TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Madu Hutan, Bagus Dikonsumsi untuk Cuaca Panas Berpolusi

Sangat direkomendasikan untuk anak-anak

Ilustrasi madu hutan (Dok. Gizidat)

Jakarta, IDN Times - Tahukah kamu kalau madu hutan merupakan bahan alami yang bermanfaat menjaga daya tahan tubuh di tengah cuaca panas dan polusi udara. Sebabnya adalah madu hutan memiliki kandungan nutrisi yang melimpah, jauh lebih banyak dibandingkan madu hasil lebah budidaya.

“Zat antioksidan di dalam madu hutan lebih banyak dibanding madu ternak, sehingga bagus sebagai langkah pencegahan agar tidak terkena dampak buruk dari polusi atau cuaca panas. Atau kalau sudah terkena dampaknya, madu hutan itu punya khasiat untuk meredakan batuk,” kata Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PD POTJI), Inggrit Tania.

Untuk lebih lengkapnya, berikut fakta-fakta seputar madu hutan yang perlu kamu ketahui!

Baca Juga: 5 Fakta Semut Madu, si Penyimpan Madu yang Berperut Besar

1. Madu hutan 100 persen alamiah

Ilustrasi madu hutan (Dok. Gizidat)

Apa yang membedakan madu hutan dengan madu budidaya adalah lebah dan sumber nektarnya. Madu hutan dihasilkan oleh lebah berjenis apis dorsata yang memang tidak bisa diternak. Adapun sumber nektarnya adalah tanaman liar yang tumbuh di hutan.

Menurut Inggrit, kualitas nektar tanaman liar lebih bagus daripada nektar tanaman hasil budidaya, karena di dalamnya terkandung banyak senyawa aktif dan enzim yang membuat si tanaman mampu bertahan tanpa intervensi manusia.

“Prinsipnya, segala macam makhluk hidup atau tumbuhan liar biasanya lebih baik dibanding yang budidaya. Kemudian, karena makhluk hidup itu harus mampu bertahan melawan kerasnya lingkungan, jadi dia punya metabolisme sekunder dan senyawa aktif yang lebih banyak. Dan secara umum, karena tumbuhan penghasil nektarnya semakin tangguh, maka madu yang dihasilkan akan semakin bagus,” beber Inggrit. 

Selain itu, lebah hutan juga memperoleh nektar dari berbagai macam tanaman liar (multinektar), tidak seperti lebah budidaya yang umumnya mendapatkan nektar dari sumber dominan. Bahkan, lebah hutan diyakini mampu mencari sumber nektar sejauh belasan kilometer dari sarangnya.

“Kita tidak bisa bilang bahwa madu hutan lebih baik daripada madu budidaya. Tapi, kita bisa bilang bahwa madu hutan itu 100 persen alamiah atau organik, tanpa ada campuran kimia sintetik. Karena jenis lebahnya juga beda, lebah hutan tidak bisa dibudidaya,” tambah Inggrit.

2. Bagus untuk kesehatan anak

Ilustrasi madu hutan (Dok. Gizidat)

khasiat antara dua jenis madu itu sebenarnya tidak jauh berbeda. Keduanya baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh hingga mengobati gangguan kesehatan tertentu. Tetapi, khusus untuk anak-anak, Inggrit menyoroti khasiat tersendiri yang dimiliki oleh madu hutan.

“Madu hutan bagus untuk anak karena punya kandungan enzim dan senyawa aktif yang melimpah. Dia bisa memberikan tambahan nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, sampai mengobati batuk. Bahkan di Inggris, madu itu dianjurkan bagi anak-anak yang menderita batuk akibat COVID-19. Dan kalau anak sehat, nafsu makannya semakin baik” papar dia.

3. Dicampur herbal lain bisa menambah khasiat

ilustrasi herbal (unsplash.com/Lisa Hobbs)

Inggrit juga tidak mempermasalahkan produk olahan madu yang dicampur dengan herbal lain. Manfaat dari madu atau herbal tersebut tidak akan berkurang, bahkan bisa saling menguatkan, asalkan diolah dengan baik dan benar.

Di antara cara paling mudah untuk mengetahui suatu produk diolah dengan benar adalah produk tersebut sudah mengantongi izin Badan Pengelola Obat dan Makanan (BPOM) dan memiliki label SNI (Standar Nasional Indonesia) di kemasannya.

“Kalau sudah ada label-label itu, artinya dia diproses sesuatu standar mutu. Adanya label perizinan juga masmtikan bahwa madu di dalamnya asli. Karena untuk memastikan madu asli atau palsu, harus ada uji laboratorium dan itu tidak bisa dilakukan oleh semua orang.” Imbau Inggrit.

4. Tren penjualan madu hutan meningkat selama pandemik

Ilustrasi madu hutan (Dok. Gizidat)

Tatang Mulyadi, Direktur Bumi Wijaya, mengatakan perusahaannya mengolah bahan baku madu hutan dicampur dengan beberapa tanaman herbal seperti curcuma, jahe merah, biji adas, dan kencur.

Seperti yang disampaikan Inggrit, Tatang membenarkan bahwa olahan madu hutan dicampur dengan tanaman herbal memberi manfaat yang baik untuk kesehatan.

"Madu hutan dan tanaman herbal adalah kombinasi tepat dan memberi dampak manfaat yang baik untuk memelihara kesehatan. Yang penting, rasanya juga diterima masyarakat,” kata Tatang.

Beberapa produk madu hutan olahan Bumi Wijaya yang beredar di pasaran adalah Fluba Anaba, Gizidat, dan Freshmag. Penerimaan pasar yang baik terhadap produk herbal berbahan utama madu hutan didukung oleh tren penjualan digital yang trennya semakin naik.

Fluba Anaba yang dikenalkan Bumi Wijaya pada 2021 mengalami kenaikan penjualan yang signifikan dalam dua tahun terakhir. Hingga Agustus 2023 penjualan Fluba Anaba tembus 10 ribu per bulan dan pertumbuhan penjualan terjaga 5-7 persen per bulan.

"Penjualan Fluba Anaba sangat diterima lewat e-commerce seperti Shopee, Lazada, dan Tokopedia," kata Danica Dwi Prahesti, Data Analis PT Sentir Lengo Potro (SLP), Distributor Utama Fluba Anaba. 

Menurut Danica diterimanya produk herbal karena masyarakat semakin perhatian terhadap kesehatan pasca pandemik Covid-19 dan memburuknya kondisi lingkungan seperti polusi udara dan perubahan iklim.

Konsumen produk herbal, lanjut Danica, lebih memilih obat-obat herbal yang tidak memberi efek samping dan memberi efek penyembuhan yang efektif terhadap penyakit yang diderita.

Baca Juga: 5 Manfaat Madu Hitam untuk Kesehatan, Lebih Sehat dari Madu Biasa?

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya