Terima Delegasi Malaysia, Dirut Ghufron Bagikan Rahasia Kesuksesan JKN

Salah satunya pengelolaan pembiayaan yang efektif

Jakarta, IDN Times -- BPJS Kesehatan baru saja menerima kunjungan istimewa delegasi Malaysia dari Hospital Canselor Tuanku Muhriz (HCTM) Universiti Kebangsaan Malaysia. Kunjungan ini dilakukan untuk mempelajari pengelolaan pembiayaan yang efektif di fasilitas kesehatan. Rombongan delegasi yang dipimpin oleh Timbalan Pengarah (Perubatan) HCTM, Zairul Azwan Mohd Azman, berkesempatan mendalami sistem pengelolaan yang diterapkan BPJS Kesehatan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menjelaskan bahwa hingga 1 Mei 2024, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah mencapai 271,4 juta jiwa, atau 97,24 persen dari total penduduk Indonesia. Capaian ini menjadikan BPJS Kesehatan sebagai salah satu penyelenggara jaminan kesehatan dengan jumlah peserta terbesar di dunia.

"BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 23.274 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 3.099 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). Dalam sistem pembayarannya, BPJS Kesehatan menggunakan pendekatan Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) di FKTP. KBK didasarkan pada sejumlah indikator kinerja, termasuk tingkat kunjungan, rasio rujukan non spesialis, serta pengendalian penyakit kronis melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)," kata Ghufron. 

1. Selain pendanaan kapitasi, BPJS Kesehatan menyediakan pembiayaan non-kapitasi layanan gawat darurat di berbagai fasilitas kesehatan

Terima Delegasi Malaysia, Dirut Ghufron Bagikan Rahasia Kesuksesan JKNDirektur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Selain itu, Ghufron menambahkan bahwa terdapat faktor-faktor seperti jenis FKTP, ketersediaan tenaga medis, dan rasio dokter terhadap peserta JKN yang menjadi pertimbangan dalam menentukan tingkat kapitasi.

Ghufron juga menjelaskan bahwa selain pendanaan kapitasi, BPJS Kesehatan menyediakan pembiayaan non-kapitasi layanan gawat darurat di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Implementasi KBK ini telah membawa perubahan positif, bahkan terdapat peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan sebesar 20 persen lebih dari tahun 2022 hingga 2023. Hal ini juga berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan medis bagi peserta JKN.

"Di FKRTL, ada dua mekanisme pembiayaan yang berlaku, yakni tarif paket yang mencakup seluruh komponen sumber daya rumah sakit yang digunakan, baik dalam pelayanan medis maupun non-medis atau dikenal dengan Indonesian Case Base Groups (INA-CBG), dan pembiayaan Non INA-CBG untuk layanan spesifik di luar tarif INA-CBG seperti alat bantu medis dan obat-obatan khusus," ujar Ghufron.

Untuk memperkuat langkah-langkah preventif dan promotif, BPJS Kesehatan terus menggalakkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Program ini bertujuan memberikan layanan optimal bagi peserta dengan penyakit kronis seperti diabetes melitus dan hipertensi, dengan biaya yang lebih efektif dan efisien.

Selain itu, Program Rujuk Balik (PRB) juga menjadi inisiatif penting yang memudahkan akses peserta dengan penyakit kronis untuk mendapatkan layanan yang diperlukan. Setelah kondisi pasien stabil, mereka dapat kembali ke FKTP dengan pemantauan dokter yang berkelanjutan.

Baca Juga: Pemerintah Bentuk Tim Khusus Terapkan Iuran KRIS BPJS Kesehatan

2. BPJS Kesehatan juga meluncurkan sejumlah inovasi

Terima Delegasi Malaysia, Dirut Ghufron Bagikan Rahasia Kesuksesan JKNDirektur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

BPJS Kesehatan juga meluncurkan inovasi seperti Skrining Riwayat Kesehatan yang memberikan kesempatan bagi peserta JKN untuk mengidentifikasi potensi 14 risiko penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, iskemia jantung, stroke, kanker leher rahim, kanker payudara, anemia remaja putri, tuberkulosis, hepatitis, paru obstruktif kronis, talasemia, kanker usus, kenker paru, dan hipotiroid kongenital.

"Peserta dapat melakukan skrining secara mandiri melalui Aplikasi Mobile JKN, situs resmi BPJS Kesehatan, atau saat mengakses layanan kesehatan di FKTP dan dapat dilakukan satu kali dalam setahun. Hasil skrining ini dikelompokkan menjadi risiko rendah, sedang, dan tinggi. Jika berisiko tinggi, peserta akan diarahkan ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut," lanjut Ghufron.

Ghufron juga menekankan kemudahan yang kini dirasakan peserta JKN dalam mengakses layanan di fasilitas kesehatan tanpa perlu antre panjang. Melalui antrean online yang terdapat pada Aplikasi Mobile JKN, peserta dapat mengantre di mana pun dan kapan pun. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kepuasan peserta, tetapi juga mengurangi risiko penularan penyakit. Proses pengambilan antrean di aplikasi ini pun mudah dan praktis.

Zairul Azwan Mohd Azman, Timbalan Pengarah (Perubatan) HCTM Universiti Kebangsaan Malaysia kagum terhadap capaian BPJS Kesehatan dalam satu dekade. Ia menyatakan bahwa Malaysia dapat banyak belajar dari BPJS Kesehatan, yang telah berhasil menjadi penyelenggara jaminan kesehatan dengan jumlah peserta yang sangat tinggi.

"Berbagai inovasi dan capaian BPJS Kesehatan patut menjadi percontohan bagi negara lain dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan yang komprehensif. Banyak hal yang dapat dipelajari dari BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan Program JKN di Indonesia dengan kondisi geografis yang sangat kompleks," ujar Zairul.

3. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat mempererat kerja sama antara Malaysia dan Indonesia dalam bidang kesehatan

Terima Delegasi Malaysia, Dirut Ghufron Bagikan Rahasia Kesuksesan JKNKantor pusat BPJS Kesehatan di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Zairul juga berkesempatan untuk mengunjungi Command Center milik BPJS Kesehatan. Dirinya takjub bahwa semua terpantau secara real time, baik perkembangan peserta, jumlah akses layanan di fasilitas kesehatan, bahkan proses pembayaran klaim ke fasilitas kesehatan juga dapat langsung disaksikan di Command Center BPJS Kesehatan.

"Segalanya dapat dipantau secara detail pada Command Center milik BPJS Kesehatan ini. Melalui kecanggihan Command Center BPJS Kesehatan ini, menunjukkan semua elemen di ekosistem JKN untuk terus maju mengikuti perkembangan digital yang ada," terang Zairul.

Zairul berharap melalui kegiatan ini dapat mempererat kerja sama antara Malaysia dan Indonesia dalam bidang kesehatan, serta memberikan inspirasi bagi Malaysia dalam mengembangkan sistem jaminan kesehatan yang lebih baik dan menyeluruh. (WEB)

Baca Juga: Jangan Bingung, Ini 4 Cara Cek Tagihanmu di BPJS Kesehatan

Topik:

  • Ahmad Faisal

Berita Terkini Lainnya