TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Muhadjir Anggap Kritik Kampus ke Jokowi Mimbar Kebebasan: Hal Biasa

Kritikan dari guru besar dan rektor hal yang biasa

Menko PMK Muhadjir Effendy gelar konpers di Kantor Kemenko PMK, Rabu (7/2/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Menko PMK, Muhadjir Effendy mengatakan pendapat para akademisi guru besar hingga rektor di perguruan tinggi yang ramai-ramai mengkritik Presiden Joko 'Jokowi' Widodo merupakan salah satu kebebasan.

Muhadjir mengatakan pemerintah menghormati kebebasan mimbar akademik oleh para rektor dan guru besar, terlebih Muhadjir pernah jadi rektor selama 16 tahun.

"Saya melihat pernyataan-pernyataan dari kolega saya dari kampus itu merupakan bagian dari bentuk kebebasan mimbar akademik, dan itu sangat kita hormati, apalagi saya juga bagian dari mereka, saya pernah jadi rektor 16 tahun jadi paham. InsyaAllah saya diantara menteri ini saya yang paling paham, jadi itu biasa jadi bukan sesuatu yang luar biasa," ujarnya di Kantor Kemenko PMK, Rabu (7/2/2024).

1. Kritik adalah vitamin

Sivitas akademika UGM yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa dan alumni membacakan Petisi Bulaksumur di Balairung UGM, Rabu (31/1/2024), (Dok. Humas UGM)

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menganggap kritikan sebagai kebebasan berpendapat, sehingga menjadi hak bagi semua warga negara.

Kritik menurutnya adalah vitamin untuk terus melakukan perbaikan pada kualitas demokrasi di negara ini. Ia pun mewajarkan adanya perbedaan pendapat yang disampaikan oleh sejumlah pihak.

"Demikian pula perbedaan pendapat, perbedaan perspektif, perbedaan pilihan politik adalah sesuatu yang sangat wajar dalam demokrasi," kata Ari.     

    

Baca Juga: Muhadjir Tepis Isu Mundur dari Kabinet Jokowi, Kutip Guyonan Gus Dur

2. JK nilai dari hari nurani guru besar

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (IDN Times/Aryodamar)

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf "JK" Kalla menanggapi gelombang kritik yang disampaikan sejumlah guru besar dari puluhan perguruan tinggi di Indonesia untuk Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

JK menilai gelombang kritikan itu murni berangkat dari hati nurani para guru besar untuk Presiden Jokowi.

"Berarti apa yang dikatakannya itu adalah hati nurani, atas nama hati nurani dia, kebenaran dia, dia profesor, masa kita uji profesor," kata JK usai menerima Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di kediamannya, di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024).

Baca Juga: Ini Alasan Polri Minta Testimoni Rektor Terkait Kinerja Jokowi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya