TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta Ultimatum Polisi Tahan Peneliti BRIN

Diberi waktu 3x24 jam

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah DKI Jakarta konsultasi ke Polda Metro Jaya terkait kasus ancaman yang dilakukan peneliti BRIN. (IDN Times/Amir Faisol)

Jakarta, IDN Times - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah DKI Jakarta mengultimatum aparat kepolisian untuk menahan Andi Pangerang Hasanuddin alias APH, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menebar komentar bernada ancaman di media sosial.

Ketua Umum IMM DKI Jakarta, Ari Aprian Harahap memberikan waktu selama 3x24 jam kepada aparat kepolisian untuk menahan APH.

“Kami di sini mencoba memberikan waktu kepada aparat kepolisian 3 x 24 jam agar saudara AP Hasanuddin ini dapat ditahan dan diproses laporan hukumnya,” kata dia saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (25/4/2023).

Baca Juga: BRIN Gelar Sidang Etik Peneliti yang Ancam Bunuh Jemaah Muhammadiyah

Baca Juga: Mabes Polri Terima Laporan Muhammadiyah terhadap Peneliti BRIN

1. Ancam geruduk kantor BRIN dan Mabes Polri

Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah DKI Jakarta saat mendatang Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. (IDN Times/Amir Faisol)

Dia menegaskan apabila dalam waktu 3 x 24 jam ternyata laporan ini belum ada perkembangan, maka mahasiswa Muhammadiyah DKI Jakarta akan turun ke jalan mendesak APH ditahan atas komentar bernada ancaman yang disampaikan dia di media sosial.

“Jangan salahkan kami kader ikatan mahasiswa Muhammadiyah DKI Jakarta turun ke jalan meminta AP Hasanuddin ini ditahan terkait dampak pernyataannya,” kata dia.

Baca Juga: Muhammadiyah Minta Warganya Tak Terpancing Cuitan Peneliti BRIN    

2. Warga Muhammadiyah diminta tidak terprovokasi

Warga Muhammadiyah khusyuk berdoa usai Shalat Idul Fitri di halaman Masjid Ta'miru, Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (21/4/2023). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/rwa.

Lebih jauh, dia juga meminta seluruh warga Muhammadiyah untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi atas komentar yang disampaikan oleh APH di media sosial.

“Kita boleh tidak suka, kita boleh tidak sepakat dengan pernyataan beliau,” ujar dia.

“Tapi jangan sampai kita ikut ikutan menjadi beliau dengan mengucapkan ujaran kebencian dan ancaman di media sosial,” sambungnya lagi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya