TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masih Banyak Anak di Papua Belum Dapat Akses Pendidikan Tinggi

Perguruan tinggi di Papua padahal cukup banyak

Ilustrasi mahasiswa lulus kuliah (pexels.com/olia danilevich)

Intinya Sih...

  • Anak di pedalaman Papua belum menikmati akses pendidikan tinggi, menjadi tanggung jawab pemerintah dan semua pihak.
  • Jumlah perguruan tinggi di Papua belum mampu mengakomodir anak-anak yang ingin melanjutkan kuliah, hanya 11% partisipasi dasar pendidikan tinggi.
  • Tantangan utama adalah biaya dan akses pendidikan tinggi yang sulit dijangkau, pemerintah perlu memberikan beasiswa dan dukungan untuk mahasiswa.

Jakarta, IDN Times - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Suriel Semuel Mofu, mengatakan, masih banyak anak di pedalaman Papua belum menikmati akses pendidikan tinggi.

Hal ini dinilainya sebagai tantangan besar dan tanggung jawab seluruh pihak, utamanya pemerintah.

"Ini satu tantangan besar dan tanggung jawab kita bersama, khususnya bagi setiap pemerintah daerah bagaimana memberikan dorongan, dukungan penuh untuk bisa membuka akses pendidikan di pedalaman," kata Suriel Samuel di Sorong, dikutip dari ANTARA, Sabtu (13/7/2024).

Baca Juga: DPR Setuju Uang Operasional TNI di Papua Naik Jadi Rp97 Ribu per Hari

1. Jumlah perguruan tinggi di Papua belum mampu akomodir

Kampus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Suriel mengatakan, jumlah perguruan tinggi di Papua saat ini belum mampu mengakomodir anak-anak yang ingin melanjutkan kuliah.

Padahal, jumlahnya terbilang banyak, yaitu 123 perguruan tinggi mencakup 75 perguruan tinggi swasta, 5 perguruan tinggi negeri, dan 43 perguruan tinggi kementerian lain.

"Jumlah perguruan tinggi yang banyak ini belum bisa mengakomodasi angka partisipasi dasar pendidikan tinggi yang masih berada pada posisi 11 persen," kata dia.

Baca Juga: Gaji Muhadjir Effendy, Menteri yang Dukung Bayar Kuliah Pakai Pinjol

2. Biaya pendidikan sulit dijangkau

Sejumlah mahasiswa yang memprotes kebijakan IPI dan UKT UGM masih bertahan dengan tenda kemah mereka di halaman Gedung Balairung hingga Jumat (31/5/2024). (IDNTimes/Febriana Sinta)

Salah satu hal yang menjadi tantangan utama tentang ini adalah biaya pendidikan tinggi yang sulit dijangkau masyarakat. Selain itu, aksesnya juga sulit dijangkau.

"Pemerintah harus mendorong, mendukung dengan menyediakan beasiswa bagi mereka supaya bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi yang ada," ujar dia.

Baca Juga: Bongkar Anggaran Pendidikan Kemendikbud, DPR Heran Ada Alokasi Dana Desa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya