3 Tips Bangkit Saat Dikhianati Pasangan, Beri Diri Sendiri Waktu! 

Memang tidak mudah

Dikhianati oleh pasangan adalah salah satu pengalaman paling menyakitkan dalam hubungan. Ketika seseorang yang kita percayai dan cintai ternyata melanggar janji atau kepercayaan yang telah dibangun, dampaknya bisa menghancurkan secara emosional dan mental. Rasa sakit, marah, kecewa, dan bahkan ketidakpastian tentang masa depan sering kali datang bersamaan.

Namun, terlepas dari seberapa dalam luka yang kita rasakan, penting untuk diingat bahwa bangkit dari pengkhianatan mungkin bukanlah hal yang mudah, tetapi sangat mungkin. Berikut ini adalah tiga tips yang bisa membantu kamu bangkit dan kembali menemukan kekuatan setelah dikhianati oleh pasangan

1. Beri diri sendiri waktu

3 Tips Bangkit Saat Dikhianati Pasangan, Beri Diri Sendiri Waktu! ilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat dikhianati, kita cenderung merasakan campuran emosi yang intens: marah, sedih, bingung, dan bahkan bersalah. Namun, kunci pertama untuk bangkit adalah memberi diri sendiri waktu untuk memproses semuanya.

Tidak ada batasan waktu tertentu untuk pulih dari pengkhianatan. Setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda dalam menghadapi rasa sakit, dan penting untuk tidak terburu-buru.

Menekan perasaan justru akan membuat emosi itu terus tumbuh dan mungkin memengaruhi kamu lebih buruk di masa depan. Biarkan diri kamu merasakan setiap emosi itu. Menangislah jika perlu, berbicaralah dengan orang-orang yang kamu percayai, atau tulislah di jurnal. Proses ini adalah cara untuk melepaskan beban perasaan, sehingga kamu tidak tenggelam dalam emosi negatif yang terus menerus.

Lebih lanjut, terima bahwa perasaan tersebut valid. Rasa sakitmu adalah nyata, dan perasaan itu layak untuk diproses. Jangan pernah merasa bahwa kamu harus "cepat sembuh" hanya karena orang lain berpendapat demikian.

Pengkhianatan bisa mengguncang fondasi emosional kita, dan memerlukan waktu untuk merespons. Dengan memberi ruang bagi perasaan-perasaan tersebut, kamu secara bertahap akan bisa memahami apa yang terjadi dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kamu. 

2. Bangun batasan dan fokus pada diri sendiri

3 Tips Bangkit Saat Dikhianati Pasangan, Beri Diri Sendiri Waktu! ilustrasi orang yang tenang (pexels.com/ArtHouse Studio)

Setelah dikhianati, sangat mudah untuk terjebak dalam kebingungan atau mencoba mencari jawaban dari pasangan yang mengkhianati kamu. Meski dialog mungkin diperlukan untuk menutup babak tertentu atau mencari kejelasan, penting untuk memahami bahwa kebahagiaan kamu tidak lagi tergantung pada apa yang akan pasangan lakukan selanjutnya. Inilah saatnya untuk membangun batasan yang sehat.

Jika pasangan masih mencoba mendekati kamu atau jika kamu masih terlibat dalam komunikasi dengannya, tetapkan aturan yang jelas mengenai kapan dan bagaimana kamu ingin berinteraksi. Tindakan ini akan memberi kamu ruang mental yang lebih baik untuk memulihkan diri dan merenungkan apa yang terbaik bagi kamu.

Setelah kamu menetapkan batasan tersebut, kembalilah fokus pada diri sendiri. Pengkhianatan sering kali membuat kita kehilangan rasa percaya diri, meragukan nilai diri, dan mempertanyakan setiap keputusan yang kita buat.

Inilah saatnya untuk kembali ke hal-hal yang membuat kamu bahagia sebelum hubungan, atau bahkan mencoba hal-hal baru yang selama ini tertunda. Fokus pada kesejahteraan diri, baik secara fisik, emosional, maupun mental, adalah langkah besar dalam proses pemulihan.

Kamu bisa memulai dengan hal-hal kecil seperti berolahraga, mengambil hobi baru, atau mendedikasikan waktu untuk diri sendiri. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya membuat kamu sibuk, tetapi juga membantu membangun kembali rasa percaya diri dan harga diri. Ini juga memberi ruang untuk menyadari bahwa hidup terus berjalan, dan meski luka ada, kamu masih bisa berfungsi dan berkembang.

Baca Juga: 5 Hal yang Terjadi Jika Pasangan Saling Adu Capek

3. Maafkan mereka demi diri sendiri

3 Tips Bangkit Saat Dikhianati Pasangan, Beri Diri Sendiri Waktu! ilustrasi bahagia (pexels.com/Christian Diokno)

Kata "memaafkan" sering kali dianggap sebagai tindakan membebaskan orang lain dari kesalahan mereka. Namun, dalam konteks ini, memaafkan adalah untuk kamu sendiri, bukan untuk pasangan yang telah mengkhianati kamu.

Ketika kamu memaafkan, kamu melepaskan beban emosional yang mungkin akan terus membelenggu jika dibiarkan. Pengkhianatan, jika tidak diproses dengan benar, bisa berubah menjadi dendam yang menyiksa secara mental dan emosional.

Memaafkan bukan berarti kamu harus melupakan atau mendamaikan hubungan tersebut. Ini juga tidak berarti setuju dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangan. Namun, ini adalah cara untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa kamu tidak akan membiarkan peristiwa itu terus mengendalikan hidup kamu. Dengan memaafkan, kamu memberi diri kamu izin untuk melangkah maju tanpa dibebani oleh emosi negatif yang berlarut-larut.

Proses ini tentu tidak mudah dan memerlukan waktu. Terkadang, kamu perlu meminta bantuan profesional, seperti terapis, untuk memandu kamu dalam melalui perjalanan ini. Yang terpenting adalah ingat bahwa memaafkan adalah bagian dari penyembuhan diri, bukan pembenaran bagi perbuatan orang lain. Kamu berhak merasa terluka, tetapi kamu juga berhak untuk sembuh dan hidup dengan bebas dari beban masa lalu.

Bangkit dari pengkhianatan bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan kekuatan, ketekunan, dan keberanian untuk terus bergerak maju meski ada rasa sakit. 

Setiap luka yang kamu rasakan hari ini bisa menjadi pintu menuju kebijaksanaan dan kebahagiaan yang lebih besar di masa depan.

Baca Juga: 3 Kesalahan Minta Maaf yang Bikin Pasangan Enggan Memaafkan

lotus n Photo Verified Writer lotus n

ya begitu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya