7 Ciri-Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim, Manipulatif!

Ciri-ciri orang yang suka playing victim

Fenomena playing victim adalah salah satu perilaku manipulatif yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam banyak kasus, perilaku ini muncul tanpa disadari oleh individu yang melakukannya. Hal ini menciptakan dinamika hubungan yang tidak sehat, baik di lingkungan keluarga, pertemanan, atau pekerjaan.

Orang yang suka playing victim cenderung memosisikan diri mereka sebagai korban meskipun situasinya tidak selalu demikian. Tujuan dari perilaku ini sering kali adalah untuk mendapatkan simpati, perhatian, atau untuk menghindari tanggung jawab yang seharusnya mereka emban. Berikut adalah tujuh ciri-ciri orang yang memiliki kecenderungan untuk melakukan playing victim.

1. Tidak pernah mengakui kesalahan

7 Ciri-Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim, Manipulatif!ilustrasi bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Salah satu ciri utama dari orang yang suka melakukan playing victim adalah ketidakmampuan mereka untuk mengakui kesalahan. Ketika mereka terlibat dalam suatu masalah atau konflik, mereka akan selalu mencari alasan atau menyalahkan orang lain. Setiap kali mereka melakukan kesalahan, alih-alih mengakui perannya, mereka justru mencari kambing hitam.

Mereka merasa dengan menyalahkan pihak lain, citra mereka sebagai korban akan tetap terjaga. Dengan cara ini, mereka tidak pernah benar-benar belajar dari kesalahan mereka dan justru terjebak dalam siklus yang sama. Ketidakmampuan untuk mengambil tanggung jawab adalah cara mereka untuk mempertahankan status sebagai "korban" dalam setiap situasi.

2. Sering mengeluh tentang ketidakadilan

7 Ciri-Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim, Manipulatif!ilustrasi bertengkar (pexels.com/Mikhail Nilov)

Orang yang suka playing victim biasanya akan sering mengeluh tentang ketidakadilan yang mereka alami. Mereka cenderung merasa bahwa dunia atau orang-orang di sekitarnya tidak adil kepada mereka. Dalam pandangan mereka, kehidupan selalu memberikan cobaan yang tidak proporsional kepada mereka.

Ketika menghadapi masalah kecil sekalipun, mereka akan melihatnya sebagai sesuatu yang jauh lebih besar dari kenyataan. Mereka juga cenderung mempersepsikan setiap situasi sebagai serangan terhadap diri mereka. Dengan selalu mengeluh tentang ketidakadilan, mereka berharap mendapatkan simpati dari orang lain yang akhirnya memvalidasi perasaan mereka.

Baca Juga: 5 Tanda Bahaya dari Hubungan Abusive, Pasangan Playing Victim

3. Menyalahkan orang lain atas masalah mereka

7 Ciri-Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim, Manipulatif!ilustrasi bertengkar (pexels.com/Budgeron Bach)

Ciri lainnya dari orang yang suka playing victim adalah kebiasaan mereka menyalahkan orang lain atas setiap masalah yang mereka hadapi. Dalam pikiran mereka, orang lain selalu menjadi penyebab utama dari masalah yang muncul. Mereka tidak akan pernah mau merenungkan peran mereka sendiri dalam menciptakan konflik.

Alih-alih mencari solusi bersama, mereka akan terus-menerus memfokuskan perhatian pada kesalahan pihak lain. Dengan menyalahkan orang lain, mereka merasa terbebas dari tanggung jawab memperbaiki masalah. Hal ini hanya memperburuk situasi dan menciptakan ketegangan dalam hubungan mereka dengan orang lain.

4. Mencari perhatian dan simpati

7 Ciri-Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim, Manipulatif!ilustrasi sedih (pexels.com/Keira Burton)

Orang yang suka playing victim sering kali sangat bergantung pada perhatian dan simpati dari orang lain. Mereka akan terus-menerus menceritakan kisah-kisah tentang bagaimana mereka telah diperlakukan tidak adil. Bagi mereka, mendapatkan perhatian menjadi validasi atas penderitaan yang mereka rasakan.

Sering kali mereka berusaha menarik simpati dari orang lain dengan memperbesar atau mendramatisasi cerita mereka. Hal ini dilakukan untuk membangun narasi bahwa mereka adalah korban dari situasi yang tidak bisa mereka kendalikan. Dengan cara ini, mereka berharap orang lain akan memihak mereka dan memberikan dukungan emosional yang mereka inginkan.

5. Tidak bisa menerima kritik

7 Ciri-Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim, Manipulatif!ilustrasi bertengkar (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang yang cenderung playing victim sering kali memiliki reaksi yang sangat negatif terhadap kritik. Mereka akan merasa bahwa setiap kritik yang diberikan kepada mereka adalah serangan pribadi. Dalam situasi apa pun, mereka cenderung menafsirkan saran atau kritik sebagai upaya untuk merendahkan mereka.

Alih-alih melihat kritik sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, mereka akan merasa tersinggung. Perasaan ini membuat mereka sulit untuk berkembang dan menerima perubahan. Karena mereka melihat diri mereka sebagai korban, mereka tidak bisa menerima bahwa mungkin mereka perlu memperbaiki perilaku atau tindakan mereka.

6. Menggunakan emosi untuk memanipulasi situasi

7 Ciri-Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim, Manipulatif!ilustrasi bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Salah satu strategi yang sering digunakan oleh orang yang suka playing victim adalah manipulasi emosional. Mereka akan menggunakan emosi seperti kesedihan atau kemarahan untuk memanipulasi situasi. Saat dihadapkan dengan kritik atau konflik, mereka akan mengekspresikan emosi yang kuat untuk menggiring situasi ke arah yang mereka inginkan.

Misalnya, mereka mungkin akan menangis atau marah dengan harapan bahwa orang lain merasa bersalah dan mundur dari konfrontasi. Dengan cara ini, mereka bisa tetap berada di posisi aman sebagai "korban", sementara orang lain merasa terintimidasi oleh emosi mereka. Hal ini merupakan bentuk manipulasi yang efektif untuk mempertahankan kontrol dalam suatu hubungan.

7. Selalu menceritakan kisah yang sama

7 Ciri-Ciri Orang yang Suka Melakukan Playing Victim, Manipulatif!ilustrasi berbicara (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Orang yang sering playing victim biasanya akan terus-menerus menceritakan kisah yang sama tentang bagaimana mereka menjadi korban. Kisah-kisah ini sering kali dibesar-besarkan atau diputarbalikkan untuk memperkuat narasi bahwa mereka tidak bersalah. Mereka cenderung mengulang cerita tersebut kepada siapa saja yang mau mendengarkan.

Bahkan jika ada perubahan situasi, mereka akan tetap merujuk pada cerita lama untuk mendapatkan simpati. Dengan mengulang-ulang kisah yang sama, mereka berharap orang-orang di sekitar mereka akan terus memberikan perhatian dan empati. Namun, hal ini sering kali membuat hubungan mereka dengan orang lain menjadi monoton dan melelahkan.

Jika kamu menyadari bahwa kamu kadang-kadang terjebak dalam pola playing victim, penting untuk segera mengambil langkah untuk menghentikannya. Jangan selalu menyalahkan orang lain atau kondisi eksternal atas masalah yang kamu hadapi. Dengan mengakui kesalahan atau kekurangan diri sendiri, kamu akan lebih mudah untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Pasangan yang Playing Victim, Jangan Terjebak!

Rendy Firmansyah Photo Verified Writer Rendy Firmansyah

Seorang penulis yang ingin membagikan tips-tips dunia percintaan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Wahyu Kurniawan

Berita Terkini Lainnya