TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PPKM Mau Dicabut Akhir Bulan, Tak Lagi Wajib Masker dan Vaksin?

Kemenkes tunggu status kegawatdaruratan dicabut oleh WHO

Ilustrasi Konser(IDN Times/Besse Fadhilah)

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
Pandu Riono memprediksi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan dicabut secepatnya.

"Saya kira, kita tunggu saja dalam bulan ini atau awal bulan depan, PPKM akan dicabut sesuai usulan para ahli epidemiolog. Tapi kan pandemik dimulai adanya kuman atau aspek biologis, tetapi keputusan akhirnya politis, ada pertimbangan-pertimbangan yang tidak mungkin kita bisa memaksakan," ujar Pandu dalam diskusi virtual, seperti dikutip Sabtu (24/9/2022).

Baca Juga: Kemenkes Beri Sinyal PPKM Segera Dicabut, Kapan ya?

1. Pemakaian masker dan vaksinasi masih dilanjutkan

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama)

Pandu mengatakan jika PPKM nanti dicabut ada indikator lain yang tetap dijalankan yakni pemakaian masker dan vaksinasi.

"PPKM itu satu paket, yang bisa dicabut segera adalah pembatasan kegiatan masyarakat. Jika kegiatan masyarakat tidak lagi menjadi intervensi terjadi lonjakan kasus karena percaya imunitas penduduk mampu hadapi lonjakan dan varian baru, maka PPKM tidak diperlukan lagi," imbuhnya.

2. Indikator pembatasan kegiatan yang dihapus

Ilustrasi Konser K-Pop (IDN Times/Besse Fadhilah)

Senada, Epidemiolog dari FKM UI, Iwan Ariawan, menerangkan PPKM sebenarnya merupakan kebijakan yang memaksa pembatasan kegiatan demi mengendalikan pandemik yang di dalamnya ada indikator di tiap levelnya.

"Tapi saat ini hampir semua PPKM level satu dan gak semua masyarakat patuh juga. Para ahli epidemiolog menyarankan PPKM ini dihapuskan dari segi (pembatasan) kegiatan bukan indikator protokol kesehatan," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya