Seni Memahami Kekasih selama Menstruasi, Peka Aja Gak Cukup!
ilustrasi memahami pasangan (freepik.com/freepik)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cinta itu juga seni. Cinta membutuhkan ketelitian, dedikasi, dan kepekaan. Untuk berbahagia dalam cinta, ada berbagai tantangan besar maupun kecil yang perlu dilewati bersama dengan kedewasaan.
Bagi laki-laki, salah satu momen ketika cinta diuji adalah saat pasangan sedang dalam periode menstruasi. Bukan tanpa alasan, bagi sebagian besar perempuan momen menstruasi tak hanya sekadar perubahan fisik bulanan, tetapi juga perjalanan emosional yang kadang sulit dipahami. Jangankan oleh pasangan, bukan tidak mungkin perempuan itu sendiri tidak memahami fase perjalanan emosional yang tengah ia lalui.
Sebagai pasangannya, kamu perlu menempatkan diri dengan pas. Terlalu memanjakan bakal bikin kamu sendiri yang ikut malas-malasan. Kalau malah cuek itu berarti kamu kebangetan. Itulah mengapa kamu membutuhkan seni memahami kekasih ketika pasanganmu sedang menstruasi berikut sebagai inspirasi yang antimainstream.
1. Buatkan daftar putar musik kesukaan pasangan
ilustrasi membuat playlist (pexels.com/Ivan Samkov)Di fase seperti ini, khususnya saat pra-menstruasi, lebih baik kamu tidak banyak omong. Boleh jadi, kata-kata apa pun yang kamu utarakan bisa jadi serba salah. Mayoritas pria memang tidak terlahir untuk mudah peka dan pandai membaca situasi. Sudah, terima saja kenyataan ini.
Sebagai gantinya, buatkan daftar putar musik-musik kesukaan pasangan. Selain harapannya untuk meringankan rasa sakit dan kekacauan emosional yang tengah dirasakan kekasih, cara ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa kamu perhatian dan peduli dengan selera musik pasangan.
Tanpa perlu mengeluarkan sepatah kata apa pun, kamu sudah menunjukkan upaya untuk membuatnya merasa lebih nyaman sekaligus memertontonkan kepedulian dan dalamnya kasih sayang dengan menggunakan tips daftar putar musik ini.
2. Hadiahkan "surat cinta menstruasi"
ilustrasi menulis surat (pexels.com/Ono Kosuki)Masih senada dengan konteks jangan banyak omong di poin sebelumnya, medium lain yang bisa kamu manfaatkan adalah tulisan. Sebulan sekali, siapkan surat cinta yang poetik dan romantis. Beri tahu betapa beruntungnya kamu telah menjadi pasangannya. Tulis kalau pasangan kamu adalah sosok hebat yang telah mampu melalui berbagai rintangan dan tantangan dalam hidupnya. Selalu tutup surat dengan pesan seberapa dalam kamu mencintainya.
Kalau metode seperti ini saja kamu rasa masih ribet, coba medium tulisan yang lebih simpel. Misal, tuliskan catatan kecil tentang aksi dan kegiatan apa saja yang telah kamu kerjakan untuk meringankan tugas pasangan. Tempel catatan itu di kulkas jika kamu dan pasangan sudah menikah.
Baca Juga: 5 Hal yang Tanpa Disadari Termasuk Seni Memahami Kekasih
Editor’s picks
3. Beri pasangan jadwal kegiatan harian kamu secara rinci
ilustrasi presentasi (pexels.com/MART PRODUCTION)Bukan berarti kamu harus selalu menemani pasangan sepanjang waktu ketika ia sedang dalam fase menstruasi. Tentu kamu juga tetap harus melakoni sederet aktivitas harian kamu sendiri, bukan? Meski begitu, jangan sampai membuat pasangan menduga dan bertanya-tanya tentang keberedaanmu dan apa aktivitas yang sedang kamu lakukan. Hal simpel seperti ini lho yang biasanya malah menjadi pemicu ledakan konflik.
Antisipasinya, siapkan jadwal harian kamu selama pasangan dalam fase menstruasi. Kirim jadwal terebut sepagi mungkin. Beri rincian waktu, aktivitas yang dilakukan, serta dengan siapa saja kamu melakukan kegiatan tersebut. Laporkan tiap kali kamu memulai dan menyelesaikan tiap jadwal.
Nah, barulah pada tiap jadwal yang kosong itulah momen kamu memberi pasangan perhatian lebih. Tawarkan ke pasangan, pada jam-jam kosong di jadwal tersebut apakah ia bersedia untuk ditemani, diajak makan bareng, ditelepon, dibelikan sesuatu, dan sebagainya yang menunjukkan kepedulian kamu. Jika memang pasangan tidak bersedia atau tengah dalam jadwal aktivitasinya sendiri, kamu baru boleh mengisinya dengan momen me time, misal nongkrong sama teman, bermain game, atau tidur. Tapi ingat, selalu laporkan dulu, ya!
4. Tawarkan sesi mendengarkan tanpa batas
ilustrasi mendengarkan pasangan (freepik/Drazen Zigic)Ada kalanya situasi emosional perempuan dalam fase menstruasi benar-benar kacau. Tanpa sebab, mood-nya bisa berubah menjadi sedih, down, dan hanya ingin menangis sejadi-jadinya. Jangan mengedepankan logikamu untuk mengutarakan pertanyaan seputar "apa", "kenapa", dan "bagaimana". Sampai kapan pun laki-laki tak akan mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi.
Kalau ini terjadi, artinya kamu perlu segera mengondisikan diri dalam sesi mendengarkan tanpa batas. Dengarkan segalanya! Bahkan, ketika ia tidak bersuara sepatah kata apa pun, dengarkan isak tangisnya. Jika ternyata ia tak menangis, dengarkan kesunyian dan nikmatilah. Dengarkanlah untuk memahami, bukan untuk menjawab atau menemukan jawaban.
Cinta itu seni yang butuh kreativitas, kepekaan, dan dedikasi. Seni memahami kekasih selama menstruasi tidak hanya untuk mendukung, tetapi juga memberi makna atas keberadaan satu sama lain. Tiap tindakan kecil, tiap perhatian yang diberikan, dan tiap ketulusan untuk tidak saling menyakiti adalah goresan seni dalam kanvas cinta yang kamu bangun bersama pasangan karena pada akhirnya cinta yang paling indah adalah yang dipenuhi oleh pemahaman, ketulusan, dan keinginan untuk terus belajar dan saling memahami.
Seni memahami kekasih bisa semakin kamu dalami melalui film terbaru IDN Pictures, yang berjudul Seni Memahami Kekasih (2024). Film yang dibintangi Febby Rastanty dan Elang El Gibran ini, siap menghiasi layar bioskop tanah air mulai 5 September 2024. Jadi, jangan lupa nonton film komedi romantis satu ini bareng pacar atau orang terkasihmu, ya!
Baca Juga: 5 Dampak Seni Memahami Kekasih dalam Mengubah Dinamika Hubungan
poster film Seni Memahami Kekasih (dok.IDN Pictures/Seni Memahami Kekasih)IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
