Tren Brand Lokal di Indonesia, dari Fashion hingga Beauty

Mulai ada pergeseran minat, lho!

Hypefast, perusahaan ritel berbasis teknologi asal Indonesia membagikan wawasan baru mengenai tren pertumbuhan brand lokal yang dikemas dalam peluncuran program Think with Hypefast. Lewat acara yang digelar pada Rabu (21/6/2023), diketahui bila saat ini ada pergeseran minat masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Sejak didirikan pada 2020 silam, Hypefast telah berinteraksi dan melakukan penilaian terhadap lebih dari 5000 brand lokal tanah air yang bergerak di industri fashion, kecantikan, dan kesehatan. Berangkat dari data yang berhasil dihimpun selama tiga tahun terakhir, CEO dan Founder Hypefast, Achmad Alkatiri, mengungkap sejumlah fenomena menarik dan wawasan terkini seputar tren brand lokal.

1. Evolusi merek lokal dalam beberapa tahun terakhir

Tren Brand Lokal di Indonesia, dari Fashion hingga BeautyMedia Gathering "Mengupas Tren Brand Lokal 2023" di Kantor Hypefast. 21 Juni 2023. (dok. Hypefast)

Pesatnya penetrasi e-commerce di Indonesia dalam 10 tahun terakhir membawa kontribusi positif pada pertumbuhan brand lokal. Kemudahan akses menjalankan bisnis ritel secara daring memberikan peluang dan semangat bagi para pengusaha lokal untuk mendirikan brand dan toko online.

"Bersumber dari technology monitoring tim investasi kami, dewasa ini rata-rata dalam setiap tiga minggu ada satu brand lokal baru yang diluncurkan di Indonesia," ungkap Achmad Alkatiri.

Padahal, menurut Achmad Alkatiri, sebelumnya untuk meluncurkan sebuah brand dibutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun serta harus disokong dengan modal yang besar. Sekarang, dalam enam sampai delapan minggu saja seseorang sudah dapat meluncurkan fashion brand dengan modal mulai dari Rp 3 juta.

Sedangkan untuk brand kecantikan dan kesehatan, prosesnya dapat memakan waktu empat hingga enam bulan dengan modal mulai Rp50 juta. Kehadiran e-commerce kian menegaskan betapa memiliki bisnis brand lokal kini gak lagi membutuhkan modal besar. Karena dalam 30 menit saja, siapa pun sudah bisa membuka toko online secara gratis dan menjangkau jutaan calon konsumen di Indonesia.

Kemudahan berbisnis fashion brand pun melahirkan semakin banyak pemain dan kompetisi pun menjadi tinggi. Akibatnya, brand lokal berlomba-lomba memenangkan hati konsumen lewat diskon dan perang harga.

2. Tantangan dan strategi yang dapat mengatasi hal tersebut

Tren Brand Lokal di Indonesia, dari Fashion hingga BeautyMedia Gathering "Mengupas Tren Brand Lokal 2023" di Kantor Hypefast. 21 Juni 2023. (dok. Hypefast)

Keterbatasan modal kerap menjadi tantangan nyata dalam membangun brand. Data mencatat, sekitar 80 persen modal awal dialokasikan untuk keperluan produksi dan membangun tim, sehingga biaya pemasaran harus dikelola dengan sangat efisien dan strategis. Itulah mengapa mayoritas brand lokal pun memilih untuk mengembangkan bisnisnya secara daring terlebih dahulu, atau yang dikenal dengan istilah online-first brand.

“Saluran pertama yang brand lokal gunakan untuk mendirikan dan memperoleh sebagian besar pendapatan mereka berasal dari online marketplace. Dan demi mengoptimalkan pengeluaran pemasaran, tercatat 98 persen brand lokal di Indonesia memaksimalkan presensi brand mereka di platform Instagram serta memiliki tim khusus untuk mengelola akun bisnis tersebut secara aktif untuk membangun organic community,” jelasnya.

3. Peluang dan masa depan brand lokal

Tren Brand Lokal di Indonesia, dari Fashion hingga BeautyMedia Gathering "Mengupas Tren Brand Lokal 2023" di Kantor Hypefast. 21 Juni 2023. (dok. Hypefast)

Salah satu hasil temuan yang gak kalah menarik dari dinamika brand lokal berkaitan dengan masalah modal. Uniknya, di era modern ini modal untuk merintis dan membangun brand gak lagi sekadar berupa dana, namun juga sumber daya manusia.

"Yang mengejutkan, modal ternyata bukan tantangan utama bagi brand lokal. Sekitar 72 persen brand lokal menyatakan bahwa merekrut talent berkualitas tinggi adalah tantangan terbesarnya," kata Achmad.

Tantangan utama lain yang juga dihadapi oleh brand lokal di samping modal dan kompetisi yang semakin tajam adalah kenaikan biaya penjualan yang signifikan dari online marketplace. Achmad menjelaskan bahwa adanya tekanan terhadap profitabilitas perusahaan marketplace berdampak pada kenaikan biaya penjualan (merchant fee) yang tinggi, terutama untuk pemain besar.

Melihat fenomena dan rangkaian data di atas, Achmad Alkatiri menekankan pentingnya brand lokal untuk mampu mengenali potensi pasar serta memiliki ketangkasan untuk menjangkaunya. Semoga brand lokal tanah air bisa terus berkembang dan tumbuh dengan baik, ya!

Baca Juga: Intip 6 Tren Fashion Pria Tahun 70-an yang Anti Mati Gaya

Izi Mizi Photo Verified Writer Izi Mizi

pecinta film dan makanan yang suka menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Wahyu Kurniawan

Berita Terkini Lainnya