Misi Cinta Ashtra Dymach Merangkul Para Ibu lewat Halo Ibu 

Perjalanan jadi ibu itu indah walau tidak mudah

Intinya Sih...

  • Ashtra Dymach memutuskan menjadi Doula setelah melalui perjalanan sulit sebagai ibu baru.
  • Pengalaman buruk di rumah sakit membuatnya mencari alternatif persalinan yang nyaman dan aman.
  • Halo Ibu, komunitas yang dibuatnya, bertujuan memberdayakan perempuan dalam perjalanan menjadi ibu.

Jakarta, IDN Times - Peran seorang ibu bukanlah hal yang mudah dilakoni. Ashtra Dymach tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi seorang ibu secepat itu. Namun, perjalanan menjadi ibu baru, justru menyentuh hatinya untuk menjadi Doula (pendamping ibu hamil).

Siapa sangka proses melahirkan semakin mendorong Ashtra untuk membuat Halo Ibu? Ia sadar bahwa sebagian besar orang mudah menaruh perhatian pada bayi yang baru lahir.

Namun, mereka tak menyadari bahwa seorang ibu baru juga perlu diperhatikan. Melalui wawancara IDN Times dengan Ashtra Dymach, ia membagikan kisah perjalanannya sebagai seorang ibu dan doula.

1. Merelakan mimpi merupakan pengorbanan awal Ashtra Dymach sebagai ibu baru

Misi Cinta Ashtra Dymach Merangkul Para Ibu lewat Halo Ibu Ashtra Dymach (instagram.com/ashtradymach)

“Aku baru saja mau ambil beasiswa untuk jurnalistik ke Eropa dan Amerika, tapi aku gak bisa ambil karena aku hamil,” katanya.

14 tahun lalu, Ashtra mulai menapaki karier barunya sebagai seorang jurnalis. Lantas, perjalanannya melanjutkan pendidikan terhenti karena mengalami kehamilan tak terduga. Ia tidak menyangka begitu cepat perjalanannya dari perempuan dewasa muda menjadi ibu.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Pikirannya penuh dengan ketakutan terhadap persalinan. Ashtra memandang persalinan merupakan momen yang menyeramkan.

“Semua proyeksi tentang kehamilan di film-film itu kayak film Twilight. Si Bella pas lahiran kok rasanya sakit banget ya? Masa lahiran kayak gini sih? Ya ampun, melahirkan itu seperti ini? Aku jadi sangat takut melahirkan,” sambungnya.

2. Pemikiran bahwa momen melahirkan sangat menyakitkan seketika berubah saat ia mengunjungi Yayasan Bumi Sehat di Bali

Misi Cinta Ashtra Dymach Merangkul Para Ibu lewat Halo Ibu Ashtra Dymach (instagram.com/ashtradymach)

Perempuan lulusan Universitas Padjajaran ini punya pengalaman kurang menyenangkan dengan rumah sakit. Kakaknya yang sakit kanker, dinyatakan meninggal di rumah sakit tahun 2009.

“Aku punya pengalaman kurang baik di rumah sakit. Abangku juga meninggal di rumah sakit. Itu membuatku sangat stres” pikirnya.

Namun, ketakutannya perlahan mulai memudar saat ia pergi ke Yayasan Bumi Sehat di Bali. Pertemuannya dengan Ibu Robin yang dikenal sebagai praktisi gentle birth, membawa perubahan baru. Di situlah, Ashtra merasakan bahwa proses persalinan ternyata bisa terasa nyaman dan aman.

“Ternyata, kalau didukung itu bisa melahirkan dengan indah. Jadi, aku pengen melakukan apa yang dia lakukan. Pulang dari situ, aku dikasih buku, minuman, vitamin, dan vitamin itu gak murah,” ucapnya.

Perlakuan yang didapatkannya sangat berbeda dengan penanganan di rumah sakit maupun klinik. Pengalaman kehamilan yang semula tidak menyenangkan, berubah jadi hal yang berkesan. Ashtra melahirkan Mahija, anak pertamanya, pada tahun 2013 secara home birth.

“Waktu melahirkan, aku pakai hypnobirthing. Salah satu pioner doula di Indonesia dan muridnya bu Robin, dia tanya, ‘Mau aku temenin lahirannya boleh?’. Aku gak ngerti konsepnya, siapa dia? Dia gak kasih tahu dia doula. Dia cuma datang, dia dukung aku, dia menjawab semua pertanyaanku, dan apa pun itu,” tuturnya.

