TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Perasaan saat Mengenang Masa Penuh Perjuangan Bersama Pasangan

Bersyukur mampu melaluinya bareng-bareng

ilustrasi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Ada pasangan suami istri yang memulai kehidupan rumah tangganya dengan kemapanan finansial. Rumah dan kendaraan sudah ada. Kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi dengan baik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait materi. Tapi banyak pula pasutri muda melalui masa-masa perjuangan yang cukup keras.

Seperti kamu dan pasangan sudah bekerja, tetapi gaji sama-sama masih kecil. Kemudian kalian kesulitan mencari tempat tinggal yang ideal, tetapi tetap sesuai bujet. Akhirnya, kalian pasrah menghuni rumah atau kos-kosan yang kurang layak untuk ukuran keluarga. Bahkan mungkin kalian beberapa kali makan sepiring berdua bukan biar romantis, melainkan semata-mata akibat keterbatasan uang.

Gak apa-apa kalian pernah mengalaminya. Toh, sekarang kehidupan kalian sudah jauh lebih baik. Kini ketika kalian mengenang kembali masa-masa penuh perjuangan itu, enam hal ini pasti akan dirasakan. Lengkap ada sedih dan senangnya. 

1. Lega dan bersyukur dapat melaluinya dengan baik

ilustrasi pasangan (pexels.com/Federico Abis)

Ketika dahulu kalian masih berjuang mengatasi beragam kesulitan mungkin sampai gak bisa membayangkan masa depan. Kamu dan pasangan cuma fokus menjalani hari demi hari. Soal esok apalagi beberapa tahun dari sekarang terserah takdir saja. Yang kalian tahu hanya terus berjuang bersama untuk bertahan hidup.

Masa sulit itu bisa sebentar atau cukup panjang. Banyak pasangan suami istri belum stabil secara finansial sampai 5 tahun pernikahan. Apalagi bila kalian cepat mendapatkan momongan. Bahkan dalam 5 tahun itu kalian telah dikaruniai dua anak. Perjuangannya tentu makin tidak mudah.

Barangkali untuk membayar biaya persalinan saja butuh kerja ekstra atau meminjam uang dari saudara. Kini masa sulit perlahan-lahan menjadi kian mudah dilalui. Bahkan tanpa terasa kalian sudah mengalami perubahan ekonomi yang amat besar, dari kekurangan menjadi berlebih. Keadaan yang pastinya membuat kalian lega dan wajib disyukuri.

2. Tambah cinta pada pasangan yang setia dan suportif

ilustrasi pasangan (pexels.com/Blue Bird)

Tahun-tahun penuh perjuangan di awal pernikahan menjadi ujian besar untuk kesetiaan kalian satu sama lain. Kamu beruntung punya pasangan yang tidak meninggalkanmu dalam situasi ekonomi serba sulit. Sebab, tidak sedikit pasangan yang tak mampu bertahan dan memilih berpisah. Namun, pasanganmu bukan hanya bertahan di sisimu, melainkan selalu memberikan dukungan penuh melalui beragam cara.

Selain kata-kata yang menyejukkan hati dan memberimu semangat, dia juga membantumu bekerja keras. Tujuan kalian sama, yaitu mencapai kondisi ekonomi yang lebih baik. Dia menjadi sumber kekuatanmu, seperti halnya dirimu baginya. Sampai hari ini kamu tak mampu membayangkan seandainya pasanganmu bukan dirinya.

Belum tentu rumah tanggamu bertahan dan kondisi finansialmu membaik. Melihat kesetiaan dan dukungan dari pasangan, rasa cintamu padanya bertambah besar. Jangan pernah menyia-nyiakannya, ya.

Baca Juga: 7 Cara Menikmati Me Time dengan Pasangan agar Tidak Mudah Bosan

3. Ada rasa bersalah gak bisa lebih membahagiakan pasangan saat itu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Екатерина Мясоед)

Meski kamu amat bersyukur telah diangkat dari kondisi ekonomi yang lemah, tetap ada rasa sedih juga. Kesedihan ini disebabkan oleh perasaan bersalahmu pada pasangan.

Dirimu membayangkan seandainya sejak awal pernikahan mampu benar-benar membahagiakan orang yang dicintai. Namun, saat itu keinginan-keinginannya yang sederhana pun sulit untuk kamu penuhi.

Dia gak bisa sebahagia teman-temannya yang begitu menikah seperti dimanjakan oleh pasangan masing-masing. Padahal, ketika itu kalian jelas lebih muda daripada sekarang. Kesempatan yang bagus untuk bersenang-senang berdua.

Namun, apa boleh buat? Kemapanan baru tercapai secara bertahap ketika usia kalian kian bertambah dan beberapa anak telah terlahir. Jangan larut dalam kesedihan. Kamu masih dapat menebus perasaan bersalah itu dengan sekarang lebih membahagiakannya hingga seumur hidupmu.

4. Merasa menang atas orang-orang yang dulu menghina

ilustrasi pasangan (pexels.com/Eduardo Barrientos)

Semua orang yang sedang berada di titik terendah hidupnya pasti pernah dihina. Begitu pula kalian sebagai pasangan suami istri. Apalagi ketika kalian berhadapan dengan orang-orang yang gak pernah merasakan kerasnya hidup di awal pernikahan.

Sedikit banyak mereka pasti menyalahkan keputusan kalian menikah saat pendapatan belum mencapai angka tertentu. Nominal yang menurut mereka baru layak untuk membiayai berbagai kebutuhan rumah tangga. Bisa juga bahkan ada orang yang sampai meramalkan pernikahan kalian bubar gara-gara masalah keuangan.

Itu jahat sekali, tetapi sekarang kalian gak down lagi. Masa penuh perjuangan tinggal menjadi kenangan. Dirimu dan pasangan telah berhasil membuktikan kemampuan kalian mengubah nasib sekaligus mempertahankan perkawinan. Meski ini bukan perlombaan, kalian merasa menang melawan segala ejekan yang dulu terasa meruntuhkan mental.

5. Gak ingin kesulitan yang sama terulang kembali

ilustrasi pasangan (pexels.com/iam luisao)

Semua orang yang pernah mengalami masa sulit pasti berjuang lebih keras agar pengalaman serupa tidak terulang kembali. Cukup sekali saja dalam hidup mereka. Demikian pula dirimu dan pasangan yang terus berdoa dan berusaha untuk memastikan kehidupan kalian bergerak maju. Bukan mundur lagi ke beberapa tahun silam.

Terlebih sekarang sudah ada anak-anak. Kalian tidak sanggup membayangkan mereka merasakan kesengsaraan seperti yang dahulu dirasakan olehmu dan pasangan. Setiap orangtua ingin anaknya selalu dalam keadaan sejahtera dan tak kekurangan suatu apa pun.

Kalau kamu benar-benar ingin mengantisipasi terulangnya masa sulit yang sama, jangan hanya bekerja keras. Ingat pula untuk selalu mengelola keuanganmu dengan bijaksana. Bukan justru seperti balas dendam dengan hidup semewah mungkin. Hidup kalian masih panjang. Jangan lengah oleh kemudahan hari ini.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya