TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan bahwa Perempuan Melajang di Usia Matang Bukanlah Aib

Setiap perempuan berhak memiliki pilihan #IDNTimesLife

ilustrasi perempuan dewasa (unsplash.com/shoeibabhn)

Menjadi perempuan di masyarakat kita bisa dibilang susah. Masih banyak yang suka mengomentari perempuan seharusnya begini dan begitu. Bahkan hingga ke ranah privasi, seperti persoalan perkawinan. Salah satu yang kerap disoroti dari kehidupan kaum hawa ialah ketika ia betah melajang.

Jahatnya, sebutan perawan tua dan olok-olok lain sering dengan mudahnya dilontarkan, padahal orang lain tidak tahu bahwa ada alasan tersendiri di balik keputusan tersebut. Itulah kenapa, sudah saatnya kita mengubah pandangan yang gak adil terhadap perempuan. Caranya, dengan memahami lima hal berikut ini.

1. Sesungguhnya dia tidak merugikan siapa pun

ilustrasi perempuan dewasa (unsplash.com/comlinedesign)

Dia menikah atau tidak, apa untung atau ruginya buat kita? Tidak ada, kan? Oleh karena itulah, perkara pernikahan menjadi sangat pribadi. Jangan sampai kita saja gak punya rencana membiayai pernikahannya, tetapi tanpa malu meributkan status lajangnya. Kelihatan usil banget, ya! 

Baca Juga: 76 Tahun Merdeka, Pemberdayaan Perempuan Masih Jadi Tantangan

2. Dia yang paling berhak atas hidupnya

ilustrasi santai di taman (unsplash.com/gartenmoebel)

Sama seperti kita yang punya hak penuh atas hidup sendiri, perempuan yang masih lajang di usia matang juga paling berhak mengarahkan hidupnya. Dia tahu yang terbaik bagi dirinya.

Dia akan menjalin hubungan dan menikah dengan seseorang jika dia menginginkannya. Kehadiran kita yang sok tahu akan kebutuhan mereka dan suka mengatur bakal membuatnya sangat tidak nyaman dan bahkan tersinggung.

3. Faktanya, tidak semua orang tertarik untuk menikah dan memiliki anak

ilustrasi perempuan dewasa (unsplash.com/igorrodrigues)

Bukan soal umum atau tidaknya hal ini, yang jelas memang ada orang yang merasa dirinya tidak cocok untuk berkeluarga. Ada komitmen yang sangat mengikat dan tanggung jawab amat besar dalam perkawinan.

Belum lagi, jika dia pernah memiliki trauma terkait pernikahan yang sukar disembuhkan. Misalnya, pernikahan kedua orangtuanya sendiri yang hancur. Daripada gagal menunaikan tanggung jawab sebagai istri dan ibu, dia memilih melajang saja.

4. Bukankah bertemu jodoh gak ada jadwal pastinya?

ilustrasi pasangan (unsplash.com/jdomingosfotografia)

Untuk menemukan jodoh memang perlu usaha. Namun sekeras apa pun usaha yang dilakukan, pertemuannya gak bakal sepasti jadwal ujian sekolah. 

Kita semua gak ada yang tahu kapan akan dipertemukan dengan jodoh masing-masing. Makanya, sungguh aneh bila kita suka menyudutkan siapa pun yang masih melajang. Seolah-olah kita tahu jodohnya ada di mana.

Baca Juga: 5 Kenikmatan yang Hanya Dimiliki Perempuan yang Belum Menikah, Syukuri

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya