BMKG Deteksi 14 Hotspot Karhutla di 8 Kabupaten NTT

Terbanyak di Kabupaten Alor

Jakarta IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat mendeteksi 14 titik panas atau hotspot di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 19-20 Agustus 2020 pukul 08.00 WITA. Hotspot itu tersebar di delapan kabupaten.

"Yakni Alor, Belu, Lembata, Manggarai Timur, Ngada, Sumba Tengah, Sumba Timur dan Timor Tengah Selatan (TTS)," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi di Kupang, seperti dikutip dari ANTARA pada Kamis (20/8/2020).

1. Hotspot terbanyak ada di Kabupaten Alor

BMKG Deteksi 14 Hotspot Karhutla di 8 Kabupaten NTTKarhutla Dusun Sigumoi Sumut (Dok. BNPB)

Data tersebut merupakan hasil analisis peta sebaran hotspot dengan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP dan NOAA20 oleh LAPAN. Hotspot terbanyak terdapat di wilayah Kabupaten Alor yaitu sebanyak enam hotspot.

"Terdiri dari Alor Barat Laut satu titik, Alor Timur dua titik dan Alor Pembantu Pantas tiga titik," ujarnya.

Disusul Kabupaten Sumba Timur sebanyak dua hotspot, sementara enam kabupaten lainnya masing-masing satu hotspot.

2. Berbeda dengan firespot, hotspot berguna sebagai indikator awal karhutla

BMKG Deteksi 14 Hotspot Karhutla di 8 Kabupaten NTTKarhutla Dusun Sigumoi Sumut (Dok. BNPB)

Ia mengatakan, jumlah sebaran hotspot berbeda dengan sebaran titik api atau firespot. Ia menjelaskan bahwa informasi sebaran hotspot merupakan indikator awal kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Serta dapat dimanfaatkan dalam deteksi area terbakar," ujarnya.

3. Akses Sipongi untuk mendapatkan informasi terupdate terkait karhutla

BMKG Deteksi 14 Hotspot Karhutla di 8 Kabupaten NTTKarhutla Dusun Sigumoi Sumut (Dok. BNPB)

Sipongi, website yang dikembangkan oleh Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK berfungsi untuk menjadi rujukan utama informasi karhutla di Indonesia. Publik dapat mengaksesnya melalui laman www.sipongi.menlhk.go.id.

Sistem informasi Sipongi menjadi dasar untuk mencegah terjadinya karhutla melalui deteksi dini hotspot serta menjadi sumber informasi paling valid untuk masyarakat.

"Masyarakat sering kali mengira hotspot atau titik panas sama dengan firespot atau titik api, padahal berbeda. Sehingga perlu ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait hotspot dan firespot ini. Data lengkap hotspot dan firespot ada di Sipongi," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Basar Manullang, dalam keterangan tertulis, Kamis (20/8/2020).

Baca Juga: Asap Pekat Akibat Karhutla Sempat Tutupi Jalan Tol Palindra

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya