TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perhatikan 6 Hal Ini saat Dekati Gebetan yang Trauma oleh Cinta

Sembuh itu soal waktu, kamu gak perlu memaksa

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Rasa trauma yang diakibatkan oleh masalah cinta banyak penyebabnya, mulai dari pengkhianatan hingga terjadinya kekerasan dalam hubungan percintaan. Ini membuat mereka dapat mengalami trauma dan kesulitan untuk kembali menjalin hubungan asmara.

Jika kebetulan kamu jatuh cinta pada seseorang yang trauma oleh cinta, ada sejumlah hal yang wajib diperhatikan. Pengabaianmu atas salah satunya dapat membuatnya makin jauh dari peluang pulih dari rasa trauma tersebut. Simak, ya.

1. Jangan mendekatinya hanya karena rasa kasihan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Indie Campers Sverige)

Rasa kasihan dan cinta memang dapat beririsan. Namun jangan menyamakan cinta sebagai sebatas rasa iba. Rasa kasihan mendorongmu untuk melakukan sejumlah perbuatan baik guna menolong orang lain.

Akan tetapi, cinta lebih dari cuma menolong. Cinta adalah menautkan hati dan hidupmu dengan hati serta hidup seseorang. Jangan mendangkalkan arti cintamu menjadi sebatas rasa kasihan padanya. Dia gak bakal suka dikasihani begitu.

2. Gak usah terobsesi menjadi penyembuh luka hatinya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Orang bilang, obat bagi luka karena cinta ialah hadirnya cinta yang baru. Namun, apakah orang itu kamu dan kehadiranmu akan seketika melenyapkan rasa traumanya? Tidak demikian cara kerjanya.

Di awal kamu mendekatinya, dia bahkan dapat merasa terancam dan rasa traumanya oleh cinta menguat. Ini membuatnya mengambil sikap yang begitu menjaga jarak dan sukar untuk kamu dekati.

Kalau kamu terobsesi menjadi penyembuh luka hatinya, alih-alih bersikap penuh pengertian, dirimu justru bisa sangat tidak sabar. Kamu barangkali akan menampilkan sikap agresif padanya karena yakin cintamu bakal menyembuhkannya. Di lain pihak, ia justru menjadi ketakutan dan gak nyaman.

Baca Juga: 5 Cara Pulih dari Trauma Pacaran, Perlahan Sembuhkan Hatimu

3. Hindari sikap tergesa-gesa memintanya berkomitmen denganmu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Jep Gambardella)

Sikap tergesa-gesamu akan membuatnya panik. Pengalaman buruknya dalam hubungan asmara yang sebelumnya kembali membayanginya. Bila kamu tak segera menyadari dampak dari desakanmu agar kalian segera berkomitmen, paling-paling ia malah menolakmu.

Baginya, kehilangan seseorang yang konon mencintainya masih jauh lebih baik ketimbang tergesa-gesa membangun komitmen denganmu dan kelak hubungan kalian gak berjalan mulus. Intinya sih, dia cuma berusaha menghindari terulangnya peristiwa buruk dalam kisah asmaranya.

4. Utamakan kenyamanannya dulu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Lauren Brown)

Setelah kamu tahu bahwa seseorang punya rasa trauma yang kuat akibat cinta, dirimu dituntut untuk bersabar dan meningkatkan rasa pengertianmu padanya. Mau tidak mau kamu harus menempatkan kenyamanannya sebagai prioritas.

Sebab jika dia nyaman sama kamu, kemungkinan untuk berlanjutnya hubungan kalian menjadi besar. Meski tentu saja, belum tentu ia bakal nyaman sebagai pasanganmu. Boleh jadi dia lebih suka kamu menjadi sahabatnya saja. Namun, risiko begini memang ada dalam setiap kisah percintaan, kan?

5. Tak perlu ikut campur atas masa lalunya

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro)

Ingat bahwa kamu tidak datang untuk mengubrak-abrik masa lalunya. Kamu ada saat ini dengan harapan dapat membangun masa depan bersamanya. Jadi, fokuslah di situ dan hargai masa lalu yang menjadi miliknya bersama mantan.

Apabila dia dengan sendirinya menceritakan masa lalunya padamu, berarti ia telah mulai nyaman dan percaya sama kamu. Dengarkan dengan baik dan respons ceritanya dengan bijak. Akan tetapi kalau dia belum ingin membeberkannya padamu, kamu sebaiknya gak perlu mengorek-ngoreknya.

Baca Juga: 5 Cara Efektif Menghilangkan Trauma Sakit Hati yang Patut Dicoba

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya