7 Alasan Jangan Judgemental tentang Pesta Pernikahan Orang Lain

Hindari mengubah kebahagiaan menjadi gosip

Rencana pernikahan siapa pun seharusnya membuatmu ikut gembira. Dua orang yang saling mencintai akan segera meresmikan hubungannya dan membuka lembaran baru dalam kehidupan mereka. Jika kamu diundang ke pestanya, tugasmu hanya datang dan memberikan doa-doa terbaik buat mereka berdua.

Bukan malah dirimu mengembangkan berbagai pikiran semaunya sendiri setelah melihat konsep pernikahannya. Alih-alih menikmati rangkaian acara dan semata-mata ikut senang atas kebahagiaan kedua mempelai, dirimu justru sibuk menilai dan menghakimi. Kamu mengambil berbagai kesimpulan berdasarkan apa yang terlihat.

Bahkan dirimu membicarakannya dengan tamu undangan yang lain atau masih saja membahasnya selepas hari resepsi berlalu. Isi pembicaraanmu pun kurang menyenangkan karena dipenuhi prasangka terhadap pengantin serta keluarganya. Gak usah bersikap judgemental pada model pesta seperti apa pun karena tujuh alasan berikut.

1. Cuma syukuran sederhana tak berarti ingin menutupi sesuatu

7 Alasan Jangan Judgemental tentang Pesta Pernikahan Orang Lainilustrasi pernikahan (pexels.com/Sultan Basmallah)

Sebagian masyarakat masih suka mempertanyakan kenapa pernikahan tidak dirayakan dengan pesta besar-besaran? Model syukuran saja di rumah atau sekadar membagikan nasi kotak dan kue ke rumah-rumah tetangga dianggap aneh. Seakan-akan pengantin serta keluarganya sedang menyembunyikan sesuatu yang memalukan.

Dugaan yang umum timbul adalah pengantin perempuan sudah dalam keadaan hamil, pernikahan siri, atau salah satu dari mempelai berstatus pasangan orang. Pemikiran buruk seperti ini tentu dapat menjadi fitnah bagi pasangan pengantin tersebut.

Padahal memang tidak ada keharusan pernikahan dibuat pesta sekian hari sekian malam. Terserah keputusan kedua keluarga saja terpenting perkawinannya sah secara agama dan hukum.

2. Juga bukan artinya kedua pengantin dalam keterbatasan finansial

7 Alasan Jangan Judgemental tentang Pesta Pernikahan Orang Lainilustrasi pernikahan (pexels.com/Lưu Đức Anh)

Pesta pernikahan yang lebih sederhana juga kerap dihubungkan dengan keterbatasan finansial keluarga kedua mempelai. Memang masalah ekonomi juga dapat menyebabkan mereka tidak bisa membuat pesta yang lebih mewah. Akan tetapi, ada kalanya kesederhanaan pesta merupakan keinginan sadar kedua pengantin.

Mereka mungkin lebih mementingkan pada kesakralan acaranya. Lebih sedikit orang dinilai akan menciptakan suasana yang lebih khidmat dibandingkan ratusan bahkan ribuan orang tumpah di satu tempat.

Bisa jadi alasan mereka ialah karena orangtua sudah gak lengkap sehingga acara yang sederhana dirasa lebih tepat. Selain ada kebahagiaan di hari itu, juga ada kesedihan lantaran ayah atau ibu tak bisa menyaksikannya.

Baca Juga: 5 Aktivitas Seru untuk Dimasukkan ke dalam Pesta Pernikahan

3. Mengundang banyak tamu juga jangan dimaknai demi cuan gede

7 Alasan Jangan Judgemental tentang Pesta Pernikahan Orang Lainilustrasi pernikahan (pexels.com/Jonathan Borba)

Kalau pesta pernikahan yang seadanya sering dipandang negatif, pesta yang lebih besar juga tak selalu dikagumi. Kadang pesta besar-besaran malah dicurigai. Selain tentang sumber dananya, juga kemungkinan kedua keluarga sengaja memakai strategi ini untuk memperoleh sebanyak mungkin sumbangan.

Walaupun mereka mesti menjamu lebih banyak orang, urusan konsumsi masih dapat disiasati. Biaya sepasang suami istri bersantap di resepsi diperkirakan lebih kecil dari sumbangan mereka sehingga pengantin bakal balik modal. Bahkan bisa untung besar kalau tamu yang diundang diseleksi berdasarkan pangkat dan kekayaannya.

Boleh jadi ada orang yang berpikiran seperti itu ketika merencanakan pesta pernikahan akbar. Tapi lebih mungkin banyaknya tamu undangan disebabkan oleh kenalan mereka memang ada di mana-mana. Apabila baik kedua pengantin maupun orangtua mereka memiliki karier yang bagus, biasanya relasinya juga luas. Mereka merasa tidak enak bila tak mengundang semuanya.

