Risma Aksi: Perempuan Jadi Aktor Utama Kebijakan, Bukan Pelengkap
Second NDC Indonesia itu meletakkan perempuan sebagai korban
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Aksi! for Gender, Social and Ecological Justice menegaskan dalam seluruh proses kebijakan maupun implementasi proyek iklim adaptasi mitigasi, penting meletakkan perempuan sebagai aktor utama bukan sekedar pelengkap kebijakan.
Perwakilan Aksi, Risma Umar, menegaskan pihaknya menemukan perempuan hanya jadi pelengkap dalam proyek iklim di pemerintahan.
"Penting meletakkan perempuan sebagai aktor utama, bukan pelengkap. Aktor utama artinya apa? Meaningful participation dalam proses pengambilan keputusan, baik nasional maupun di tingkat proyek," ujar Risma dalam Workshop Internasional Climate Internasional (IKI), Jakarta, Rabu (17/9/2024).
"Jangan sampai karena dia dilihat sebagai dampak, perempuan dimobilisasi, diklaim sebagai terlibat. Kami banyak sekali menemukan data itu," ujar sambungnya.
1. Second NDC Indonesia meletakkan perempuan sebagai korban
Risma menegaskan Aksi tengah memantau Penyusunan Dokumen Komitmen Iklim Indonesia (Second NDC). Dia mempertanyakan aspek gender apakah diletakkan sebagai aktor utama dalam Second NDC.
"Apakah dalam strategi Second NDC Indonesia, aspek gender itu diletakkan sebagai aktor utama? Atau dalam kajian kami, Second NDC Indonesia itu meletakkan perempuan sebagai korban, tapi di tingkat indikator hilang. Bahkan di tingkat strategi programnya juga enggak ada," ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Tak Serius, Teriak Peduli Perempuan Tapi Anggaran Kecil