TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Pengantin Baru Gak Pergi Bulan Madu, Gak Ada Waktunya!

Bukan keharusan dan tak kurangi keromantisan

ilustrasi pasangan bulan madu ke Jepang (pexels.com/Nguyễn Thanh Tùng)

Sehabis menggelar acara pernikahan, sebagian pasangan suami istri biasanya pergi berbulan madu. Rencana dan segala keperluannya bahkan telah disiapkan jauh-jauh hari sehingga mereka tinggal berangkat saja. Untuk pertama kalinya berlibur berdua bersama pasangan tentu akan sangat berkesan.

Namun, tidak semua pengantin baru melakukannya sekalipun sebenarnya menginginkan. Tentu hal tersebut juga tak salah, mengingat bulan madu bukan kewajiban. Itu cuma cara untuk menikmati kebersamaan mereka sebagai suami istri di awal pernikahan.

Pasangan yang bisa pergi bulan madu selama beberapa hari patut bersyukur. Namun, suami istri yang tidak dapat melakukannya juga tak perlu bersedih hati. Tetap nikmati status baru sebagai pasangan sehidup semati. Bahkan keputusan buat tidak bulan madu amat tepat, jika situasinya seperti di bawah ini.

1. Harus segera kembali bekerja

ilustrasi pasangan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Sampai pelaksanaan resepsi pernikahan saja, mereka barangkali sudah mengambil cuti selama beberapa hari. Terutama kalau mereka mesti mempersiapkan banyak hal sendiri. Maka mereka tidak dapat lagi meminta tambahan cuti pada atasan setelah acara selesai digelar.

Gak cuma pegawai kantoran yang terbentur dengan keterbatasan cuti atau hari libur. Pasangan freelancer pun gak selalu bisa santai, bila telah ada janji dengan klien terkait pekerjaan yang mesti segera diselesaikan. Terpenting bagi mereka adalah sudah menjadi pasangan yang sah secara agama dan hukum.

Masih banyak kesempatan buat berlibur bersama pasangan di masa-masa mendatang sekalipun bukan lagi pengantin baru. Justru liburan berdua saja, ketika pernikahan telah berjalan beberapa lama akan membuat hubungan selalu hangat. Sekarang mereka mesti mengembalikan fokus ke pekerjaan dulu dan mengumpulkan uang lagi.

Baca Juga: 5 Hal yang Dapat Mengacaukan Momen Bulan Madu, Jadi Berantakan!

2. Gak ada bujetnya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Bulan madu ke mana pun memerlukan biaya yang cukup besar. Semua pasangan suami istri tentu menginginkan tempat bulan madu yang indah, bahkan dilengkapi berbagai fasilitas supaya nyaman. Kalau tempatnya gak bagus dan fasilitasnya pas-pasan, nanti malah mereka tidak bisa menikmati suasana.

Padahal, pengeluaran buat persiapan sampai hari pernikahan saja sudah tidak terhitung lagi. Belum ditambah dengan pengeluaran di awal kehidupan mereka sebagai pasangan suami istri. Misalnya, pengeluaran untuk membeli berbagai perlengkapan buat rumah yang akan ditinggali.

Jika kondisi keuangan tidak terlalu longgar, sebaiknya bulan madu memang gak dijadikan prioritas. Jangan sampai pasangan suami istri sudah terbang menuju tempat bulan madu, tapi pikiran masih terbebani dengan urusan dana. Utamakan kehidupan sehari-hari di rumah berjalan stabil, termasuk dari segi finansial dibandingkan bulan madu beberapa hari yang sarat beban pikiran.

3. Bulan madu di rumah juga bisa

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gary Barnes)

Inti dari bulan madu ialah menikmati kebersamaan dalam status yang baru yaitu sebagai pasangan suami istri. Bukan keharusan pergi ke tempat-tempat yang jauh, sehingga pasutri juga bisa melakukannya di rumah saja. Apalagi jika hanya tinggal berdua, mau setiap saat bermesraan pun tak jadi soal.

Mereka dapat sesering mungkin membuat makan malam romantis, berdansa, menyaksikan film-film yang kian menghangatkan malam-malam mereka, dan sebagainya. Justru bulan madu di rumah saja menjadi pilihan yang paling tepat buat menjaga privasi. Mereka tak perlu terganggu dengan kehadiran orang lain dan keharusan menjaga etika.

Dengan bulan madu di rumah saja, selain hemat biaya, mereka juga dapat sambil bekerja seperti pada poin pertama. Semuanya berjalan beriringan, sedangkan secara khusus pergi bulan madu terkadang membuat pasangan suami istri kurang siap buat menjalani kehidupan sehari-hari di rumah. Selepas sepenuhnya bersenang-senang di tempat-tempat yang indah, rumah malah belum tertata dan masih bingung cara berbagi tugas dengan pasangan.

4. Repot pindahan ke rumah pribadi atau kontrakan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Pesta pernikahan yang telah berlangsung dengan baik tidak berarti seluruh kesibukan mereka usai. Sehabis itu, mereka masih harus pindahan. Kalau cuma pindah ke rumah mertua dan ikut tinggal di sana tentu tak terlalu merepotkan.

Tidak banyak barang yang perlu dibawa di satu waktu. Perabot juga sudah lengkap tersedia. Salah satu dari mereka tinggal membawa tas berisi pakaian dan barang-barang pribadi lain kemudian kehidupan baru pun dimulai.

Kesibukan pindah rumah menjadi berlipat-lipat apabila tujuannya ialah rumah pribadi yang baru terbeli atau selesai dibangun. Juga rumah kontrakan yang biasanya disewakan dalam keadaan kosong. Mengepak barang dari rumah orangtua masing-masing saja sudah makan waktu dan tenaga, masih pula menatanya di rumah yang baru.

Baca Juga: 5 Kesalahan yang Harus Dihindari Pengantin Baru saat Bulan Madu

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya