TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Jangan Sebut Jomblo Gak Laku, Manusia Bukan Barang Dagangan!

#IDNTimesLife Kudu tetap respek karena jodoh di tangan Tuhan

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Tessy Agbonome)

Apa pendapatmu tentang orang-orang yang masih betah sendiri? Mereka gak punya pacar apalagi suami atau istri. Padahal, usianya sudah terbilang matang seperti 30 tahun bahkan lebih. Kalau kamu memandang keadaan mereka sebagai sesuatu yang menyedihkan atau buruk, hati-hati. Ucapanmu tentang status jomlonya mungkin menjadi sangat tidak enak buat didengar.

Seperti dengan spontan dirimu menyebut mereka gak laku. Sebagai orang yang mengucapkannya, kamu mungkin merasa enteng saja bilang begitu. Sebutan itu bahkan sudah sering dikatakan juga oleh banyak orang di sekitarmu. Sehingga dirimu berpikir julukan tersebut wajar saja. 

Sebutan telah laku merujuk pada orang yang sudah memiliki pasangan. Sementara itu, tidak laku diperuntukkan bagi mereka yang tak kunjung menikah atau sekadar berpacaran. Kamu harus tahu bahwa sebutan seperti itu sangat tidak pantas ditujukan pada siapa pun. Berhentilah menyebut jomlo dengan gak laku karena mereka pasti tersinggung berat. Di bawah ini lima alasannya dan seharusnya dirimu malu jika mengucapkannya.

1. Mengoyak martabatnya sebagai manusia

ilustrasi empat pria (pexels.com/addy bronzzz)

Setiap manusia mempunyai martabat yang harus dijaga baik oleh diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Sementara itu, sebutan gak laku seharusnya terkait dengan barang dagangan. Kalau barang dagangan sepi pembeli sampai stoknya menumpuk saja di gudang atau etalase hingga berdebu, itulah yang disebut tidak laku.

Namun alih-alih menggunakan kata tersebut dalam konteks yang tepat, kamu malah memakainya buat mengolok-olok orang. Tentu saja jomlo mana pun berhak marah. Mereka disamakan dengan barang dagangan. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan pilihan katamu yang amat buruk itu.

Hormati orang lain seperti dirimu ingin dihormati juga. Jangan menginjak-injak martabat siapa pun dengan sebutan yang tak pantas. Kemuliaan manusia seketika ternoda oleh sebutan gak laku yang kamu tujuan pada teman atau saudara yang jomlo. Junjung tinggi martabat setiap orang apa pun perbedaan yang ada di antara kalian. Beda agama dan suku bangsa saja harus tetap saling respek, apalagi cuma beda status single atau sudah berpasangan.

2. Orang yang telah menikah juga gak suka disebut sudah laku

ilustrasi pasangan (pexels.com/James N)

Kalau jomlo marah saat disebut gak laku, jangan mengira mereka cuma terlalu baper. Sebab orang yang telah menikah pun tidak akan merasa senang seandainya kamu menyebutnya sudah laku. Sama seperti kata gak laku, telah laku seharusnya dipakai dalam kaitannya dengan produk yang diperjualbelikan.

Tidak ada manusia yang menjadi komoditas perdagangan. Oleh sebab itu, sebutan sudah laku yang disematkan pada orang-orang yang telah berpasangan pun sama dengan olok-olok. Apabila mereka dijuluki sudah laku, siapa yang membeli atau dibeli? Kamu bakal terkesan makin menghina pihak yang dianggap telah dibeli oleh pasangannya.

Jika pun kamu sudah menikah dan senang-senang saja bahkan bangga menyebut diri sendiri telah laku, mungkin itu hanya berlaku untukmu. Namun, pada umumnya orang-orang risi dengan sebutan seperti itu. Mau disebut laku atau gak laku, manusia tidak dapat disamakan dengan barang yang bisa dipindahtangankan melalui transaksi jual beli.

Baca Juga: 5 Cara Cepat agar Jomblo Temukan Cinta dengan Mudah, Coba Buka Hati

3. Cara menyebut seperti itu tanda kurangnya wawasan dan empatimu

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Mohammad Yasir)

Bukannya senang ketika kamu bisa menyebut orang lain gak laku, seharusnya dirimu malah malu. Pasalnya, kamu belum memahami dengan baik perbedaan antara manusia dan barang dagangan. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna sedangkan barang tak lebih dari benda mati yang dibuat oleh manusia.

Dirimu menjadi menyamakan saja sebutan untuk keduanya. Wawasan berikutnya yang perlu lebih dipelajari adalah tentang siapa yang menentukan jodoh, rezeki, dan maut setiap manusia. Kalau kamu tahu bahwa ketiganya mutlak ditentukan oleh Tuhan, seharusnya gak ada lagi sebutan yang merendahkan para jomlo.

Hanya karena dirimu lebih cepat menemukan jodoh, bukan berarti kamu sendiri yang merencanakan pertemuan itu dan sejak lahir sudah siapa jodohmu. Sebelum dirimu jatuh cinta padanya, meski kalian sudah bertemu beberapa kali pun belum tentu ada pemikiran bakal berjodoh. Pun empatimu pada orang lain pasti rendah kalau kamu tega memberikan sebutan yang buruk. Dirimu tidak mampu membayangkan menjadi dirinya yang malu, sedih, dan marah karena disebut gak laku.

4. Cukup bilang seseorang lajang atau jomlo karena artinya jelas

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Evoking Ephemerality)

Jangan bilang bahwa kamu menyebut seseorang gak laku karena itulah faktanya. Sebutanmu padanya sama sekali bukan fakta. Itu hanya cap buruk yang coba kamu tempelkan padanya. Realitasnya adalah dia masih sendiri, belum punya pacar atau menikah. Cuma itu dan bukan tentang telah laku atau tidak laku.

Kata jomlo, lajang, atau single sudah menggambarkan statusnya. Semua orang yang berakal sehat pasti mengerti arti ketiga kata di atas. Malah bila dirimu memakai sebutan gak laku, sebagian orang bisa bingung dengan apa yang kamu katakan. Mereka yang tidak terbiasa menggunakan pilihan kata seburuk itu untuk sesama manusia pasti akan mengerutkan kening.

Bahkan mereka bertanya secara langsung padamu mengenai maksudnya. Kamu pun kebingungan bagaimana cara menjelaskannya. Dirimu baru sadar bahwa penjelasanmu nanti akan sangat merendahkan orang lain sekaligus mungkin bikin lawan bicara mencelamu. Kamu bakal didebat dengan keras bahkan disuruh meminta maaf secara langsung pada jomlo yang tadi disebut gak laku.

5. Bisa jadi pilihannya untuk tetap sendiri

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Alexandru Cojanu)

Kesalahan beberapa orang yang telah memiliki pasangan ialah memandang jomlo penuh rasa kasihan. Seakan-akan semua jomlo pasti sudah berusaha mati-matian buat mencari jodoh, tapi belum menemukannya juga. Lajang yang seperti itu memang ada. Akan tetapi, tak sedikit pula orang yang memang belum ingin berpacaran apalagi menikah.

Berapa pun usia mereka tidak menjadi patokan. Ini adalah soal suara hati mereka yang asli. Sekalipun banyak tekanan dari orang-orang di sekitarnya biar segera melepas masa lajang, mereka belum mau. Bukannya mengejek, kamu malah seharusnya mengembangkan sikap penuh respek atas pilihan hidupnya.

Kamu berhak buat mencari pasangan dan menikah. Namun, orang lain juga boleh-boleh saja bila memilih untuk tidak tergesa-gesa bahkan bertekad buat melajang selamanya. Tugasmu bukan mempersoalkan perbedaan di antara kalian dan mengejek orang lain dengan sebutan apa pun. Akan tetapi, sekadar tetap menghormati privasinya. 

Kalaupun kamu tidak pernah menyebut teman yang jomlo sebagai gak laku, jangan ragu buat menegur siapa pun yang mengatakannya. Jangan malah kamu ikut tertawa atau senyum-senyum. Ciptakan kebiasaan baru di lingkungan pergaulanmu untuk saling menghormati termasuk terkait status masing-masing.

Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Merasa Gak Harus Menikah, Gak Takut Jadi Jomblo?

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya