7 Tantangan Jalani Hubungan Jarak Jauh, Disiksa Kangen

Hidup lagi berat-beratnya, godaan lewat

Menjalani hubungan jarak jauh tentu bukan cita-cita mayoritas pasangan. Kita pasti ingin selalu dekat dengannya baik ketika masih berpacaran maupun setelah menikah. LDR itu berat, tetapi kadang mau tak mau dilakoni karena tuntuan pekerjaan atau keperluan pendidikan.

Gak semua orang sanggup menjalani long distance relationship dalam waktu yang lama. Bisa muncul rasa bosan bahkan cinta padam kalau tujuh tantangan berikut gagal dihadapi dengan baik. Bagikan artikel ini pada pasanganmu biar kalian dapat bersama-sama menjaga diri dari tantangan hubungan jarak jauh.

1. Menjaga kejujuran dan kesetiaan

7 Tantangan Jalani Hubungan Jarak Jauh, Disiksa Kangenilustrasi hubungan jarak jauh (pexels.com/RDNE Stock project)

Sesering apa pun kita berkomunikasi dengan pasangan, sesungguhnya kita tidak tahu dia jujur atau berbohong. Jarak yang begitu jauh membuat kita gak mungkin memeriksa setiap perkataannya. Demikian pula kita dapat mulai melakukan kebohongan kecil hingga berlanjut makin serius hanya karena pasangan tak mungkin tahu.

Perihal kejujuran yang mulai goyah ini sangat berpengaruh pada kesetiaan kita pada pasangan dan sebaliknya. Bahkan jika kita melakukan panggilan video dengan pasangan, bisa saja ia sedang bersama lawan jenis. Hanya sosoknya sengaja dihindarkan dari kamera.

Seberapa jujur dan setianya kita atau pasangan cuma diketahui oleh diri sendiri. Harus ada rasa tanggung jawab yang besar pada hubungan sehingga baik kita maupun pasangan tak memanfaatkan kesempatan untuk menebar dusta serta berbuat tidak setia. Pasangan yang LDR mesti mampu menjadi pengawas bagi diri sendiri.

2. Cari waktu buat bertemu saat sibuk-sibuknya

7 Tantangan Jalani Hubungan Jarak Jauh, Disiksa Kangenilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Makin jauh jarak yang memisahkan kita dengan pasangan, makin besar tantangannya. Bertemu menjadi kian sulit karena waktu tempuh yang lama. Kalau kita atau pasangan tidak sedang libur panjang, barangkali tak memungkinkan untuk berjumpa secara langsung.

Hubungan jarak jauh yang masih dapat bertemu sekali dalam 1 atau 2 minggu masih tergolong mudah dijalani. Jarak yang cukup dekat bikin libur sehari pun memadai buat perjalanan pergi dan pulang. Akan tetapi, bila jarak yang membentang membuat pertemuan baru memungkinkan setiap beberapa bulan, pasti berat.

Ketika pekerjaan sedang banyak-banyaknya, tak setiap waktu libur bisa digunakan untuk pergi ke luar kota apalagi luar pulau. Jatah libur yang terbatas menjadi makin terasa sedikit karena banyak lembur dan capek yang berlipat-lipat. Berawal dari jarak dan kesibukan, kita rawan bertengkar dengan pasangan.

3. Menahan rindu dalam waktu lama

7 Tantangan Jalani Hubungan Jarak Jauh, Disiksa Kangenilustrasi hubungan jarak jauh (pexels.com/RDNE Stock project)

Kita gak cengeng kalau sampai menangis bahkan sakit karena terlalu merindukan pasangan. Pada suatu titik, tentu semua orang bisa mengalaminya. Ketika pasangan lain berjumpa setiap hari, bercanda, dan saling bercerita; kita mesti menahan rindu.

Komunikasi via telepon gak dapat menggantikan arti kehadiran pasangan di sisi kita. Rasa rindu yang bertumpuk dapat terasa amat menyiksa. Lambat laun, konsentrasi kita dalam bekerja bahkan suasana hati pun akan terganggu. 

Baca Juga: 8 Tips Membangun Hubungan Jarak Jauh yang Kuat dan Romantis

4. Kontrol diri saat meluapkan kangen

7 Tantangan Jalani Hubungan Jarak Jauh, Disiksa Kangenilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)
dm-player

Nah, tiba waktunya berjumpa, pasangan yang belum menikah juga harus ekstra hati-hati. Jangan sampai kita kebablasan dalam melampiaskan rindu sampai terjadi kehamilan di luar nikah. Meski perbuatan itu dilakukan dengan rasa cinta, belum tentu kita dan pacar siap buat menikah dalam waktu dekat.

