TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

JK Kritik Sistem Merdeka Belajar: Pendidikan Indonesia Agak Lain

Sistem pendidikan Indonesia dinilai tertinggal

Wapres ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla menyoroti soal program merdeka belajar Kemendikbud. (Dok. Tim JK)

Intinya Sih...

  • Sistem pendidikan Indonesia dinilai tertinggal oleh Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK)
  • Pendidikan Indonesia dianggap makin tertinggal karena sistem mendongkrak nilai dan kebijakan pemerintah yang meluluskan siswa secara keseluruhan

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) mengkritik konsep pendidikan Indonesia yang dinilainya agak lain. JK juga mengkritisi program Merdeka Belajar yang saat ini jadi program unggulan Kemendikbud RI. 

Kritik itu JK sampaikan saat menjadi pembicara diacara Tudang Sipulung Pendidikan yang digelar di Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulawesi Selatan, Selasa, (3/9/2024).

"Yang kacau balau itu sistem pendidikan. Makanya saya berpendapat, kita tidak merdeka saja, anak-anak tidak belajar, apalagi merdeka. Makin tidak belajar. Makanya Indonesia memang agak lain," kata dia.

Baca Juga: JK: Kunjungan Paus Fransiskus Bermanfaat bagi Kerukunan Beragama

1. Pendidikan Indonesia dinilai makin tertinggal

akil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menghadiri malam takziah meninggalnya tokoh pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh. (Dok. Istimewa).

JK menambahkan, pendidikan Indonesia saat ini makin tertinggal. Hal itu bermula sekira 30 tahun lalu yang mengenal teori mendongkrak nilai, yakni menyamakan nilai di seluruh Indonesia.

"Jika di Jawa dapat nilai 6, maka di Indonesia Timur jika dapat nilai 4 dikasih nilai 6. Kita tidak sadar jika itu adalah bagian dari pembodohan," ujar JK.

Menurut JK, semakin rumit sistem pendidikan, maka semakin turun kualitas pendidikan. Salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang meluluskan siswa secara keseluruhan. 

"Penyakitnya saat ini adalah karena sistem lulus semua. Siswa lantas beranggapan buat apa belajar karena lulus semua. Kemudian siswa belajar saat ada ujian, tidak ada ujian, tidak belajar," kata dia.

"Makanya saya dulu berkeras tentang ujian nasional supaya nilai tidak berbeda," imbuhnya.

Baca Juga: Bawaslu Jabar Minta Institusi Pendidikan Netral di Pilkada 2024

2. Kritik pemerintah yang hapus sistem ujian

akil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menghadiri malam takziah meninggalnya tokoh pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh. (Dok. Istimewa).

JK turut menyoroti penghapusan ujian oleh kementerian terkait. Ia mencontohkan sejumlah negara seperti India, Amerika, dan Eropa. Bahkan untuk meningkatkan pendidikan yang makin tetinggal tersebut, JK menyebut untuk belajar ke India.

"Anak-anak India menjadi pejabat di luar negeri itu banyak sekali. Beberapa pimpinan perusahaan besar di Amerika itu presidennya dari India. Jadi kalau mau belajar tentang pendidikan, saat ini bisa ke India," tegasnya.

"Apa kuncinya, karena ketatnya sistem ujian mereka. Demikian juga di Amerika dan Eropa, yang ujiannya juga ketat," kata dia.

Baca Juga: Bongkar Anggaran Pendidikan Kemendikbud, DPR Heran Ada Alokasi Dana Desa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya