Bangga! Nasabah PNM Mekaar Bawa Batik Ecoprint Mendunia

Kampung Sabbeta dulunya hanya memproduksi sutra

Jakarta, IDN Times -- Kampung Sabbeta, sebuah daerah yang terletak di Dusun Amessangeng, Desa Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, yang jaraknya sekitar 160 KM dari Makassar. Dulunya desa ini dikenal sebagai miniatur pesutraan Soppeng, karena produksi sutra nya dari hulu sampai hilir mulai dari penanaman murbai, pemeliharaan ulat sutra, pemintalan, pertenunan dan kerajinan.

Awalnya, produksi sutra di daerah ini hanya sebatas benang sutra saja. Namun, pada tahun 2018 Kampung Sabbeta yang dulunya hanya memproduksi sutra untuk dijadikan sarung, sekarang berubah haluan membuat kerajinan Batik Motif Eco Print.

1. Bermula atas inisiatif membuat batik motif eco print

Bangga! Nasabah PNM Mekaar Bawa Batik Ecoprint Menduniailustrasi batik (unsplash.com/wafieq akmal)

Perubahan haluan ini bermula atas inisiatif dan ide dari seorang warga di kampung tersebut. Dia adalah Ibu Musdalifah Riwayati. Warga kampung Sabbeta yang juga merupakan nasabah Mekaar Unit Lalabata menjadi inisiator terbentuknya ”Ecoprint Kampung Sabbeta”. Idenya untuk membuat kain selain sutra, yaitu batik motif Eco Print membuat dirinya dan warga kampung Sabbeta dikenal sampai mancanegara.

”Awalnya saya mempunyai ide bagaimana menciptakan motif kain sutra yang beda dari produksi yang biasanya, yaitu dibordir atau dibuat menjadi sarung, saya pun mencari referensi dari internet, akhirnya saya tertarik dan penasaran dengan teknik pewarnaan kain dengan menggunakan bahan dari alam (eco print),” ujar Musdalifah.

Baca Juga: Inspiring, Ini Kisah AO PNM Mekaar,  Sang Mentor di Ruang Pintar

2. Musdalifah belajar secara autodidak

Bangga! Nasabah PNM Mekaar Bawa Batik Ecoprint Menduniailustrasi pouch batik (shopee.co.id/nona_mareta)

Musdalifah pun belajar secara otodidak dan mencari motif. Setelah berulang kali gagal, Ia akhirnya berhasil menghasilkan batik ecoprint yang cantik. ”Saya perlihatkan motif kain tersebut ke ketua Dekranasda waktu itu, dan gayung bersambut disitulah awal ecoprint diperkenalkan di Soppeng,” ujarnya.

Kondisi perekonomian masyarakat di kampung sabbeta meningkat berkat usaha batik eco print inisiasi Musdalifah. Terutama ibu–ibu yang sebelumnya berprofesi hanya sebagai Ibu Rumah Tangga, saat ini bisa menghasilkan dengan membuat pola kain batik motif eco print dan mendapat tambahan uang untuk keluarga.

”Sekarang brand ecoprint Kampung Sabbeta sudah mendapatkan pembeli dari luar negeri seperti, Malaysia, Jepang, Inggris, dan Kanada. Juga telah bekerja sama dengan Fashion House Malaysia,” kata Musdalifah penuh semangat. 

3. Musdalifah merasa bangga bisa mengharumkan nama daerah Soppeng dan Sulsel

Bangga! Nasabah PNM Mekaar Bawa Batik Ecoprint Menduniailustrasi kain batik (pexels.com/John Bastian)

Saat ini Musdalifah merasa senang dan bahagia, bukan saja dari meningkatnya pendapatan tapi rasa bangga bisa menjadi salah satu UMKM unggulan yg mengharumkan nama daerah kabupaten Soppeng dan Sulsel secara meluas. Ia berharap industri kreatif kain ecoprint bisa mendunia.

”Kami mengusung konsep sustainable fashion dan ramah lingkungan, serta bisa memperkenalkan sutra ke masyarakat luas,” katanya. (WEB)

Baca Juga: Lewat Edukasi, PNM Dukung Percepatan Program Open Defecation Free

Topik:

  • Ahmad Faisal

Berita Terkini Lainnya