TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polisi Dalami Kasus Kematian Anak di Bekasi karena Malapraktik

Polda Metro gandeng IDI dan KKI

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak. (IDN Times/Amir Faisol)

Jakarta, IDN Times - Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan sejumlah lembaga kedokteran untuk mendalami kasus kematian seorang anak berinisial BAD (7) yang didiagnosis mati batang otak setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Kartika Husada, Jati Asih Bekasi, Jawa Barat.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan dua lembaga kedokteran, yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

"Siang ini tim penyelidik berkomunikasi, berkoordinasi awal dengan dua lembaga profesi kedokteran, baik itu KKI maupun IDI," kata dia, Rabu (4/10/2023).

Ade mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi dalam rangka penyelidikan. Dia menyebut, pihaknya bakal memeriksa sejumlah orang mulai dari pelapor sampai terlapor.

"Terkait dengan upaya penyelidikan yang akan kami lakukan terhadap dugaan tindak pidana yang terjadi," kata dia.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Selidiki Kasus Anak di Bekasi Meninggal Usai Operasi

Baca Juga: Anak di Bekasi Meninggal Usai Operasi, RS: Tidak Ada Niat Merugikan

1. Kasus ini mulai diselidiki Polda Metro

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, KombesPolAde, AdeSafriSimanjuntak, Ade Safri Simanjuntak

Polda Metro Jaya mulai menyelidiki dugaan malapraktik tersebut. BAD diketahui didiagnosis mengalami mati batang otak usai menjalani operasi amandel di RS Kartika Husada, Bekasi.

Ade mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tentang hal itu. Laporan tersebut saat ini sudah terdaftar dengan nomor LP/B/5814/IX/2023/SPKT POLDA METRO JAYA tertanggal 29 September 2023.

“Untuk Laporan Polisi ini telah diterima oleh Tim Penyidik Unit 1 Subdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya,” katanya.

Selanjutnya, kata Ade, pihaknya akan melakukan serangkaian penyelidikan untuk menemukan ada atau tidaknya unsur pidana dalam peristiwa dugaan malapraktik tersebut.

“Akan dilakukan serangkaian upaya penyelidikan atas dugaan tindak pidana yang dilaporkan tersebut, untuk menemukan ada tidaknya peristiwa pidana yang terjadi,” ucapnya.

Baca Juga: Anak di Bekasi Meninggal Usai Operasi dan Didiagnosis Mati Batang Otak

2. Anak di Bekasi meninggal setelah operasi dan didiagnosis mati batang otak

Ilustrasi anak bersama dengan orang tua (IDN Times/Dwi Agustiar)

Diketahui, seorang anak berinisial BAD (7) mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Kartika Husada, Jati Asih, Kota Bekasi pada Senin (2/9/2023) pukul 18.45 WIB. 

Anak ini sempat didiagnosis mati batang otak setelah menjalani operasi amandel pada Selasa (19/9/2023) lalu. Bahkan, dia sempat koma selama kurang lebih 10 hari sebelum mengembuskan napas terakhirnya. 

"Betul, anak saya sudah meninggal dunia. Anak kami berpulang jam 18.45 WIB," kata ayah BAD bernama Albert Francis, Rabu (3/10/2023).

Albert menceritakan, BAD dan kakaknya yang berusia 9 tahun dirujuk ke RS Kartika Husada oleh puskesmas setelah menderita sakit tenggorokan dan telinga. Kedua anak Albert harus menjalani operasi pengangkatan amandel. 

BAD dan kakaknya menjalani operasi pengangkatan amandel pada hari yang sama, yakni Selasa (19/9/2023). Kakak BAD saat ini sudah pulih dari operasi amandel. 

"Waktu operasi yang mendampingi itu istri saya, dia disodorkan form yang harus ditandatangani, entah persetujuan atau apa karena pada saat itu kalut, jadi langsung ditandatangani," ujar Albert.

Setelah operasi, Albert mendapatkan kabar dari dokter bahwa operasi pengangkatan amandel anaknya berjalan lancar. Namun, setelah beberapa saat kemudian, sang anak mengeluh sesak napas. 

Albert menceritakan, setelah menjalani operasi, kondisi kesadaran anaknya pun semakin menurun. Pihak rumah sakit belum menjelaskan mengapa anaknya malah mengalami mati batang otak. 

"Pada hari Jumat (29/9/2023) malam, pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale)," ujar Albert.

Baca Juga: Anak Berkebutuhan Khusus di Bekasi Tewas Terbakar di dalam Kamar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya