On Mental Health IDN Times: Beda Mental Health dengan Gangguan Jiwa

Isu kesehatan jiwa ditanggapi serius di IDN Media

Jakarta, IDN Times – Di masa maraknya pergantian pola kerja, budaya hustle culture yang membebankan, dan juga masalah pribadi yang terus menumpuk, tidak heran jika banyak orang mengalami gangguan kesehatan mental (mental health).

Sayangnya, menghilangkan gangguan kesehatan mental tidak semudah seperti pergi ke dokter untuk mendapatkan resep obat. Salah satu penyebabnya, masalah kesehatan mental itu tidak terlihat.

“Sekarang pun masih banyak orang yang belum terbuka untuk membicarakannya,” kata Konselor Mental Health IDN Media, Hoshael W. Erlan, dalam program On Mental Health IDN Times episode pertama yang mengangkat tema: "1 dari 10 orang Indonesia Alami Gangguan Jiwa". Acara ini disiarkan secara langsung di Instagram IDN Times, Senin (13/11/2023).

Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis mengungkapkan, program On Mental Health dimaksudkan untuk membuka ruang publik, membicarakan isu mental health lebih luas, dan menjadi ruang interaksi antara IDN Times dengan audiens, dan diharapkan dapat berkontribusi membangun kesadaran lebih kuat mengenai isu mental health.

Baca Juga: Menkes: Satu dari 10 Orang di Indonesia Alami Gangguan Jiwa

1. Pentingnya menangani isu mental health

On Mental Health IDN Times: Beda Mental Health dengan Gangguan JiwaOn Mental Health (IDN Times)

IDN Media yang merupakan induk IDN Times sendiri telah menyediakan layanan konsultasi mental health bagi para timmy, sebutan untuk karyawan IDN Media, sejak pandemik COVID-19 melanda Tanah Air. Adapun yang menjadi konselornya adalah Hoshael W. Erlan.   

Sejak awal pandemik COVID-19, IDN Media sebagai media digital yang menargetkan  milenial dan Gen Z, menyadari pentingnya menangani isu kesehatan jiwa atau mental health yang merupakan dampak dari pandemik.

Berdasarkan data yang diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, satu dari 10 orang Indonesia mengalami gangguan jiwa. Sedangkan di tingkat global, terdapat 910 juta orang alami gangguan jiwa, atau satu dari delapan orang.

Menkes yang dikenal sebagai top banker itu memaparkan data tersebut di Rapat Kerja membahas Program Prioritas Nasional dan Perkembangan Peraturan Pelaksanaan UU Kesehatan dengan Komisi IX DPR RI, pada 7 November 2023.

“Kelompok-kelompoknya adalah anxiety, depresi, sama schizophrenia. Yang mesti dirawat di rumah sakit adalah schizophrenia,” ujar Budi.

Dia menyebutkan, anxiety atau kecemasan seringkali tidak diketahui, meskipun banyak yang mengalaminya. “Hormon serotonin dan dopamine terpengaruh, kemudian bisa jadi depresi,” tambah Budi.

Di IDN Media, Hoshael memiliki program konsultasi individual maupun terapi grup, dan
sangat sibuk. Karena ternyata kesadaran mental health di kalangan anak muda makin baik.

2. Beda mental health dengan gangguan jiwa

On Mental Health IDN Times: Beda Mental Health dengan Gangguan Jiwailustrasi depresi (IDN Times/Rochmanudin)

Menurut Hoshael, kesehatan mental dan gangguan jiwa merupakan dua istilah yang berbeda. Ketika bicara kesehatan mental, bukan bicara polaritas antara sehat atau sakit. "Melainkan lebih dekat definisinya ke kesejahteraan (well-being), yang bahkan sudah diartikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai bagaimana individu bisa mengenal kemampuannya sendiri, mengatasi masalahnya sendiri, dan kemudian bagaimana ia bisa bekerja dan punya hasil yang fruitful,” kata Hoshael.

Sedangkan "gangguan jiwa", bicara hal di mana ada diagnosis dan kemudian diagnosis tersebut diikuti oleh pengobatan.

Meskipun dua istilah tersebut memiliki sisi bersinggungan, Hoshael tetap menekankan bahwa perspektifnya tidak bisa disamakan. Jadi intinya, bicara mental health bukan hanya bicara bebas gangguan, tetapi juga bicara tentang fungsi optimal seorang manusia.

Di IDN Media sendiri, Hoshael sebagai konselor mental health, mengadakan dua program untuk para timmy, yaitu individual counselling (konseling pribadi) dan group therapy.

Sesi konseling pribadi memang sudah sangat sesuai dengan IDN Media yang membudayakan one-on-one. Dengan adanya privasi, karyawan bisa lebih nyaman untuk bercerita.

Sementara sesi konseling grup (group therapy) sifatnya lebih terbuka. Biasanya di sesi ini peserta bertukar cerita satu sama lain, sampai mereka menemui jawaban masalah mereka sendiri dari orang lain.

Intinya, kedua program tersebut bertujuan untuk menyediakan ruang di mana individu dapat bercerita masalah mereka dengan nyaman.

“Yang lebih problematik adalah isolation. Ketika tidak ada ruang untuk berbagi, membuat sulit tertolong,” ujar Hoshael.

3. Ke psikiater bukan mencari solusi, tetapi untuk have a good conversation

On Mental Health IDN Times: Beda Mental Health dengan Gangguan Jiwailustrasi depresi (IDN Times/Besse Fadhilah)

Hoshael mengatakan, salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang psikiater adalah menjadi pendengar yang baik, karena harus banyak menghadapi masalah-masalah orang lain setiap harinya.

Namun, perspektif Hoshael terkait ini adalah melihat hal tersebut sebagai peluang untuk
mendapatkan percakapan yang baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, termasuk psikiater tersebut.

"Meskipun banyak orang berpikiran ke psikiater itu untuk mencari solusi, menurutku itu lebih 'to have an honest conversation' mengenai apa yang sedang terjadi. Bagian yang paling besar adalah listening, dan juga mengeluarkan saran," ujar Hoshael.

Hoshael sendiri ingin lebih banyak narasi tentang mental health. Menurutnya, help-seeking behavior (perilaku mencari bantuan) di masyarakat belum terlalu terasah.

Di ujung acara, Uni Lubis mengatakan, program On Mental Health selanjutnya akan membahas ragam pertanyaan hangat tentang mental health dan psikologi.

"Nantikan episode berikutnya,” ujar Uni Lubis.

Baca Juga: IDN Times-RTI Gelar Workshop Kesehatan Mental untuk PMI Taiwan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya