Amanda Simandjuntak Berdayakan Women in STEM lewat Markoding

Bukan hanya ajarkan skill, tapi memupuk kepercayaan diri

Jakarta, IDN Times - Bidang ilmu Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika (STEM) telah lama dianggap sebagai wilayah yang didominasi oleh laki-laki. Perempuan kerap dianggap terlalu emosional atau perasa untuk berada di bidang STEM. Namun, seiring berjalannya waktu, kini ada beberapa perempuan yang mulai terjun ke bidang STEM.

Akhirnya, dikenal juga istilah Women in STEM (perempuan di bidang STEM). Walau begitu, tampaknya partisipasi perempuan di bidang STEM belum terlalu banyak. Masih ada gap persentase yang cukup besar dengan partisipasi laki-laki. Hal ini disebabkan juga karena kurangnya representasi perempuan di bidang STEM.

Sejalan dengan hal tersebut, Amanda Simandjuntak, CEO dan Co-Founder Markoding, terdorong untuk memberdayakan perempuan di bidang STEM. Ia membentuk wadah atau platform bernama Markoding (Mari Kita Koding). Fokus Amanda bukan hanya membangun skill teknologi pada perempuan, tetapi juga memberdayakan serta menanamkan mindset agar perempuan berani terjun di ranah STEM.

Dalam wawancara khusus bersama IDN Times pada Kamis (28/03/2024) di Pacific Place Sudirman, Amanda menceritakan perjalanannya selama membangun Markoding serta bagaimana prosesnya untuk memberdayakan perempuan di bidang STEM. Yuk, simak di bawah ini!

1. Membentuk Markoding berawal dari keresahan dan kepedulian

Amanda Simandjuntak Berdayakan Women in STEM lewat MarkodingAmanda Simandjuntak (dok. pribadi)

Markoding berdiri sejak tahun 2017 dan memiliki misi memberdayakan generasi marginal Indonesia dengan keterampilan digital. Ternyata, Amanda membangun Markoding ini berangkat dari keresahan dan kepeduliannya ketika melihat fenomena di sekitarnya. Keresahan ini berawal saat Amanda bekerja menjadi e-commerce consultant dan mencari programmer. Di sana, Amanda melihat bahwa banyak lulusan S1-S2 di bidang IT yang ternyata kurang kompeten dan belum bisa melakukan coding sehingga harus diadakan training ulang.

"Di situ, aku ngerasa kok ada yang salah, ya? Kenapa ada gap antara yang diajarin di edukasi formal sama kebutuhan di industri real-nya? Terus aku juga pernah jadi relawan di Cilincing, di salah satu rumah belajar. Di situ, aku melihat tingkat kemiskinan tinggi. Anak-anak tuh mau sekolah pun susah, tapi di lingkungan sekitarnya banyak warnet dan banyak anak-anak yang sering main ke sana. Jadi, ada akses komputer," jelasnya.

Oleh karena itu, Amanda mulai mengadakan workshop kecil-kecilan untuk mengajarkan skill IT atau coding kepada anak-anak di sana. Karena sudah ada akses komputer yang mudah, tinggal menerapkan skill-nya. Akhirnya, upayanya semakin besar dan lahirlah Markoding. Semakin lama, Markoding mulai melebarkan sayapnya dan fokus pada skill digital lainnya.

"Markoding mulai melebarkan sayap karena aku lihat, ternyata anak muda itu jadi penyumbang unemployment terbesar di Indonesia. Nah, selain itu, kita juga melihat ada gap di bidang teknologi antara perempuan dan laki-laki. Di Indonesia, partisipasi perempuan di bidang teknologi cuma 22 persen. Itulah kenapa, kita akhirnya bikin pelatihan gratis tapi berkualitas. Tentunya, diutamakan untuk perempuan," lanjut Amanda.

2. Berkolaborasi juga dengan Yayasan Dian Sastrowardoyo untuk memberdayakan perempuan

Amanda Simandjuntak Berdayakan Women in STEM lewat MarkodingAmanda Simandjuntak (dok. pribadi)

Sejak tahun 2021, Markoding mulai membuat banyak program inisiatif lain. Markoding akhirnya berkolaborasi dengan Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Magnifique. Mereka membentuk Perempuan Inovasi, yakni program untuk memberdayakan perempuan Indonesia melalui keterampilan STEM. Sejauh ini, programnya adalah web development dan UI UX Design.

Di program ini, Amanda menyoroti bahwa yang ditanamkan bukan hanya berupa hard skill saja. Namun, ada juga program-program yang sifatnya lebih ke advokasi. Misalnya seperti webinar tentang kesetaraan gender. Lalu, ada juga event-event khusus perempuan, yakni sharing session.

"Bentuk program utamanya itu beasiswa. Nantinya, penerima akan mendapatkan bimbingan dari mentor profesional selama kurang lebih 5 bulan. Semua pembelajarannya secara online. Ada materinya, mentor, hingga final project. Final project-nya itu challenge bikin aplikasi untuk menyelesaikan masalah gender," ujar Amanda.

Final project yang dibuat oleh para penerima beasiswa tentunya bisa menjadi portofolio. Jadi, tujuan akhirnya kembali pada mengurangi tingkat unemployment di Indonesia. Program Perempuan Inovasi ini memberikan output berupa persiapan karier.

Namun, lebih daripada itu, sebenarnya basis utama Perempuan Inovasi adalah berusaha memberdayakan perempuan. Seperti yang disoroti oleh Amanda, yang dikembangkan bukan hanya berupa hard skill. Ada juga program atau event pengembangan diri untuk perempuan.

3. Masih banyak stigma negatif terhadap perempuan di bidang STEM

Amanda Simandjuntak Berdayakan Women in STEM lewat MarkodingAmanda Simandjuntak (dok. pribadi)

Jika berbicara tentang women in STEM, memang masih banyak stigma atau stereotip yang melekat. Amanda juga turut mengiyakan bahwa sejak dulu, perkembangan perempuan di bidang STEM itu belum mengalami perubahan yang signifikan. Masih ada gap yang cukup jauh antara partisipasi perempuan dan laki-laki di bidang STEM.

"Kalau dilihat, sebenarnya persentase perempuan di bidang STEM masih di angka 22 persen. Masih jauh banget, bahkan kurang dari seperempat. Bisa dibilang, salah satu faktornya itu dari eksternal, yaitu stigma atau stereotip," tutur Amanda.

Ia melanjutkan, banyak yang melabeli kalau perempuan itu lebih emosional dan kurang bisa menggunakan logika. Ini yang membentuk persepsi jika perempuan akan kurang cocok untuk ditempatkan di bidang STEM atau teknologi. Selain itu, representasi perempuan di bidang STEM masih sangat kurang.

"Di iklan atau film, biasanya tokoh yang berhubungan sama komputer atau teknologi, kayak software engineer, hacker, dan sejenisnya, itu kebanyakan laki-laki. Jadi secara eksternal dan sistemik, representasi STEM yang dibentuk tuh laki-laki. Ini juga kenapa akhirnya kepercayaan diri perempuan kurang (jika masuk ke ranah STEM)," ucap Amanda.

Baca Juga: Menelaah Pendidikan bersama Sri Wahyaningsih, Pendiri SALAM Yogyakarta

4. Gak cuma memberikan skill, Markoding juga mencoba memupuk kepercayaan diri para perempuan

Amanda Simandjuntak Berdayakan Women in STEM lewat MarkodingAmanda Simandjuntak (dok. pribadi)

Amanda menegaskan, apa yang ia bentuk di Markoding dan Perempuan Inovasi itu, lebih menekankan pada edukasi kesetaraan gender. Seperti yang Amanda sebutkan sebelumnya, kurangnya representasi perempuan di bidang STEM membuat perempuan kurang percaya diri. Itulah kenapa, porsi kesetaraan gender di Perempuan Inovasi justru di awal-awal lebih besar daripada porsi teknisnya.

"Kita menemukan kalau perempuan di Indonesia itu banyak yang tingkat kepercayaan dirinya sangat kurang. Jadi, mereka untuk ambil langkah untuk mau belajar aja tuh, udah susah. Apalagi kan kita ngelihat di masyarakat itu banyak stigma, banyak stereotip, gitu," kata Amanda.

Akhirnya, perempuan juga sering ragu untuk memulai sesuatu, bahkan ketika aksesnya sudah tersedia lebih mudah. Itulah yang jadi alasan mengapa Perempuan Inovasi lebih banyak memberikan webinar tentang kesetaraan gender di awal mulainya program ini.

Lalu, Perempuan Inovasi juga menghadirkan sosok-sosok perempuan yang sukses di bidangnya. Dari situ, diharapkan para perempuan mulai menumbuhkan kepercayaan dirinya semakin besar. Itu diharapkan menjadi langkah awal bagi perempuan untuk berani memulai.

5. Untuk mengatasi kesenjangan gender di bidang STEM, perlu adanya perubahan mindset

Amanda Simandjuntak Berdayakan Women in STEM lewat MarkodingAmanda Simandjuntak (dok. pribadi)

Banyaknya stigma pada perempuan di bidang STEM, tentu jadi tantangan tersendiri. Amanda mengatakan, sebenarnya yang perlu diubah adalah mindset. Itu juga yang jadi alasan Amanda bersama Perempuan Inovasi memberikan banyak webinar terkait keperempuanan dan kesetaraan gender.

"Kita juga sering memberikan webinar kepada orangtua dan guru. Tentang perempuan, kesetaraan gender, dan tentang anak perempuan. Kita berusaha menyoroti bahwa anak itu harus punya kesempatan yang sama, termasuk anak-anak perempuan sekali pun," tegas Amanda.

Jadi, yang pertama diubah oleh Amanda bersama Perempuan Inovasi adalah terkait mindset. Diharapkan, perempuan dan anak-anak perempuan memiliki ekosistem yang lebih ramah. Gak ada lagi stigma yang membatasi perempuan untuk mengejar impiannya, termasuk dalam bidang STEM, teknologi, atau digital. Amanda juga yakin, tantangan yang lebih besar bagi perempuan adalah dari ekosistem atau lingkungannya.

Lewat Markoding dan Perempuan Inovasi, Amanda berusaha memberikan akses yang lebih mudah. Semua program dan pelatihan yang diberikan sifatnya 100 persen gratis. Jadi, siapa saja bisa belajar dan mendapatkan aksesnya.

6. Di zaman sekarang, penting untuk memiliki skill digital

Amanda Simandjuntak Berdayakan Women in STEM lewat Markodingilustrasi digital (Pixabay.com/geralt)

Gak bisa dimungkiri, saat ini perkembangan teknologi dan informasi memang semakin pesat. Amanda mengatakan, jika dilihat dari statistik World Bank, sampai 2030 nanti kebutuhan talenta digital di Indonesia mencapai 17 juta. Sampai saat ini, kekurangannya sekitar 9 juta.

"Kalau kita bisa jadi satu talenta digital yang kompeten, kita punya 9 juta kesempatan yang terbuka karena masih ada kekosongan di situ. Terus, kalau kita lihat sekarang kan, semuanya serba digital, ya. Hampir semua hal itu harus digital," ucapnya.

Itu kenapa, penting bagi kita untuk memiliki skill digital. Seperti yang Amanda sebutkan, masih banyak kekosongan talenta digital di negara ini. Amanda melanjutkan, meskipun kita bukan programmer, data scientist, atau sebagainya, tetap penting bagi kita untuk memiliki skill digital.

Amanda juga berpesan, jangan pernah mendengarkan apa kata orang (khususnya hal-hal negatif). Yang tahu tentang diri kita adalah kita sendiri. Jangan pernah takut juga untuk mencoba. Biarpun nantinya gagal, setidaknya kita pernah mencoba dan belajar. Jika kamu banyak mengalami kegagalan, itu artinya kamu banyak mencoba dan belajar hal-hal baru.

Kisah Amanda Simandjuntak membentuk Markoding hingga Perempuan Inovasi bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Karena keresahan dan kepeduliannya, Amanda bisa memberikan dampak baik untuk banyak orang.

Baca Juga: Cerita Femilia Ubah Insecure Jadi Bersyukur lewat I Am Woman

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya