Mengenal Skincare Komedogenik Vs. Non Komedogenik, Apa Maksudnya?

Kenali juga apa saja bahannya

Intinya Sih...

  • Istilah komedogenik dan non komedogenik sering ditemui dalam produk skincare.
  • Komedogenik dapat menyebabkan komedo, peradangan, dan tidak disarankan untuk pemilik kulit berjerawat.
  • Non komedogenik tidak menyumbat pori-pori, namun tetap perlu hati-hati dalam penggunaannya.

Istilah komedogenik dan non komedogenik mungkin sudah sering kamu temukan dalam berbagai produk skincareLantas, apakah yang membedakan antara dua zat tersebut? Kemudian, mana yang paling dibutuhkan kulitmu?

Ingin tahu lebih jauh mengenai skincare komedogenik dan non komedogenik? Yuk, simak penjelasannya dari para ahli di bawah!

1. Apa itu komedogenik?

Mengenal Skincare Komedogenik Vs. Non Komedogenik, Apa Maksudnya?ilustrasi produk perawatan kulit (unsplash.com/ Elsa Olofsson)

Dilansir Acne.org, Daniel Kern, Chief Scientific Officer, memaparkan, istilah komedogenik atau comedogenic merujuk pada zat yang menyebabkan komedo (pori-pori tersumbat). Dalam komedo, biasanya terdapat tumpukan bakteri, minyak, dan sel kulit mati yang bisa menyebabkan timbulnya jerawat.

Skincare  komedogenik gak hanya akan menyebabkan komedo, tetapi juga efek samping lainnya. Pada beberapa kondisi kulit, zat ini bisa mengakibatkan peradangan dan memperburuk kondisi kulit yang ada. Produk skincare komedogenik gak disarankan untuk dipakai oleh pemilik kulit berjerawat

Meskipun begitu, Melanie Palm, seorang dokter kulit, dilansir Byrdie, menjelaskan, bila beberapa bahan komedogenik juga memiliki manfaat untuk kulit, khususnya bagi yang mengalami kulit dehidrasi. Zat ini menawarkan tingkat kelembapan yang tinggi.

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Bikin Kulitmu Lebih Sehat Tanpa Skincare Mahal

2. Apa itu non komedogenik?

Mengenal Skincare Komedogenik Vs. Non Komedogenik, Apa Maksudnya?ilustrasi produk skincare (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Sementara itu, non komedogenik adalah kebalikannya. Zat yang terkandung di dalamnya tidak menyebabkan pori-pori tersumbat. Biasanya, produk-produk skincare kerap menyantumkan klaim "non komedogenik/non comedogenic" dalam kemasannya.

"Hal ini memberi tahu konsumen bahwa setiap bahan dalam produk perawatan kulit tersebut cenderung tidak menyumbat pori-pori. Bahan-bahan non komedogenik dalam produk perawatan kulit dirancang untuk menghindari penyumbatan pori-pori. Beberapa bahan tersebut seperti asam hyaluronat, peptida, antioksidan, dan bahan berbasis air lainnya," jelas Dr. Palm.

Meskipun dinilai lebih aman, tetapi ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami peradangan atau jerawat setelah menggunakan produk skincare non komedogenik. Dengan kata lain, kamu tetap harus berhati-hati dan mengenali kondisi kulit secara baik.

3. Bahan-bahan dalam skincare komedogenik dan non komedogenik

Mengenal Skincare Komedogenik Vs. Non Komedogenik, Apa Maksudnya?ilustrasi kulit wajah yang kencang (pexels.com/Shiny Diamond )

Mengingat gak semua produk skincare mencantumkan klaim komedogenik atau non komedogenik, maka penting untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang memuat zat tersebut. Dokter kulit Vivian Chin, dikutip byrdie, memaparkan, bahan skincare yang bersifat komedogenik biasanya mengandung lebih banyak bahan kimia atau komponen berbasis minyak.

Dr. Palm menambahkan, bahan komedogenik yang paling umum adalah beeswax, coconut oil, cocoa butter, palm oil, petroleum, ekstrak alga (alginat), asam polisakarida rumput laut, dan dimetikon, polimer berbasis silikon yang sering digunakan dalam tabir surya.

Sementara itu, bahan-bahan non komedogenik seperti, AHA, BHA, bakuchiol, dan adapalene. Jika kamu memiliki kulit kering, Dr. Chin menyarankan untuk pilih produk dengan rasio minyak dan air yang tinggi.

Demikianlah penjelasan seputar zat komedogenik dan non komedogenik dalam kandungan skincareJangan sampai salah beli, ya!

Baca Juga: 5 Rekomendasi Skincare Korea untuk Kulit Glowing dan Sehat

Nurkorida Aeni Photo Verified Writer Nurkorida Aeni

Hai

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya