Strategi MRT Gaet Banyak Penumpang demi Urai Kemacetan Jakarta
Ada opsi antar jemput karyawan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT MRT Jakarta (perseroda) terus berupaya menyusun strategi agar lebih banyak masyarakat yang menggunakan transportasi publik.
Berdasarkan indeks kemacetan TomTom Traffic pada 2022, Kota Jakarta saat ini berada di peringkat ke-29 dunia untuk masalah kemacetan.
Sementara Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) DKI Jakarta mencatat, jumlah kendaraan bemotor terus mengalami peningkatan secara signifikan.
Merujuk data BPS DKI Jakarta pada 2022, mobil penumpang tercatat lebih dari 3,7 juta. Jumlah ini naik dari 2021 yang mencapai 3,5 juta dan 3,3 juta pada 2020.
Sementara untuk sepeda motor mencapai lebih dari 17,3 juta. Jumlah ini meningkat dari 16,7 juta pada 2021 dan 16,1 juta pada 2020.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi, dalam kelas Fellowship MRT IV Rabu (30/8/2023) lalu mengatakan, pihaknya terus menyusun berbagai strategi untuk menggaet lebih banyak lagi penumpang, supaya mau beralih menggunakan transportasi umum.
Effendi mengatakan, MRT mendapatkan tiga mandat, antara lain membangun infrastruktur, melakukan operasi dan pemeliharaan, dan mengembangkan bisnis.
“MRT baru 16 km baru ada 6 trainset, kita sudah bisa bekerja dengan baik,” kata dia.
Baca Juga: Stasiun MRT Lebak Bulus Bakal Jadi Gerbang Suar Jakarta
1. Gandeng perusahaan swasta dan publik untuk sediakan kendaraan pengumpan
Effendi mengatakan, salah satu strategi yang dikembangkan adalah bekerja sama dengan delapan perusahaan transportasi untuk mengembangkan layanan kendaraan pengumpan (feeder), dari dan menuju ke stasiun MRT Jakarta.
Kolaborasi layanan pengumpan dengan operator publik dan swasta ini dilakukan untuk memudahkan perjalanan first mile - last mile masyarakat. Dia mengatakan, saat ini ada 33 titik penjemputan yang telah dikembangkan.
Masih kata Effendi, MRT Jakarta terus berupaya menekan tingkat kemacetan di kawasan selatan Ibu Kota.
Menurut dia, layanan feeder ini terbukti berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah penumpang MRT Jakarta.
“Layanan feeder membantu mengurangi kemacetan, dan ridership kami terbantu dengan ini sampai 22 persen,” kata dia.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Membangun MRT di Provinsi Banten