Ketidaksiapan seperti ini mudah mengarah pada perilaku tidak bertanggung jawab. Cinta seolah-olah menjadi cerita masa lalu. Kini yang ada hanya salah satu pihak ingin melarikan diri dari tanggung jawab menikahi.

Serindu-rindunya kita pada pacar serta sebaliknya, sebaiknya hindari berduaan saja ketika akhirnya berjumpa. Pilih tempat yang ramai atau ajak dia ke rumah saat ada orangtua dan anggota keluarga yang lain. Walau terasa kurang asyik, strategi ini mencegah kita dan pacar berbuat terlalu jauh.

5. Sendirian ketika butuh penguatan

7 Tantangan Jalani Hubungan Jarak Jauh, Disiksa Kangenilustrasi bersedih (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika kita sedang ada masalah yang cukup berat, kehadiran pasangan pasti amat dinantikan. Sayangnya, tempat tinggal dan kerja yang berjauhan membuatnya gak bisa mendampingi kita secara langsung. Meski kita dapat menceritakan persoalannya, rasanya tidak selega seandainya langsung bertemu.

Sementara itu, dalam keseharian kita mungkin ada sosok lawan jenis yang perhatian. Keberadaannya di dekat kita menjadi terasa lebih nyata dan membantu ketimbang pasangan yang jauh. Benih cinta terlarang pun dapat tumbuh subur.

Hal yang sama juga bisa dialami pasangan. Kebutuhan akan dukungan lebih mudah terpenuhi oleh orang yang secara fisik ada di dekat kita. Apalagi bila pasangan tipe yang sukar dihubungi, pasti kita makin bergantung pada support orang lain.

6. Merawat rasa dan komitmen masa depan

7 Tantangan Jalani Hubungan Jarak Jauh, Disiksa Kangenilustrasi hubungan jarak jauh (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Membangun keintiman dari jarak jauh di antara pasangan yang belum menikah memang sulit. Jika kita telah menikah, ikatannya sudah jelas sehingga kesadaran bahwa kita telah memiliki suami atau istri lebih kuat. Sementara itu, hubungan sebatas berpacaran mudah renggang setelah terpisah sekian lama.

Seiring waktu, perasaan kita pada pacar dan sebaliknya berubah. Dari cinta layaknya sepasang kekasih menjadi seperti teman saja. Bila telah begini, kita tentu ragu hendak meneruskan hubungan sampai ke pelaminan.

Bahkan meski awalnya kita atau pasangan merantau demi mengumpulkan modal buat nikah, jarak dan waktu bisa bikin tekad kita goyah. Oleh sebab itu, LDR ketika berpacaran sebaiknya gak lama-lama. Segera menikah lebih baik buat menguatkan ikatan. 

7. Gak ada partner mengasuh anak

7 Tantangan Jalani Hubungan Jarak Jauh, Disiksa Kangenilustrasi hubungan jarak jauh (pexels.com/RDNE Stock project)

Bagi kita yang telah memiliki momongan, pengasuhan menjadi masalah yang krusial. Tidak mudah buat kita mengasuh anak sendirian, tanpa bantuan pasangan. Kita bingung, stres, dan capek seorang diri.

Bahkan keberadaan pengasuh atau ART tidak sama dengan kehadiran pasangan dalam pengasuhan anak. Ketika anak sedang rewel-rewelnya, kita mungkin akan sangat kesal dan sedih. Pernikahan terasa menjebak karena cuma kita yang mesti direpotkan oleh urusan anak, sedangkan pasangan yang jauh dapat hidup lebih bebas.

Anak yang terlalu lama berjauhan dengan salah satu orangtuanya juga bisa merasa asing ketika berjumpa. Terlebih bila ayah atau ibu yang merantau kurang pandai dalam merebut hatinya. Bisa-bisa anak selamanya hanya dekat dengan orangtua yang mengasuhnya setiap hari.

Bila mampu memilih, semua pasangan suami istri niscaya ingin tinggal serumah atau satu kota buat yang masih berpacaran. Namun jika tantangan hubungan jarak jauh tak terelakkan, terus upayakan supaya kita dapat ikut pasangan atau pasangan yang ikut kita. LDR gak bisa selamanya dilakukan karena mengurangi kebahagiaan kita, pasangan, serta anak.

Baca Juga: 5 Tantangan Pernikahan Jarak Jauh, Yakin Bisa?

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya