TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Alasan Perempuan Sering Belanja Impulsif, Hati-hati!

Belanja impulsif sering menjadi penyesalan

ilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Fenomena impulsivitas saat berbelanja seringkali diidentifikasi dengan perempuan dalam budaya konsumsi modern. Perempuan sering kali dikaitkan dengan perilaku impulsif saat berbelanja, terutama dalam konteks mode dan barang-barang lain yang berkaitan dengan penampilan pribadi.

Hal ini dapat memiliki dampak negatif pada keuangan pribadi dan kesejahteraan mental. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi empat alasan mengapa banyak perempuan cenderung menjadi impulsif saat berbelanja.

1. Tekanan sosial dan budaya untuk konsumsi berlebihan

ilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/Alexandra Maria)

Alasan utama mengapa banyak perempuan menjadi impulsif saat berbelanja adalah karena tekanan sosial dan budaya yang mendukung konsumsi berlebihan. Perempuan sering kali dipersepsikan sebagai konsumen yang penting dalam pasar barang-barang mode dan kecantikan. Mereka sering diekspos dengan iklan dan media sosial yang menampilkan gambar-gambar ideal tentang penampilan dan gaya hidup yang serba mewah.

Tekanan untuk terlihat modis, trendi, dan terus memperbarui pakaian atau barang-barang lainnya dapat membuat perempuan merasa perlu untuk berbelanja secara impulsif untuk memenuhi ekspektasi sosial. Selain itu, budaya konsumsi yang didorong oleh prestise dan status sosial dapat membuat perempuan merasa tertekan untuk membeli barang-barang mewah atau mahal sebagai simbol status atau kesuksesan.

2. Respons emosional terhadap stres dan tekanan hidup

ilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Respons emosional terhadap stres dan tekanan hidup sehari-hari juga dapat menjadi pemicu impulsivitas saat berbelanja pada perempuan. Dalam banyak kasus, perempuan cenderung menggunakan belanja sebagai bentuk pelarian atau mekanisme koping dari tekanan dan kecemasan yang mereka hadapi dalam kehidupan mereka. Membeli barang-barang baru atau menghabiskan uang dapat memberikan perasaan yang menyenangkan atau bahkan euforia, yang sementara mengalihkan perhatian dari masalah yang sebenarnya.

Hal ini dapat menyebabkan pola perilaku impulsif yang merugikan dalam jangka panjang, di mana perempuan menggunakan belanja sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif tanpa memperhitungkan konsekuensi jangka panjangnya. Dalam beberapa kasus, perilaku ini dapat berkembang menjadi kebiasaan atau masalah yang lebih serius seperti gangguan belanja kompulsif.

Baca Juga: 7 Tips Ampuh Menghentikan Kebiasaan Belanja Impulsif

3. Kecenderungan untuk mencari penghargaan instan dan gratifikasi segera

ilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/cottonbro studio)

Kecenderungan untuk mencari penghargaan instan dan gratifikasi segera juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi impulsivitas saat berbelanja pada perempuan. Dalam budaya yang didorong oleh konsumsi, perempuan sering kali diekspos dengan banyak kesempatan untuk mendapatkan hadiah atau kepuasan segera dengan membeli barang-barang baru. Promosi penjualan, diskon, atau penawaran khusus sering kali digunakan untuk menarik perhatian perempuan dan mendorong mereka untuk berbelanja tanpa berpikir panjang.

Selain itu, kemudahan akses ke kartu kredit atau layanan pembayaran yang fleksibel membuat proses pembelian menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga meningkatkan godaan untuk melakukan pembelian impulsif. Perempuan yang terbiasa dengan penghargaan instan atau gratifikasi segera dapat menjadi lebih rentan terhadap perilaku impulsif saat berbelanja, karena mereka mencari kepuasan segera tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya.

Verified Writer

Januar Lestari

Terbang bebas mengangkasa, menjadikan tulisan sebagai sarana healing terbaik. Ig @jei.el26

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya