TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenkes Siapkan EMT, Turunkan Angka Kematian Jemaah Haji

Sebanyak 15 dokter spesialis siap dampingi jemaah haji

Kemenkes siapkan tim EMT untuk jemaah haji/dok Kemenkes

Jakarta, IDN Times - Kemenkes siapkan Emergency Medical Team (EMT) untuk penanganan kegawatdaruratan medis pada penyelenggaraan haji 1444 H / 2023 M. 

Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo, mengatakan EMT bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.

“Salah satu strategi penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini, kami siapkan dokter spesialis sebagai EMT yang ditempatkan di setiap sektor sehingga kegawatdaruratan medis lebih cepat tertangani,” ujar Liliek, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/5/2023).

Baca Juga: Siap Berangkatkan Jemaah Haji 2023, Kemenag Gladi Posko di Asrama Haji

Baca Juga: Siap Berangkatkan Jemaah Haji 2023, Kemenag Gladi Posko di Asrama Haji

1. EMT menyiapkan 15 dokter spesialis

Kemenkes siapkan tim EMT untuk jemaah haji/dok Kemenkes

Liliek mengatakan EMT dahulu dikenal dengan nama Tim Gerak Cepat. Tim ini difungsikan untuk lebih dekat dengan jemaah haji dan bertugas melaksanakan deteksi dini, tanggap darurat pada kejadian kegawatdaruratan medis, dan melaksanakan rujukan jemaah haji yang membutuhkan perawatan di KKHI dan RSAS.

"Dalam EMT telah disiapkan 15 orang dokter spesialis yang terdiri dari bidang anestesi, penyakit dalam, bedah, saraf dan jantung. Selain itu juga disiapkan 12 orang dokter umum dan 43 perawat IGD/ICU/ER," bebernya.

Baca Juga: Kemenag Usul Tambahan 8 Ribu Kuota Haji Diberikan ke Daftar Tunggu

2. EMT disiagakan di Mekkah dan Madinah

Kemenkes siapkan tim EMT untuk jemaah haji/dok Kemenkes

Lilek menerangkan tenaga kesehatan kegawatdaruratan tersebut disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan di 5 sektor daerah kerja Madinah dan 11 sektor daerah kerja Mekkah yang berdekatan dengan pondokan jemaah haji. 

"Ini bertujuan agar memudahkan akses jemaah haji kepada pelayanan kesehatan, khususnya kondisi darurat yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan haji di kloter," ujarnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya