UNESCO Tetapkan Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia, Bangga!

Menjadikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup

Jakarta, IDN Times - Bicara soal jamu, tidak sebatas bicara tentang minuman. Selain resep beragam minuman jamu untuk kesehatan dan penyembuhan, naskah-naskah kuno peninggalan nenek moyang juga merekam pemanfaatan bahan alam sebagai perawatan kecantikan.

Dan, kabar baiknya, kini United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau UNESCO Intangible Cultural Heritage pada tanggal 6 Desember 2023.

Hal itu dikatakan oleh pihak Gabungan Pengusaha (GP) Jamu dalam acara konferensi pers Penetapan Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia di Kedai Jamu Acaraki, Grand Indonesia, Selasa (12/12/2023). Seperti apa perjalanan panjangnya? Cek ulasannya di bawah ini!

1. Cerita jalan panjang jamu diakui oleh UNESCO

UNESCO Tetapkan Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia, Bangga!acara konferensi pers Penetapan Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia di Kedai Jamu Acaraki (Dok.GP Jamu)

Penominasian jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia diawali saat Ketua Umum GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengarahkan pembentukan tim riset khusus dengan ketua Jony Yuwono, untuk mengikuti alur dan seleksi penominasian dari UNESCO.

"Awalnya kita diberi form yang berisi 42 pertanyaan. Namun, tiap-tiap pertanyaan itu ada batas kata. Jadi tantangannya adalah bagaimana kita menceritakan budaya sehat jamu ini yang memiliki sejarah 1.200 tahun hanya dalam 500 kata," ujar Jony Yuwono selaku Ketua Tim Riset GP Jamu saat jumpa dengan media.

Berdasarkan pengumuman Direktur Perlindungan Kebudayaan Tentang Hasil Seleksi Usulan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ke UNESCO pada tanggal 18 Februari 2022, Budaya Sehat Jamu menjadi nominasi Warisan Budaya Tak Benda yang diajukan oleh Indonesia ke UNESCO. Pada tanggal 14 Maret 2022 Tim nominasi telah mengirimkan berkas dokumen seperti yang disyaratkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Budaya Sehat Jamu telah melalui evaluasi dan pengkajian oleh UNESCO. Budaya Sehat Jamu dinilai UNESCO layak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau UNESCO Intangible Cultural Heritage. Keputusan tersebut ditetapkan dalam sidang komite ke-18 yang diselenggarakan pada tanggal 4-9 Desember 2023 di Kasane, Botswana.

Tim Nominasi Budaya Sehat Jamu yang diwakili oleh Erwin Skripsiadi dari Jamupedia dan Gaura Mancacaritadipura menghadiri sidang tersebut bersama perwakilan dari Duta Besar dan Perwakilan Tetap Indonesia di UNESCO serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan Budaya Sehat Jamu dilakukan pada hari ke-3 sidang, tanggal 6 Desember 2023.

2. Melibatkan partisipasi aktif komunitas

UNESCO Tetapkan Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia, Bangga!acara konferensi pers Penetapan Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia di Kedai Jamu Acaraki (Dok.GP Jamu)

Tidak hanya menetapkan, UNESCO juga memuji dokumen nominasi Budaya Sehat Jamu karena dinilai melibatkan partisipasi aktif komunitas. Penetapan Budaya Sehat Jamu menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO adalah kerja keras dari berbagai pihak. Penyusunan dokumen nominasi form ICH 02 mulai dilakukan oleh tim kerja nominasi Budaya Sehat Jamu sejak bulan Juni 2019.

Tim riset yang dipimpin Jony Yuwono, melibatkan komunitas jamu secara aktif di 4 Provinsi yaitu Jateng, DIY, Jatim, dan DKI Jakarta. Riset melibatkan berbagai komunitas, dari Kampung Jamu Nguter, Komunitas Jamu Gendong Sumber Husodo di Mijen Semarang, hingga Laskar Jamu Gendong di DKI Jakarta.

"Jamu yang terbaik itu adalah yang dibuat sendiri karena itu soal harapan. Kita bisa dorong industri untuk buat hal-hal praktis, tapi kuncinya adalah edukasi masyarakat bahwa perlu turut serta melestarikan budaya ini," kata Jony

3. Menjadikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup

UNESCO Tetapkan Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia, Bangga!ilustrasi jamu kunyit asam (unsplash.com/Klara Avsenik)

Penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO ini tak lepas dari peran berbagai pihak. Dukungan dan arahan dari Putri Kus Wisnu Wardani selaku Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia sangat membantu dalam proses penominasian. Riset dan pengisian dossier juga tidak akan berhasil dengan baik tanpa partisipasi dari ratusan pelaku langsung Budaya

"Sehat Jamu dari berbagai komunitas di Indonesia, tentunya juga dukungan dari ilmuwan dan budayawan yang terlibat seperti Mooryati Soedibyo, Jaya Suprana, Martha Tilaar, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, dan tokoh-tokoh lainnya yang tak bisa kami sebutkan satu persatu," kata Jony menambahkan.

Harapannya, setelah penetapan ini akan lahir kesadaran, kecintaan, dan kebiasaan untuk menjadikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup. Jamu adalah upaya preventif yang khasiat atau manfaatnya tidak akan didapatkan secara instan dalam satu atau dua hari. Untuk itu jamu perlu dikonsumsi secara kontinyu, Budaya Sehat Jamu adalah manifestasi kekayaan budaya Indonesia dalam hal kesehatan dan pengobatan.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Kuliner Jamu Legendaris di Semarang, Kaya akan Khasiat

Topik:

  • Wahyu Kurniawan

Berita Terkini Lainnya