Dian Sastro merupakan salah satu publik figur yang bisa disebut bookworm (pencinta buku). Gak jadi rahasia lagi, pemeran Jeng Yah di serial Gadis Kretek ini suka membagikan insight kecintaannya terhadap buku-buku berbagai genre yang bisa membuatnya terkagum-kagum di media sosial.
Kalau kamu mencari ide bacaan yang insightful untuk mengisi waktu luang, coba cek dafar buku bacaan Dian Sastro ini. Sebagai pelaku industri kreatif, Dian Sastro banyak membaca buku dengan topik yang sangat luas.
Dian Sastro sempat mengunjungi Gramedia Jalma bersama anaknya. Ia membawa buku berjudul Babad Diponegoro: Sebuah Hidup yang Ditakdirkan. Buku ini merupakan autobiografi dari Pangeran Diponegoro yang tulis dalam waktu kurang dari sembilan bulan.
Dari luar tampak tebal, buku dengan 1000 halaman ini mengulas sejarah Jawa secara mendetail. Mulai dari runtuhnya Majapahit hingga perdamaian Giyanti. Awalnya buku ini berbentuk tembang macapat yang akhirnya diterjemahkan secara lengkap ke dalam bahasa Indonesia.
Buku karya Jane Austen banyak dicari oleh penikmat buku. Lewat media sosialnya, Dian sempat membagikan momen saat membaca buku Pride & Prejudice karya Jane Austen. Buku ini pertama kali terbit pada tahun 1813 yang menceritakan tentang Elizabeth Bennet, putri kedua dari lima anak Mr. Bennet yang tinggal di Longbourn.
Buku dengan cover warna biru bergambar seorang perempuan ini mengisahkan romansa klasik di akhir abad 19. Novel ini menjadi buku sastra yang cukup terkenal dan digemari banyak orang. Bukan hanya buku saja, Pride & Prejudice bahkan sudah diadaptasi menjadi film.
Baru-baru ini, Dian Sastro mengunggah momen kebersamaannya dengan Happy Salma saat mengunjungi Gramedia Matraman. Salah satu bukunya adalah Parade Hantu Siang Bolong karya Titah AW. Bukan novel fiksi, buku ini berisi 16 reportase jurnalistik-sastrawi yang mengulas seputar mitos dan lokalitas.
Tema-tema yang ditulis Titah AW dalam buku ini sangat lekat dengan masyarakat Indonesia. Buku yang terbit pada tahun 2020 ini membahas satu per satu realitas yang cukup kompleks di masyarakat.
Ada beberapa buku lama yang kerap dibaca Dian Sastro, salah satunya The Catcher in the Rye. Novel ini ditulis oleh J.D Salinger yang terbit pada 1951. Sebuah novel klasik yang mengisahkan ketakutan di usia menuju dewasa.
Kisahnya tentang remaja 16 tahun yang egois dan kasar. Namun dalam perjalanan hidupnya, ia menemukan banyak hal yang membantunya melalui proses pendewasaan diri.
Dian membagikan buku A New Earth: Awakening to Your Lifeโs Purpose karya Eckhart Tolle. Buku dengan sampul berwarna cerah ini justru mengungkap hal-hal yang lebih dalam. Poin utamanya membahas tentang bagaimana mengatasi "ego" dan "pikiran" yang destruktif. Di dalam bukunya, Eckhart Tolle mengajak pembaca untuk mengidentifikasi ego dan menyadari bahwa ada akumulasi negatif masa lalu dalam tubuh kita.
Ringkasnya, buku ini mendorong kita untuk lebih sadar dan berani melepaskan ego. Bagian dari kehidupan yang dikendalikan oleh pikiran, beralih menuju kehidupan yang penuh kesadaran.
Itu dia deretan buku bacaan terbaru yang dibagikan oleh Dian Sastro. Beragam banget, bukan? Gak hanya novel, Dian juga membaca buku-buku sejarah dan filosofi.