5 Tanda Love Bombing dalam Hubungan, Romantis tapi Bikin Risi
ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam hubungan, pasti kita semua ingin selalu diperhatikan dan dicinta. Secara tidak langsung, ini mevalidasi perasaannya padamu. Awalnya, memang terlihat sweet dan romantis, seolah kalian berdua memang ditakdirkan untuk bersama.
Tapi lambat laun, tindakannya padamu mulai lebih intens. Ia selalu memberimu barang mahal, sering menghubungi bahkan menuntut untuk dihubungi olehmu setiap saat. Hati-hati, bisa jadi ia sedang melakukan love bombing, yakni sengaja memberi cinta dan perhatian berlebih dengan tujuan implisit memanipulasi hubungan. Agar kamu lebih waspada, simak lima tanda love bombing di bawah.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Love Bombing, Bebas Jeratan Si Manipulatif
1. Sering memberimu hadiah mewah tanpa sebab
ilustrasi pasangan (pexels.com/Katerina Holmes)Bukannya salah memberi hadiah pada orang yang dicinta. Tapi orang yang memang bertujuan untuk love bombing pasti selalu menyikapi segala sesuatu secara berlebihan. Dari memberikan hadiah yang mahal sampai barang-barang yang sebetulnya tidak kamu butuhkan. Padahal, tidak ada event spesial yang patut dirayakan.
Apalagi, ketika ia sudah membawa-bawa effort-nya demi memberikanmu hadiah itu, atau harga dari hadiah itu sendiri dengan tujuan agar kamu menerima. Ini bisa menjadi cara manipulatif mereka untuk membuatmu selalu merasa “berhutang budi”. Hati-hati, fellows. Yang terlihat tulus dari luar belum tentu benar-benar tulus.
2. Doi sering spam chat sampai membuat risi
ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)Awalnya terlihat romantis, dia selalu ada dan fast response saat kamu mengirim pesan. Namun, kian lama, pesannya semakin membuat risi. Dia menuntut kamu juga hadir untuknya 24/7, sama seperti ia pun hadir untukmu 24/7. Padahal, kamu pun punya kesibukan lain. Tapi, ia tidak peduli.
Saat pesan darinya mulai membuatmu merasa overwhelming, bisa jadi ini red flag. Kamu jadi tidak bisa menikmati waktu dengan orang lain karena merasa harus selalu ada untuknya.
3. Sikapnya terus berubah-ubah padamu
Editor’s picks
ilustrasi percakapan (pexels.com/Alex Green)Satu hari doi bisa jadi orang paling romantis dan peduli padamu, selalu mendukungmu untuk maju, tapi hari berikutnya dia bisa mengritikmu dengan kata-kata pedas. Orang yang berniat love bombing bisa mengendus kepercayaan diri yang rendah.
Ia sengaja memanfaatkan itu untuk keuntungannya pribadi, yakni membuatmu tunduk di bawah kendalinya. Dan tentu saja, ia masih melakukan ini secara intens, yang membuatmu bukan hanya merasa risi dan tak nyaman, tetapi juga khawatir dan takut.
Baca Juga: 5 Cara agar Tetap Elegan Ketika Jatuh Cinta, Gak Bikin Risi!
4. Terus meminta waktu dan atensimu secara berlebih
ilustrasi pasangan bercakap-cakap (pexels.com/RDNE Stock project)Seorang love bomber secara sengaja menuntutmu untuk memberinya waktu berlebih. Ia tidak peduli dengan kesibukanmu, hobimu, atau orang-orang di sekitarmu, yang terpenting adalah kamu tetap menghabiskan waktu dengannya.
Ia bahkan tidak segan marah saat kamu membuat janji dengan teman atau keluargamu. Ini sudah menunjukkan bahwa hubungan kalian memasuki ranah yang tak sehat.
5. Defensif ketika kamu membangun jarak
ilustrasi orang berargumen (pexels.com/Diva Plavalaguna)Seorang love bomber adalah orang yang anti-kritik. Tahu yang ia lakukan bisa membuatmu merasa tak nyaman, tapi justru itulah tujuannya. Ia ingin memiliki kendali atasmu dan hubungan ini.
Ketika kamu mencoba untuk mengomunikasikan masalah dengannya, ia pasti akan bersikap defensif dan balik menyalahkanmu. Kamu jadi enggan membawa-bawa masalah di hadapannya. Ternyata, sikap romantis bukanlah segalanya. Justru kita harus jeli dan kritis, apakah dia melakukan itu dengan tulus atau justru ada motif lain di baliknya?
Baca Juga: Love Bombing: Ciri-ciri, Tujuan, dan Bahayanya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
