yakni Amirullah merupakan seorang nelayan. Penghasilan suami pun tidak menentu, karena barj bisa melaut kala tersedia perahu pinjaman.
Setengah hari melaut, Amirullah, hanya dapat satu atau dua ikat, berisi sekitar 10 ikan per satu ikatnya. Jika dijual, Amirullah hanya membawa yang Rp20 ribu, itu pun jika mujur.
Amirullah harus putar otak jika tidak mendapatkan pinjaman perahu. Dia bekerja sebagai kuli angkat hasil tangkapan nelayan lain.
“Angkat gabus (kotak) kalau ada nelayan (angkat hasil tangkap ikan). Kalah banyak biasa 1 mobil 50 (ribu), kalau biasa 30 (ribu),” ujar Afni.
Editor’s picks
Baca Juga: Kelancaran Penyaluran Bansos oleh Pos Indonesia Dipuji Pendamping PKH