TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenkes: Vaksin Mpox Hanya untuk Kelompok LGBT

Pemberian vaksin mPox untuk kelompok berisiko

Vaksin Mpox (angellodeco/Shutterstock)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan menegaskan pemberian vaksin Mpox di Indonesia hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Prima Yosephine, mengatakan kelompok berisiko tinggi tersebut antara lain LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau GBMSM (Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya), dan individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.

“Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox,” ujar Prima dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/8/2024).

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Anak-anak Lebih Rentan terhadap Mpox

1. Anak-anak tidak masuk sasaran vaksin

Foto tangan pasien mpox yang diambil selama investigasi wabah cacar monyet yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC) 1997 (CDC/ Brian W.J. Mahy, BSc, MA, PhD, ScD, DSc, Public domain, via Wikimedia Commons)

Sementara itu, kelompok anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia. 

“Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox. Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox,” terang Prima.

2. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah

Ilustrasi vaksinasi (Pexels/FRANK MERIÑO)

Dia menerangkan pemberian vaksin dan vaksinasi Mpox di Indonesia bersifat pencegahan. Artinya, vaksinasi bertujuan mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit.

“Salah satu kriteria penerima vaksin Mpox adalah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox (vaksinasi post exposure),” kata Prima. 

“Namun, orang yang pernah kontak ini belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan. Sedangkan, bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai," imbuhnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya