.Feast Tampil Lebih Baru di Album Membangun & Menghancurkan

.Feast libatkan 12 produser di album baru

Jakarta, IDN Times - Setelah proses yang berbelit-belit dengan berbagai hal tak terduga, akhirnya band rock asal Jakarta yang bernama .Feast mempersembahkan album Membangun & Menghancurkan yang sudah lama dinantikan. Dirilis oleh Sun Eater ke platform digital serta menampilkan single “Konsekuens”, “Politrik” dan “Nina” yang sudah beredar duluan, pada album ini Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha (gitar), Dicky Renanda (gitar) dan Fadli “Awan” Fikriawan (bas) merombak diri dengan berkolaborasi bersama sejumlah produser musik Indonesia terbaik saat ini, termasuk Laleilmanino, Lafa Pratomo dan Iga Massardi.

“.Feast yang lama sudah mati....". Kutipan dari Baskara Putra sekilas mungkin terdengar seperti satu lagi pernyataan provokatif dari seorang musisi yang kariernya sejauh ini sarat akan ucapan serupa. Namun, itu juga merupakan gambaran yang akurat terhadap bagaimana sang vokalis tersebut bersama rekan-rekannya di .Feast menghasilkan album terbaru mereka, Membangun & Menghancurkan.

1. Kumpulan karya paling eklektik dari .Feast

.Feast Tampil Lebih Baru di Album Membangun & MenghancurkanFoto profil band .Feast (Dok.Feast)

Ini adalah kumpulan karya paling eklektik dari mereka sejauh ini dan melibatkan 12 produser dari berbagai sudut kancah musik Indonesia saat ini untuk menghidupkan ke-15 lagu yang terdapat di dalamnya. “Keberadaan produser yang banyak ini bikin kami menemukan perspektif baru dalam mengerjakan album ini yang sangat kami butuhkan setelah 10 tahun lebih berjalannya .Feast,” kata basis Fadli “Awan” Fikriawan dalam keterangan resminya.

Ke-15 lagu tersebut juga mencakupi materi paling personal dan sarat introspeksi sejauh ini dari .Feast yang menjauh dari isu-isu sosiopolitis yang selama ini menjadi ciri khas mereka demi lirik mengenai menjadi orang tua, kematian, hedonisme, hasrat, kebencian terhadap diri sendiri serta topik-topik lain yang mencerminkan secara lebih lengkap keempat pria dewasa ini yang memasuki usia 30-an.

“Waktu muda, lagu-lagu kami membahas apa pun secara makro walaupun itu di luar kapasitas kami. Kami melihat itu sebagai apa yang ingin kami suarakan. Sekarang lebih ke pandangan mikro tentang apa yang ada di sekitar kami dan di depan mata kami,” kata gitaris Adnan Satyanugraha yang merasa terdorong untuk mempersembahkan “Nina”, lagu lembut yang diproduseri Vega Antares, untuk putrinya.

Dicky Renanda, rekan gitaris Adnan yang kisah petualangan masa mudanya di dunia malam menginspirasi lagu “Arteri” yang digarap oleh tim raksasa pop Laleilmanino, menambahkan, “album ini membicarakan kisah perjalanan kami, jadi banyak juga nostalgia yang terjadi selama menulis lagu-lagunya”.

2. Konsep yang jauh berbeda dengan yang sebelumnya

https://www.youtube.com/embed/eulYTPXOaio

Menariknya, Membangun & Menghancurkan yang hadir di tahun 2024 ini bukanlah album yang diniatkan oleh .Feast saat mereka menggembar-gemborkan kedatangannya di tahun 2019 sambil menikmati kesuksesan album mini Beberapa Orang Memaafkan yang masih bergaung dari tahun sebelumnya. Band .Feast sudah merilis empat single dari apa yang seharusnya menjadi album Membangun & Menghancurkan sebelum pandemik tiba di tahun 2020 dan membuat mereka beralih ke proyek-proyek lain, yakni album mini Uang Muka yang lebih simpel serta album Abdi Lara Insani di tahun 2022 yang berisi materi lama yang sudah ada bahkan sebelum album perdana Multiverses dirilis di tahun 2017.

Penggarapan Membangun & Menghancurkan yang dirombak menghabiskan paruh pertama 2024 dengan para anggota .Feast mengumpulkan materi bikinan masing-masing dan memasangkan dengan para produser yang dinilai cocok dengan tiap lagu tersebut tanpa peduli apakah terdengar seperti .Feast yang lama atau tidak.

“Dulu kami produseri sendiri. Di satu sisi itu bagus karena jadi punya ciri khas. Cuma, akhirnya ketebak kalau .Feast bakal begitu doang. Kebetulan kami punya rezekinya, konseksinya, dan kesempatannya, jadi kenapa enggak memanfaatkannya," kata Adnan tentang bekerja dengan sederet produser yang karyanya mereka kagumi itu.

3. Mendobrak batasan-batasan musik .Feast

.Feast Tampil Lebih Baru di Album Membangun & MenghancurkanAset Press Release Feast

Setelah banyak mencocokkan jadwal para produser dengan kesibukan mereka sendiri, hasilnya adalah album .Feast yang sangat berbeda dengan apa pun yang mereka pernah hasilkan. Dari hard rock di lagu “Konsekuens” dan “Politrik” yang digarap Pandu Fathoni hingga sentuhan lembut dan sensual yang dibawa Lafa Pratomo ke “Ouroboros” dan “Langitruntuh”, Membangun & Menghancurkan semakin mendobrak batasan-batasan musik .Feast.

Kalau lirik .Feast di masa lampau mencerminkan amarah dan kekecewaan terhadap dunia luar, maka pada Membangun & Menghancurkan amarah dan kekecewaan itu kini lebih banyak ditujukan ke diri mereka sendiri. 

Membangun & Menghancurkan memang bukan album yang awalnya ingin dibuat oleh .Feast, tapi inilah yang mereka ciptakan pada akhirnya dan mereka sungguh bangga dengannya. Para anggota .Feast pun berharap pendengar bisa turut merasakan keseruan seperti saat mereka menciptakan Membangun & Menghancurkan.

Baca Juga: Grup Band .FEAST Merilis Official Music Video dari Lagu Nina

Topik:

  • Wahyu Kurniawan

Berita Terkini Lainnya