Untuk pertama kalinya, ia merasa begitu diperhatikan dan disayangi sebagai ibu baru. Selama ini, Ashtra merasa semua orang marah dengan kehamilannya yang tidak terduga itu. Namun ternyata, ada seseorang yang mau menemaninya dengan ikhlas tanpa memaksakan Ashtra untuk membayar jasa doula.

Katanya, “Aku ingin semua perempuan dapat merasakan apa yang aku rasakan saat itu karena aku gak pernah dapat dukungan seperti itu. So, I’m gonna give back and pay for it.”

3. Pengalaman persalinan itu mendorong Ashtra menjadi doula yang memberikan dukungan dan energi yang berbeda

Misi Cinta Ashtra Dymach Merangkul Para Ibu lewat Halo Ibu Ashtra Dymach ( @praditaayuyustisia @birth.imwithu_moments via instagram.com/ashtradymach)

Doula berbeda dengan bidan. Bidan adalah tenaga profesional yang membantu jalannya persalinan secara medis. Sementara itu, doula hadir menemani ibu hamil mendampingi mereka melewati proses persalinan dari sisi psikologis dan emosional.

“Doula zaman sekarang adalah profesional yang terlatih untuk tahu dan mendorong para ibu secara psikologis dan spiritual. Kehadiran doula memberikan dukungan yang tidak putus kepada calon ibu dan keluarganya,” cerita Ashtra.

Fakta bahwa banyak orang merasa kesulitan menjadi ibu baru, menenangkan perasaan Ashtra yang juga mengalami hal tersebut. Untuk itulah, ia dan temannya membuat support group bernama Lingkaran Ibu. 

Lingkaran Ibu, yang juga bagian dari Halo Ibu, merupakan tempat untuk saling berbagi tanpa ada penghakiman satu sama lain. Lingkaran Ibu jadi bukti bahwa ia menyaksikan betapa perempuan butuh berkeluh kesah untuk didengarkan oleh orang lain. 

“Perempuan itu kalau dikasih ruang untuk saling mendukung, sayang, memuji tanpa menghakimi, maka kemungkinan besar hidup mereka akan berubah. Mentalnya makin baik dan siap kembali ke keluarganya,” ucap mantan jurnalis ini.

Ashtra akhirnya resmi menjadi doula sejak 2017. Ia belajar menjadi Birth dan Postpartum Doula di bawah pelantikan Debra Pascalis Bonaro pencetus Orgasmic Birth serta Bidan Robin Lim. Saat itu, Ashtra tidak menyangka bahwa banyak yang menyambut baik pilihannya untuk menjadi doula.

“Apa yang bikin kita berbeda itu, kita secara spesifik berbicara tentang ibu. Kita spesifik berbicara tentang dukungan yang tidak menghakimi untuk para ibu, serta betapa pentingnya kesehatan mental saat hamil dan melahirkan itu,” jelasnya tentang Halo Ibu.

Kini, Halo Ibu bukan sekadar komunitas. Entitas bisnis Halo Ibu menjadi platform yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan, khususnya perjalanan menjadi ibu.

Baca Juga: Bicara Pendidikan dengan Diah Widuretno, Pendiri Sekolah Pagesangan 

4. Menjadi ibu sama dengan pembelajaran seumur hidup dengan segala tantangannya

Misi Cinta Ashtra Dymach Merangkul Para Ibu lewat Halo Ibu Lingkaran Ibu (insatgram.com/ashtradymach)

Menurut Ashtra, masyarakat di Indonesia cenderung memandang seorang ibu langsung memiliki keahlian untuk merawat anak. Nyatanya, sejak kecil kita tidak pernah mendapatkan pengertian bagaimana rasanya menjadi seorang ibu kelak.

“Aku ingat, aku pengen jadi hakim. Terus habis itu, malah kelas persiapan menjadi ibu, kelas persiapan melahirkan, kelas persiapan postpartum. Belum lagi menjadi orangtua yang anak-anaknya toodler,” kata Ashtra.

Ibu dengan dua anak yang baru memasuki remaja ini, mengaku harus terus membekali diri dengan pelajaran-pelajaran baru seputar anak remaja dan cara menghadapinya. Menurut Ashtra, menjadi ibu itu butuh persiapan.

“Sangat penting untuk menjadi dan menguatkan dirimu sendiri sebagai ibu, karena kita ini pertama kalinya menjadi ibu,” imbuhnya.

Pertama kali menjadi ibu pun membuatnya merasa kehilangan jati diri. Ia didiagnosis mengalami postpartum depression atau depresi pasca persalinan.

“Jadi ibu baru itu sangat-sangat membuatku stres, apalagi saat itu aku ada PDD. Jadi ya aku journaling, asumsi nutrisinya cukup, sama minta bantuan pada orang lain,” kata Ashtra.

Jangan ragu atau merasa bersalah untuk meminta bantuan pada orang lain. Momen PDD ini menyadarkan Ashtra bahwa transformasi menjadi ibu itu tidak mudah. Namun, ia tidak merasa sendirian karena ternyata banyak ibu-ibu lain yang mengalami hal yang sama.

“Coba cari temanmu, cari orang lain, validasi perasaanmu itu penting,” sebutnya.

Menurut Ashtra, transisi kehidupan seorang ibu itu sama dengan proses transisi remaja ke dewasa muda. Kehidupan ibu akan berubah bukan hanya secara fisik tetapi juga sosial, emosional, dan psikologis.

5. Halo Ibu merupakan wadah yang ia ciptakan untuk merangkul seluruh ibu

Misi Cinta Ashtra Dymach Merangkul Para Ibu lewat Halo Ibu Buku Halo Ibu (instagram.com/ashtradymach)

"Halo Ibu, apa kabar?"

Kalimat singkat itulah yang menjadi mantra bagi setiap ibu-ibu. Berdirinya Halo Ibu di tahun 2016 berawal dari seorang abang kartu kredit yang kerap menyapa dengan “Halo Ibu, apa kabar?”. Di titik itu, Ashtra merasa bahwa dirinya sangat perlu untuk bertanya kabar pada diri sendiri.

Ashtra juga membuat buku berjudul “Halo Ibu, Apa Kabar” untuk membantu dan mendukung para ibu baru untuk merasa lebih baik. Ia paham bahwa menjadi perempuan dan ibu butuh effort yang luar biasa untuk bisa bertahan hari demi hari.

Akan ada banyak perubahan yang dialami perempuan. Di dalam bukunya pun, Ashtra menjelaskan ketika perempuan membuka rahimnya dan membuka tubuhnya, maka perempuan juga sedang bertransformasi. Melalui buku tersebut, Ashtra berharap banyak ibu akan merasa ‘it is ok not to be ok'.

Ada banyak kegiatan yang dilakukan Halo Ibu. Halo Ibu mengadakan meditasi tiap Senin, Festival Ibu, dan Lingkaran Ibu.

"Aku makin yakin untuk bikin Lingkaran Ibu ini scalaable. Bisa jadi rekomendasi bukan cuma untuk komunitas, tetapi juga ada di pemerintahan. Kalau bisa, ada di puskesmas,” katanya.

Astra percaya bahwa perempuan yang didukung juga akan merasa lebih baik. Halo Ibu menjadi tempat perempuan, ibu untuk fokus menolong dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

6. Baginya, perempuan yang mengenal dirinya sendiri dan berusaha untuk dirinya sendiri adalah perempuan yang hebat

Misi Cinta Ashtra Dymach Merangkul Para Ibu lewat Halo Ibu Ashtra Dymach (instagram.com/ashtradymach)

Banyaknya pengalaman bertemu dengan berbagai perempuan dan permasalahan masing-masing, Ashtra tetap memandang semuanya hebat. Ketika perempuan diberi ruang untuk bertumbuh, sejatinya perempuan bisa memberikan lebih baik dari apa yang bisa kita bayangkan.

“Menurutku, perempuan yang hebat adalah perempuan yang tahu apa yang dia mau. Kalau pun dia gak tahu, dia akan cari tahu. Dia akan slow down, tapi juga terus berusaha. Apa pun yang terjadi, dia selalu menyadari apa yang jadi kebutuhannya. Dia gak takut gagal. Kalau pun gagal, akan disedihkan, akan dirasakan. Ketika sudah siap, dia akan terus melaju ke depan,” tuturnya.

Ashtra juga berpesan untuk selalu mengapresiasi diri sendiri. Jangan terlalu keras pada diri sendiri karena akan ada satu hal pertama yang kamu lakukan di hidup ini, termasuk pertama kali menjadi ibu.

“Jangan lupa untuk bertanya pada diri sendiri. Kamu apa kabar? Perasaanmu gimana?” tutupnya.

Baca Juga: Suri Filan, Bangun Difalink Sebagai Platform Cari Kerja untuk Difabel

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya