Kasus Kematian di Cinere, Polisi Ungkap Pesan di Ponsel Sang Anak

Ibu-anak di Cinere tewas karena akhiri hidup

Jakarta, IDN Times - Polisi mengungkap isi berkas yang diberi judul “To You Whom Ever” ditulis DAW, 38 tahun, anak GAH, 65 tahun, yang ditemukan tinggal kerangka di perumahan Bukit Indah Cinere, Depok, Jawa Barat.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, mengatakan file tersebut berisi petunjuk David dan ibunya kemungkinan sudah meninggal dunia.

"Pada 27 Juli 2023 kami temukan juga dari file 'to you whom ever' di sini sudah kita translate di dalam bahasa Indonesia. Jika ada yang membaca ini, maka itu saya sudah mati bersama ibu saya. Tergantung apakah dia akan menunjukannya atau tidak," kata Hengki dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).

Selain berkas tersebut, kata Hengki, penyidik juga menemukan catatan di gawai milik sang anak, David, bahwa dirinya sudah ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya sejak 2017.

Catatan itu ditulis pada 23 Februari 2023 berbunyi: “Saya sudah capek dengan kehidupan, saya capek dengan semua kebohongan, saya capek dengan mama saya yang delusional dan tidak pernah sadar-sadar, saya sudah depresi selama 2 tahun saya mau bunuh diri”.

Baca Juga: Polisi: Ibu dan Anak di Cinere Tewas karena Bunuh Diri

1. Sang anak telah menyiapkan diri untuk mengakhiri hidupnya

Kasus Kematian di Cinere, Polisi Ungkap Pesan di Ponsel Sang AnakKetua Apsifor Nathanael E.J Sumampouw (kiri) dan Kabid Puslabfor, Kombes Wahyu Marsudi (kanan) saat menerangkan kematian ibu-anak di Cinere Depok, Jawa Barat. (IDN Times/Amir Faisol)

Sementara itu, Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), Nathanael E.J Sumampouw, mengungkapkan, sang anak telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengakhiri hidupnya di kamar mandi yang sempit di rumah mereka.

“Dia juga mempersiapkan, langkah-langkahnya, setingnya, pada ruang sempit, itulah pilihannya menjadikan kamar mandi rumah sebagai TKP (tempat kejadian perkara), kalau melihat secara psikologis,” katanya.

2. Sang ibu memiliki sikap paranoid

Kasus Kematian di Cinere, Polisi Ungkap Pesan di Ponsel Sang AnakTim forensik gabungan mengumpulkan barang milik korban ibu dan anak yang ditemukan tewas di kawasan Perumahan Elite Cinere, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Sementara, berdasarkan penyelidikan yang dilakukan Apsifor, ibu GAH memiliki sifat yang khas, yakni kepribadian yang bersifat paranoid.

“Kami menemukan adanya indikasi seseorang yang memiliki ciri kepribadian yang bisa kami sebutkan sebagai ciri kepribadian paranoid,” kata dia.

Tidak hanya itu, GAH juga diliputi perasaan yang penuh dengan kecurigaan, sulit menjalin relasi dengan lingkungan sosialnya. Bahkan, ada ide-ide atau keyakinan yang cukup irasional.

Kondisi itu diperburuk setelah suaminya meninggal dunia. Sebab, selama masa hidupnya, sang suami terlibat banyak untuk mendukung dan memfasilitasi kebutuhan rumah tangga keluarga ini.

“Kami menemukan indikasi ketidakmampuan dalam pengelolaan keuangan,” kata dia.

Baca Juga: Polisi: Ibu yang Tewas Akhiri Hidup di Cinere Punya Sifat Paranoid

3. Polda Metro hentikan proses penyidikan

Kasus Kematian di Cinere, Polisi Ungkap Pesan di Ponsel Sang AnakDireskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi. (IDN Times/Amir Faisol)

Polda Metro Jaya akhirnya menyimpulkan kasus penyebab kematian ibu GAH, 64 tahun dan anaknya, DAW, 38 tahun, di salah satu perumahan elite di Cinere, Depok, Jawa Barat.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan hasil investigasi secara ilmiah menyatakan keduanya tewas karena mengakhiri hidupnya.

Hal itu juga ditemukan adanya dupa dan senter yang ada di dalam tempat kejadian perkara (TKP) meninggalnya dua jenazah itu.

“Sehingga disimpulkan mereka adalah melakukn bunuh diri demgan cara mengurung diri di ruangan yang sempit,” kata Hengki.

Hengki juga menegaskan dalam kasus ini tidak ditemukan tindak pidana yang memicu tewasnya ibu dan anak tersebut.

“Kami simpulkan terhadap peristiwa di Cinere ini bukan merupakan pertiswa pidana,” kata dia.

 

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri 

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya