Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Bakal Gubernur DKI Jakarta 2024, Ridwan Kamil sowan ke Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla di kediamannya, di Jakarta Selatan, pada Kamis (5/9/2024).
Ridwan Kamil mengatakan, alasan mau sowan ke Jusuf Kalla karena mau meminta wejangan untuk pencalonannya di Pilkada DKI 2024. Ia mengaku terbiasa untuk sowan ke Jusuf Kalla bahkan sejak maju di Pilwakot Bandung dulu.
Kendati demikian, Ridwan Kamil menegaskan, maksud sowan ke Jusuf Kalla bukan untuk mengajaknya menjadi bagian tim suksesnya nanti.
"Nggak. Beliau mah itu udah level guru bangsa, tempat bertanya aja. Saya nggak akan membawa ke hal-hal terlalu teknis," kata Ridwan Kamil.
1. Diminta benahi kawasan kumuh di Jakarta
Ridwan Kamil bertemu dengan Fauzi Bowo di Setu Babakan, Jagakarsa. (IDN Times/Santi Dewi) Dalam pertemuan empat mata yang berlangsung lebih kurang satu jam itu, Ridwan Kamil dititipkan pesan untuk membenahi Jakarta. Persoalan yang diminta untuk diselesaikan bukan hanya masalah klasik seperti banjir dan kemacetan, tapi juga kawasan kumuh yang masih menjamur di Jakarta.
Ia menegaskan, pesan ini telah senapas dengan visi-misinya yang memang akan memprioritaskan untuk membangun permukiman bagi masyarakat Jakarta.
"Terkait Jakarta, pesan beliau, satu, kunci membereskan Jakarta adalah mengatasi kekumuhan. Jadi, itu yang akan jadi prioritas saya juga," kata dia.
Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Tak Cari Publik Figur untuk Jadi Tim Pemenangan
2. Bakal bangun rumah vertikal seperti di Singapura
Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil saat menghadiri deklarasi relawan Jalak Nasional. (IDN Times/Amir Faisol) Ridwan Kamil mengaku akan bertekad untuk membangun perumahan vertikal seperti yang telah dikembangkan di Singapura dan Hong Kong.
Menurut dia, perumahan vertikal ini bisa menjadi salah satu kunci untuk menyelesaikan persoalan di Jakarta. Ia juga mengaku akan belanja lahan demi mewujudkan program ini.
"Ketidakhadiran perumahan terjangkau di tengah kota yang tinggi, maka isu-isu jarak jauh, kemancetan, polusi, stres, ekonomi boros, akhirnya menyertai kehidupan di kota ini. Jadi, nasihatnya itu," tutur dia.