Tak Melihat, Nursalim Raup Cuan dari Pijat Sampai Kuliahkan 2 Anak
Kisah tukang pijat dari Kepulauan Selayar
Intinya Sih...
- Nursalim, tukang pijat buta dari Kepulauan Selayar, mampu menghidupi keluarganya selama 35 tahun dengan tarif Rp50 ribu per sesi pijat.
- Memadukan teknik siatsu, massage, dan akupuntur tangan, Nursalim melayani pelanggan dari berbagai latar belakang termasuk tukang becak dan wisatawan.
- Dari hasil pijatannya, Nursalim berhasil membesarkan dua anaknya hingga menjadi sarjana dan berharap bantuan dari Kemensos dapat meningkatkan pendapatannya.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sulawesi Selatan, IDN Times - Meski mata Nursalim tidak melihat, namun tangannya mampu berbuat banyak. Sudah hampir 35 tahun Nursalim mengais rupiah dengan tangannya yang terlatih. Pijat Nursalim begitu panggilannya.
Ketika lahir, Nursalim bisa melihat tetapi pada usia 4 tahun, dia mengalami panas tinggi hingga membuat matanya buta. Itu cerita dari orangtuanya.
Namun buta tak membuat Nursalim patah semangat. Pada 1987 dia merantau ke Malang tinggal bersama adiknya. Di Pulau Jawa itu, dia memulai profesi sebagai tukang pijat, hingga akhirnya pulang ke Selayar pada 2016.
"Dulu saya merantau ke Jawa dan ikut pelatihan dari Dinsos Malang, tapi harus pulang kampung ke Kepulauan Selayar untuk menemani adik saya, karena orang tua sudah meninggal," ujar Nursalim disela-sela penyerahan bantuan sosial dari Kemensos di Kepulauan Selayar, Sulawesi Utara, Selasa (9/9/2024).
Baca Juga: Tangis Haru Nur Afni, Rumah Reyot Hampir Ambruk Direnovasi Kemensos