4. Pesta kecil tidak bermakna dua keluarga pengantin kurang merestui

7 Alasan Jangan Judgemental tentang Pesta Pernikahan Orang Lainilustrasi pernikahan (pexels.com/Huynh Van)

Masalah restu dari orangtua masing-masing juga hendaknya jangan disangkutpautkan dengan besar atau kecilnya suatu pesta pernikahan. Jarang ada orang yang berani menikah tanpa restu kedua orangtuanya. Jika proses memperoleh restu masih alot, biasanya hubungan belum diresmikan.

Kamu bisa melihat kehadiran serta ekspresi dari orangtua kedua mempelai. Selama mereka hadir di pesta tersebut, maknanya restu sudah diberikan. Atau, dapat pula salah satu orangtua gak datang karena sakit dan dalam perawatan intensif.

Pernikahan tetap dilangsungkan atas permintaan orangtua yang sakit sehingga pestanya pun dibuat secukupnya saja. Sekadar agar orang-orang tahu bahwa mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.

5. Besar kecilnya pesta bukan penentu kelanggengan

7 Alasan Jangan Judgemental tentang Pesta Pernikahan Orang Lainilustrasi pernikahan (pexels.com/mohd hasan)

Untuk apa buang-buang energi buat menghakimi pesta pernikahan orang? Kamu tidak bisa meramalkan apa pun terkait masa depan rumah tangga mereka hanya dari besar atau kecilnya pesta. Terpenting bagi pasangan pengantin tersebut adalah fokus menatap masa depan begitu pesta selesai.

Sementara itu, tugasmu sebagai tamu undangan cuma ikut merayakan kebahagiaan mereka. Harapkan segala yang baik-baik saja untuk pasangan tersebut terlepas dari kemeriahan atau kesederhanaan pestanya. Baik pengantin yang pesta pernikahannya digelar besar-besaran maupun hanya syukuran ala kadarnya sama-sama berhak didoakan dengan tulus oleh tamu undangan.

6. Agar kamu terhindar dari keharusan mengikuti model pesta tertentu

7 Alasan Jangan Judgemental tentang Pesta Pernikahan Orang Lainilustrasi pernikahan (pexels.com/SAN Wedding)

Kalau kamu senang menghakimi pesta pernikahan orang lain, tanpa sadar dirimu sedang membentuk pola pikir terkait pestamu sendiri kelak. Misalnya, kamu menganggap pesta yang sederhana gak pantas buat merayakan perkawinan yang hanya sekali seumur hidup. Suatu saat nanti dirimu hendak menikah, beban mental dan finansialmu menjadi amat berat.

Meski pasanganmu tak keberatan dengan pesta sederhana, kamu mewajibkan diri untuk menggelar pesta semegah mungkin. Bahkan dirimu sampai nekat berutang ke sana kemari demi pesta sehari semalam. Apa yang dikatakan olehmu terkait pesta orang lain akhirnya seperti tantangan ketika kamu sendiri melepas masa lajang.

Kalaupun saat dirimu menghakimi pesta pernikahan orang sudah berumah tangga, akibat negatifnya tetap ada. Ketika kamu dimintai pendapat untuk rencana pernikahan adik misalnya, standar pestamu tinggi sekali. Bila adikmu gak mau atau tidak bisa mengadakan pesta sebesar kemauanmu, dia dan pasangannya juga menjadi korban dari sikapmu yang judgemental.

7. Bila didengar pengantin dan keluarganya bikin gak nyaman

7 Alasan Jangan Judgemental tentang Pesta Pernikahan Orang Lainilustrasi pernikahan (pexels.com/Muhamad Faizal Awal)

Jika kamu suka sekali menghakimi apa pun, kecerewetanmu sudah diketahui banyak orang. Pasalnya, dirimu gak betah diam saja ketika berada di situasi apa pun. Seperti ketika kamu menjadi tamu undangan di sebuah pesta, lagakmu telah menyerupai ahli di bidang perencanaan pesta pernikahan. 

Dirimu mencela pesta tersebut di depan tamu-tamu lainnya. Padahal mengingat status kalian sama-sama tamu, jelas kalian saling mengenal dengan pengantinnya. Sangat mungkin apa yang dikatakan olehmu bakal sampai juga ke telinga pasangan yang seharusnya sedang berbahagia itu. Namun gara-gara komentarmu, kebahagiaan mereka bisa berkurang drastis.

Sebagai orang yang diundang, bukan kapasitasmu untuk memikirkan pesta pernikahan siapa pun. Setiap hal dalam pesta tersebut merupakan hak penuh pengantin serta keluarganya.

Sudah bagus mereka masih mengundangmu yang berarti mengakui keberadaanmu di lingkaran pertemanannya. Datang dan pulanglah dari pesta itu tanpa berpikir atau berkomentar macam-macam.

Baca Juga: 5 Kiat Menyiapkan Tabungan Pernikahan Bersama Pasangan

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya