Menkominfo Bandingkan Kasus Ransomware Dunia: AS 40 Persen, RI Cuma 0,67

Tidak ada negara yang tidak terkena serangan ransomware

Intinya Sih...

  • Serangan ransomware melanda negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia
  • Amerika Serikat mengalami serangan ransomware dengan dampak mencapai 40,34 persen, sementara Indonesia baru mencapai 0,67 persen
  • Pertahanan siber Indonesia masih paling rendah dibandingkan dengan 20 negara lainnya, server PDN lumpuh diserang ransomware Lockbit 3.0

Jakarta, IDN Times - Menkominfo RI Budi Arie Setiadi membandingkan kasus serangan ransomware terhadap server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 dengan kasus-kasus ransomware yang terjadi di sejumlah negara di dunia.

Hal itu disampaikan Budi Arie saat membuka rapat bersama BSSN dan Komisi 1 DPR RI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Budi Arie membeberkan data dari tahun 2022-2023 kasus ransomware yang terjadi di dunia. Menurut dia, tidak ada negara, yang tidak terkena serangan ransomware.

"Kita bisa lihat ransomwer, tidak ada di seluruh dunia yang tidak terkena ransomwer," ujarnya.

Dia mengungkapkan, negara sekelas Amerika Serikat saja bahkan mendapatkan serangan ransomware dengan dampak mencapai 40,34 persen. Sementara Indonesia sendiri kata dia baru mencapai 0,67 persen.

"Yang terbesar adalah Amerika Serikat 40,34 persen, Kanada, 6,37 persen, Inggris 6,64 persen, Jerman 4,29 persen, Prancis 3,38 persen. Indonesia terkena dampak 0,67 persen dari serangan ramsomer," kata dia.

Budi Arie menegaskan, virus ini melanda di banyak negara di seluruh dunia, sehingga menjadi perhatian semua negara. Virus ransomer ini adalah versi terakhir sehingga menjadi perhatian seluruh dunia.

"Jadi virus ini melanda seluruh dunia dan menjadi perhatian kita bersama," ujarnya.

Budi juga mengakui bahwa pertahanan siber Indonesia masih paling rendah bila dibandingkan dengan 20 negara lainnya, yaitu Australia, Belanda, Korsel, Amerika, dan Kanada, Polandia, Inggris, Prancis, Jepang, Swiss, Itali, China, Jerman, Spanyol, Arab Saudi, Meksiko, India, Brazil, Turki, dan terakhir Indonesia.

"Kita masuk dalam terbawah dengan Meksiko, India, Brazil, Turki, Indonesia jadi harus jadi perhatian kita semua sebagai negara dan bangsa bahwa keamanan siber kita masih perlu peningkatan yang lebih," kata dia.

Diketahui, server PDN lumpuh diserang ransomware Lockbit 3.0. PDNS yang berlokasi di Surabaya itu diretas sejak 20 Juni 2024. Akibat peretasan ini, sebanyak 210 instansi pemerintah terdampak dan layanan publik berbasis digital menjadi terganggu.

Menkominfo RI Budi Arie Setiadi menyebut, peretas saat ini meminta uang tebusan sebesar juta dolar AS atau setara Rp131 miliar kepada pemerintah untuk melepaskan PDN.

Baca Juga: BSSN Akui Belum Temukan Peretas Server PDNS 2, 19 Negara Siap Bantu

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya