Utut Ungkap Suasana Kebatinan PDIP Usai Maruarar Sirait Mundur
PDIP diklaim paling banyak melakukan konsolidasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wasekjen PDI Perjuangan (PDIP), Utut Adianto, mengungkapkan situasi kebatinan yang terjadi di partainya pascakeluarnya politikus senior Maruarar Sirait atau Ara. Ara diketahui lebih memilih untuk mengikuti langkah Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Utut mengatakan, konsolidasi di internal partai banyak dilakukan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Salah satunya adalah kegiatan Bulan Bung Karno yang digelar besar-besaran di Stadion Glora Bung Karno (GBK) yang merupakan bagian dari upaya konsolidasi partai.
"Kemarin juga baru merayakan HUT. Semua jenjang sudah kita arahkan, setiap jenjang ada tahapan dan tikungan-tikungan dan tikungannya makin ke sini makin tajam," kata dia saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Utut lantas menganalogikan Pilpres 2024 seperti balap mobil Formula 1 yang sudah masuk ke lapangan terakhir sehingga untuk menentukan kemenangan hanya dapat dipengaruhi oleh kemahiran strategi.
"Karena ini kan balap mobil Formula 1 lapangan-lapangan terakhir membuat orang menang atau tidak itu keteguhan hati dan kemahiran memainkan strategi," kata dia.
Baca Juga: Profil Maruarar Sirait, Keluar dari PDIP Pilih Ikut Jalan Jokowi
1. PDIP all out menangkan Ganjar-Mahfud
Utut juga membantah PDIP kurang maksimal untuk memenangkan pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Setelah Megawati mendeklarasikan Ganjar sebagai capres PDIP pada 21 Juni 2023, maka secara otomatis seluruh mesin partai bekerja untuk memenangkannya. Sebab, kata dia, internal PDIP menganut demokrasi terpimpin, yaitu patuh terhadap ketua umum partai.
"Semenjak dideklarasikan hari Jumat, 21 April tahun lalu, itu sudah otomatis karena kami di demokrasi terpimpin, dipimpin oleh Bu Mega," kata dia.
Baca Juga: Ikuti Langkah Ara, Seratusan Kader PDIP Majalengka Pamit